Saturday 28 January 2012

HIDUP MEMANG BUTUH PENGORBANAN



 Oleh : admin www.ashabul-muslimin.xyz

Ada pepatah “cinta butuh pengorbanan, tak ada pengorbanan cintapun luntur”. Mungkin karena “cinta” kita kepada sesuatu / seseorang entah itu anak dan istri atau yang lainnyamembuat kita berkorban tanpa pamrih, misalnya kerja siang malam tidak mengenal kelelahan yang penting anak dan istri kenyang, kita habiskan biaya berjuta-juta untuk menyekolahkan anak supaya jadi pengusaha sukses dsb. Namun bagaimana dengan cinta kita dan pengorbanan kita kepada Islam, apakah malah terabaikan sama sekali karena terlalu sibuk dengan urusan duniawinya?. Jika kita berpikir kedepan justru yang akan menyelamatkan kita baik didunia maupun kehidupan akhirat adalah seberapa besar kepedulian dan pengorbanan kita kepada agama. Sungguh dunia ini telah membuat banyak orag tertipu, berlomba-lomba mencari harta dan jabatan akan tetapi akhirat lalai. Anak kita, istri kita, keluarga kita, teman apalagi cuman pacar lalu harta, pangkat dan jabatan tak akan menolong kita sedikitpun nanti sesudah datang hari pembalasan kecuali jika kita gunakan untuk berkorban demi agama demi kemaslahatan umat islam demi kedamaian dibawah naungan Allah SWT. Dan benar-benar merugilah orang yang sibuk mengejar dunia tapi hanya untuk menumpuk-numpuk harta dan berbangga-bangga dengan kekayaan dan jabatan mereka karena pada hari kiamat nanti justru akan jadi api yang membakarnya.

Jika kita perhatikan masyarakat dewasa ini sungguh sangat berbeda dengan masyarkat islam jaman dahulu. Dijaman ini orang berlomba-lomba mencari harta tapi terhadap agamanya masa bodoh tidak peduli dengan umat islam yang lain aliasnya penyakit berbahaya yaitu egoisme dan individualisme sudah berkarat dihati masyarakat muslim sekarang ini, inilah yang menyebabkan keterpurukan umat islam dewasa ini. Dimana-mana kemiskinan umat Islam dan penderitaan umat islam terkadang tidak membuat kita yang kaya harta tergerak untuk menolong mereka meski hanya sesuap nasi, mungkinkah hati kita yang terlalu keras karena terlalu tersibukan oleh pekerjaan duniawi sehingga melalaikan kehidupan abadi. Jika kita ambil kisah teladan dari masa lalu. Dahulu ada seorang sahabat bernama Abdullah Ibnu Umar. Di usianya yang menginjak 13 tahun, sudah ingin ikut berjihad bersama Rasulullah saw. Beliau bersama sahabatnya yang bernama al-Barra’ ngotot ingin berperang bersama pasukan Rasulullah saw. dalam perang Badar. Namun oleh Rasulullah saw. ditolak karena masih kecil. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak. Hanya al-Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasulullah saw. memasukkannya ke dalam pasukan kaum muslimin yang akan memerangi kaum musyrikin. Subhanallah!

Kita butuh latihan untuk menjadi seorang Abdullah bin Umar. Pertama yang perlu kita lakukan adalah berlatih untuk mengendalikan nafsu. Nafsu inilah yang selalu membuat kita egois. Berpikir kepentingan sendiri. Selama kita egois, maka kita akan susah untuk berkorban. Hawa nafsu hampir selalu sukses menggoda manusia yang lemah iman. Menyeret mereka ke dalam ruang maksiat karena tidak mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. Benarlah firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS al-Qashash [28]: 50)

Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jaatsiyah [45]: 23)

BERLATIHLAH MEMPUNYAI SIFAT KEPEDULIAN

 
Memang sifat peduli sangat jarang kita jumpai dalam masyarakat dewasa ini, padahal tanpa sifat ini  tak mungkin akan menemukan kedamaian yang sejati. kita butuh banyak belajar, diantara yang perlu diperhatikan untuk membuat kita mempunyai sifat peduli adalah :

A.    Pertama, Latihlah Hawa nafsu,
Hawa nafsu / syahwat  adalah bagian yang perlu dikelola dengan benar. Memang, kita harus menyadari juga bahwa hawa nafsu tidak bisa dimatikan. Hawa nafsu hanya bisa diredam atau dikendalikan. Tentu saja, diredam atau dikendalikan dengan ajaran Islam. Bukan yang lain. Karena hanya Allah Swt. yang tahu betul karakter manusia. Itu sebabnya, permintaan Allah Swt. kepada manusia agar manusia taat kepadaNya, justru untuk keselamatan manusia itu sendiri. Untuk bisa meredam nafsu, tentu saja diperlukan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menurut hawa nafsu sangat enak dan nikmat jika dilakukan.

B.   Kedua, Mencoba berkorban dari yang kecil.

 
Segala yang besar dimulai dari yang kecil. Cobalah untuk berkorabn sedikit demi sedikit. Berkorban tenaga, waktu dan kesempatan untuk Islam. Kemudian meningkat dengan berkorban harta. Karena diri kita ini perlu untuk dididik. Apalagi jiwa yang kita miliki, biasanya akan cenderung kepada nafsu. Maka harus selalu dijaga dan diarahkan menuju kepada kebaikan.

C.   Ketiga, Ingatlah Allah, kematian dan hari akhir 

Mengingat Allah dan mengingat bahwa hidup ini akan berakhir tidak selamanya kita tersibukan oleh pekerjaan dunia akan membuat kita lebih semangat untuk beramal dan ikhlas berkorban / menolong kepada sesama muslim. Kita harus menyadari bahwa ajal tidak pandang bulu dalam menjemput kita dan tidak menentu kapan waktunya bisa nanti atau besok atau besoknya lagi yang pasti hanya Allah Yang Mengetahui, jika kita menunda-nunda amal dengan alasan kita masih sehat bugar umur masih panjang sungguh kita termasuk orang yang tertipu setan. Ingatlah harta, pangkat, jabatan tidak kita bawa tak sedikitpun menemani kita dialam kubur kecuali jika digunakan untuk beramal dijalan-Nya.

Terlibatlah dalam urusan kaum muslimin. Ringankanlah beban mereka. Cobalah untuk melakukan sesuatu dimana kamu sangat bermanfaat di bidang itu. Jangan sungkan, jangan ragu atau malu. Inilah saatnya, Islam menunggu kiprah besar darimu. 


Wallahu 'alam

Berbagai sumber dan penulisan

2 comments:

  1. indah sekali kawan, saya tersentak ditengah tulisan posting tersebut, salam kenal

    ReplyDelete
  2. salam kenal juga..memang sesama umat islam saling menasehati itu pokok ajaran agama

    ReplyDelete

Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih