Friday 10 February 2012

Hubungan Pendidikan dengan Islam

http://izaskia.files.wordpress.com/2010/10/pondok-pesantren.jpg

(Guru PAI SMP IT Binaaul Ummah Tambun Selatan)

Pengertian pendidikan menurut istilah adalah suatu usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak mempunyai sifat-sifat dan tabi’at sesuai cita-cita pendidikan.

Sedangkan agama menurut Ensiklopedia Indonesia diuraikan sebagai berikut: “Agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya yang suci: manusia itu insaf, bahwa ada sesuatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Sehingga dengan demikian manusia mengikuti norma-norma yang ada dalam agama, baik tata aturan kehidupan maupun tata aturan agama itu sendiri. Sehingga dengan adanya agama kehidupan manusia menjadi teratur, tentram dan bermakna. Sedangkan agama (wahyu) adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para rasulNya, kepada kitab-kitabNya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia.

Dari beberapa pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa” pendidikan agama” adalah suatu usaha yang ditunjukkan kepada anak didik yang sedang tumbuh agar mereka mampu menimbulkan sikap dan budi pekerti yang baik serta dapat memelihara perkembangan jasmani dan rohani secara seimbang dimasa sekarang dan mendatang sesuai dengan aturan agama.

Akhlak, Moral dan Etika Pendidikan

Bila berbicara mengenai moral, maka tidak akan terlepas dari tingkah laku manusia, dan bila berbicara tentang tingkah laku, maka erat hubungannya dengan bagaimana pendidikan yang telah didapatkan oleh seorang anak di rumah atau di sekolah. Oleh karena itu usaha yang harus ditempuh untuk menjadikan anak sebagai manusia yang baik dalam lingkungan pendidikan adalah penyampaian pendidikan moral (akhlak), karena akhlak merupakan pencerminan tingkah laku manusia dalam kehidupannya. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan ketiga term di atas, yaitu: Akhlak, moral dan etika.

Secara etimologi kata akhlak adalah bentuk jama dari kata “khuluk”, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, sedangkan menurut Ahmad Amin akhlak itu adalah kebiasaan kehendak. Secara terminologi akhlak itu berarti “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah serta tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Ada pula yang mengartikan akhlak dengan “Keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan perbuatan tanpa berfikir dan melalui pertimbangan lebih dahulu”.

Dari dua pengertian di atas tampak bahwa tidak ada yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara keduanya. Dalam masyarakat barat kata “akhlak” sering diidentikkan dengan “etika”, walaupun pengidentikan ini tidak sepenuhnya benar, maka mereka yang mengidentikkan akhlak dengan etika mengatakan bahwa “etika” adalah penyelidikan tentang sifat dan tingkah laku lahiriah manusia. Sedangkan akhlak menurut M. Quraish Shihab lebih luas maknanya dari etika serta mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriyah, misalnya yang berkaitan dengan sikap bathin maupun pikiran.

Terlepas dari semua pengertian di atas, kata akhlak dalam penggunaannya sering disamakan dengan kata “moral” dan “etika”. Istilah moral yang kita kenal berasal dari Bahasa Latin, yaitu “mores” yang berarti adat kebiasaan, sedangkan etika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “ethos”, yang berarti kebiasaan. Dalam kehidupan sehari-hari moral lebih dikenal dengan arti susila. Moral mengandung arti praktis, ia merupakan ide-ide universal tentang tindakan seseorang yang baik dan wajar dalam masyarakat. Pada dasarnya akhlak, etika dan moral memiliki arti yang sama, ketiganya sama-sama berbicara tentang baik dan buruk perbuatan manusia.

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa Akhlak (etika atau moral) adalah budi pekerti, sikap mental atau budi perangai yang tergambar dalam bentuk tingkah laku berbicara, berpikir dan sebagainya yang merupakan ekspresi jiwa seseorang, yang akan melahirkan perbuatan baik –menurut akal dan syari’at– atau perbuatan buruk.

Hubungan pendidikan dengan peserta didik

Peserta didik adalah orang yang mendapatkan pendidikan dan pengetahuan. Peserta didik adalah hal yang paling penting dalam dunia pendidikan, karena tanpa adanya peserta didik, pendidikan tidak akan berlangsung. Lalu apakah benar anak dapat di didik? Untuk menjawab pertanyaan ini para ahli berbeda pandangan.

Aliran Nativisme, mempunyai pandangan bahwa anak mempunyai pembawaan yang kuat sejak dilahirkan, baik buruknya anak sangat tergantung pada pembawaan yang ada padanya, bukan dari pendidikan. Berbeda halnya dengan aliran empirisme yang mempunyai pandangan bahwa perkembangan jiwa anak sangat ditentukan oleh pendidikan atau dengan kata lain baik buruknya anak sangat tergantung pada pendidikan yang diterimanya.

Oleh karena kedua aliran ini terasa kurang memuaskan dalam hal pemberian pendidikan pada anak, maka yang menamakan dirinya aliran convergensi menepis kedua pendapat di atas, dengan mengatakan bahwa perkembangan jiwa anak sangat tergantung pada pembawaan dan pendidikan yang diterimanya. Hal ini sejalan dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa “Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah SWT), kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi (HR. Muslim)”.

Hadits ini mengisyaratkan kepada kita bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama, dan kemudian tergantung kepada pendidikan selanjutnya. Kalau mereka mendapatkan pendidikan agama dengan baik, maka mereka akan menjadi oranng yang taat beragama. Tetapi sebaliknya, bilamana benih agama yang telah dibawa tidak dipupuk dan dibina dengan baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak beragama ataupun jauh dari agama.

Hubungan Pendidikan dengan Islam

Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang :
(1) memiliki kepribadian Islam,
(2) menguasai tsaqofah Islam,
 (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan
 (4) memiliki ketrampilan yang memadai.

Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berkualitas secara lahiriyah dan bathiniyah. Secara lahiriyah pendidikan menjadikan manusia bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta dapat menentukan arah hidupnya ke depan. Sedangkan secara bathiniyah pendidikan diharapkan dapat membentuk jiwa-jiwa berbudi, tahu tata krama, sopan santun dan etika dalam setiap gerak hidupnya baik personal maupun kolektif. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan akan membawa perubahan pada setiap orang sesuai dengan tata aturan.

Selain itu agama juga mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan, banyak ayat-ayat kauniyah yang menganjurkan umatnya untuk selalu belajar kapanpun dan dimanapun, atau dengan istilah long life education sebagai motivasi agama untuk dunia pendidikan. Misalnya wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. adalah tentang pendidikan, yaitu bagaimana kita membaca perkembangan diri sendiri, orang lain bahkan dunia dengan pengetahuan yang berorientasi agama (ketuhanan). Oleh sebab itu pendidikan agama (Islam) akan memberi “imunisasi” pada jiwa seseorang untuk selalu berada dalam jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama itu sendiri, yang selalu mengajarkan kebenaran hakiki pada setiap aktifitas pemeluknya.

Pendidikan agama pada dunia pendidikan merupakan modal dasar bagi anak untuk mendapatkan nilai-nilai ketuhanan, karena dalam pendidikan agama (Islam) diberikan ajaran tentang muamalah, ibadah dan syari’ah yang merupakan dasar ajaran agama. Hal inilah yang menjadikan pendidikan agama sebagai titik awal perkembangan nilai-nilai agama pada anak.

Sebagai contoh, Allah SWT. menganjurkan umatnya untuk bershadaqah, dengan shadaqah anak didik diharapkan peduli dengan masyarakat sekitar yang membutuhkan uluran tangah/bantuan. Shadaqah ini mengajarkan nilai-nilai sosial (muamalah) dalam berinteraksi di masyarakat. Dengan shadaqah seorang anak didik akan merasakan bahwa “saling membutuhkan” pada setiap orang adalah ciri dari kehidupan. Ini merupakan contoh kecil dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Dari contoh di atas mengajarkan “simbiosis mutualisme” dalam kehidupan yang menjadikan suatu bukti bahwa betapa pentingnya nilai-nilai agama diajarkan kepada anak, dimana dalam dunia pendidikan dicakup dalam satu bidang garapan yaitu pendidikan agama. Pendidikan agama dalam kehidupan tidaklah sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, melainkan juga orang tua sebagai contoh nyata dalam kehidupan anak. Bagaimana mungkin anak akan menjadi baik, jika orang tuanya hidup dalam ketidakbaikan. Oleh karena itu pendidikan agama harus ditanamkan kepada anak dimanapun ia berada, baik formal maupun non formal.

Secara teoritis seharusnya pendidikan agama dapat membentuk kepribadian anak, hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang endingnya iman dan taqwa kepada Allah Swt. Jika seseorang sudah beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya, maka segala perbuatannya akan mencerminkan nilai-nilai agama, menjalankan segala yang diperintah dan meninggalkan semua yang dilarang. Seiring dengan itu maka moral/etika pun akan tercermin di dalamnya. Bagaimana mungkin seseorang yang beriman dan bertaqwa misalnya, menggunakan narkoba atau hal-hal lain yang dilarang agama. Hal ini menjadi bukti bahwa jika seorang anak telah tertanam dalam dirinya nilai-nilai agama yang kuat, maka sudah dapat dipastikan moral/etika pada orang tersebut akan terbentuk dengan sendirinya, mengikuti irama iman dan kualitas taqwa yang ada padanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan Agama, dan pendidikan agama mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan moral anak didik. Oleh karena itu orang tua/pendidik haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.   Pendidikan agama hendaklah diberikan kepada anak sedini mungkin, ajarilah dari hal-hal yang kecil sesuai dengan tuntunan agama.
2.   Pelajaran pendidikan agama bukan merupakan science semata, melainkan ilmu amaliah tercakup di dalamnya.
3.   Anak cenderung mengikuti apa yang dilihatnya dari orang dewasa oleh karena itu hendaknya orang-orang tua membiasakan berprilaku keseharian dengan akhlakul karimah, baik perkataan maupun perbuatan.

Demikianlah , semoga apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat tercapai dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahul musta’an





BAHAYA “CINTA BUTA” (I Love You Full)

-->
MUKADIMAH HADITS :

“Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. 

(HR. Bukhari dan Muslim)

Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. 
(HR. Asysyihaab).
Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki.” 
(HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)

PELAJARAN DARI HADITS :


Cinta. Tak ada akhir untuk membahas masalah satu ini. Kata penyair cinta adalah satu kata berjuta makna. Tapi kali ini penulis ingin membahas cinta yang cacat yaitu cinta buta. Begitu bahayanya cinta buta ini sehingga sebelum wafat Rasulullah SAW telah berwasiat bahwa kaum muslimin wajib berhati-hati terhadap godaan setan terutama kecintaan terhadap wanita. Setan mempunyai banyak perangkap untuk membinasakan manusia diantara adalah harta, jabatan ,wanita, anak dsb. Semua itu akan melalaikan manusia dari akhirat jika manusia mencintai mereka melebihi cintanya kepada Allah dan Rasulnya, sehingga manusia akan dibudak oleh syahwatnya untuk memperturutkan hawa nafsunya sehingga lalai akan kematian. Oleh karena itu pantaslah penyakit “cinta buta” itu adalah penyakit yang berbahaya dan sebagian daripada syirik tersembunyi, jika didhohirkan maka pelakunya akan menemui kebinasaan, naudzubillah.
Diantara fitnah-fitnah dan perangkap setan laknat yang paling besar untuk menyesatkan manusia kata nabi SAW adalah fitnah wanita.

 Memang benar apa yang disampaikan nabi Muhammad SAW. Banyak kisah-kisah terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua yaitu banyaknya kisah-kisah tentang kecintaan manusia terhadap kecantikan semu wanita mengalahkan cintanya kepada ALLAH sehingga dia lalai akan agamanya padahal dia adalah seorang ahli ibadah yang khusyuk akan tetapi kelemahannya dia tidak dapat menahan godaan dunia berupa wanita sehingga dia menyia-nyiakan akhirat yang kekal , Naudzubillah. Berikut salah satu kisahnya yang dinukil dari kitab ulama terdahulu ;


Kisah pertama ;

Dikisahkan bahwa di Mesir ada seorang lelaki yang senantiasa selalu ke masjid untuk mengumandangkan adzan dan shalat di dalamnya, terlihat pancaran ketaatan dan cahaya ibadah dari wajahnya, suatu hari seperti kebiasaannya dia naik ke atas menara untuk mengumandangkan adzan, di bawah menara ada sebuah ruman milik seorang yang beragama Nashrani, dia melirik ke dalam rumah tersebut ternyata dia mendapati anak perempuan sang pemilik rumah yang beragama Nashrani tadi, akhirnya dia terpedaya dengan wanita tersebut, dia tinggalkan adzan dan turun menemuinya, ia masuk ke dalam rumahnya. Wanita ini bertanya: “Apa denganmu?, apa yang kamu inginkan?”, lelaki ini menjawab: “Saya menginginkanmu”, wanita ini bertanya: “Kenapa?”, lelaki ini menjawab: “Karena kamu ssudah mencuri jiwaku dan mengambil seluruh hatiku”, wanita berkata: “Aku tidak akan menurutimu kepada sebuah keraguan selamanya”, lelaki ini berkata: “Aku akan menikahimu”, wanita berkata: “Kamu seorang muslim, saya seorang wanita yang beragama Nashrani, bapak saya tidak akan menikahkanku kepadamu”, lelaki ini menjawab: “Saya akan masuk ke dalam agama Nashrani”, wanita ini menjawab: “Jika kamu mengerjakannya maka aku akan mengerjakannya (yaitu menuruti permintaanmu)”, maka akhirnya lelaki ini masuk ke dalam agama Nashrani untuk menikahi wanita tersebuit, dan dia tinggal bersama mereka di dalam rumah tersebut. Dan ketika pada hari itu dia naik ke atas loteng yang ada di atas rumah, lalu dia jatuh darinya, maka akhirnya dia tidak mendapatkan wanita tersebut dan telah kehilangan agamanya.

{Lihat kitab Al Jawab Al Kafy, karya Ibnul Qayyim rahimahullah.}

Saudaraku, beginilah bahayanya memandang wanita yang bukan mahram apalagi dia perempuan kafir dia sampai hati meninggalkan imannya malah akibatnya dia terkena azab Allah langsung (mati dalam keadaan kafir) akhirnya tidak mendapatkan keduanya (memiliki wanita itu dan kebahagiaan kekal diakhirat), yah, memang meskipun wanita itu  cantik tapi hanyalah kecantikan semu yang merupakan perangkap iblis laknat untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Ingatlah saudaraku, maka dari itu Allah telah mengharamkan pandangan liar. Karena pandangan mata adalah anak panah beracun dari pada iblis untuk melumpuhkan hati manusia, bila manusia dapat menahan pandangan maka dia telah urung dari sasaran iblis.

Kisah kedua :

“Pada tahun (278H), telah wafat Abdah bin Abdurrahim –semoga Allah memburukkannya-, telah disebutkan oleh Ibnul Jauzy bahwa orang malang ini dulunya termasuk dari seorang lelaki yang sering berjihad di negeri Romawi, ketika dalam beberapa peperangan dan pada waktu itu kaum muslim mengepung sebuah daerah dari kekuasan Romawi, lelaki sang mujahid yang terkena godaan ini memandang kepada seorang wanita dari bangsa Romawi di benteng tersebut, maka akhirnya lelaki ini menginginkan wanita tersebut, lalu ia menyurati wanita tersebut; “Bagaimana agar aku bisa sampai kepadamu?”, wanita ini menjawab: “Kamu masuk ke dalam agama Nashrani lalu kamu naik menemuiku”, lalu lelaki ini menerima ajakan tersebut”, maka ketika kaum muslim mengepung malah dia berada bersama wanita tersebut, kejadian itu sangat menyakitkan dan memberatkan kaum muslim, setelah beberapa waktu berlalu, kaum muslim melewati benteng tersebut dan si lelaki ini sedang bersama wanita tersebut di benteng itu, mereka (kaum muslim) bertanya kepada lelaki tersebut: “Wahai Fulan, Apa yang telah Al Quranmu terhadapmu?, apa yang telah dikerjakan oleh ilmumu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan puasamu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan oleh jihadmu terhadapmu? Apa yang telah diperbuat shalatmu terhadapmu?”, lelaki ini menjawab: “Ketahuilah kalian semuanya, sesungguhnya aku telah lupa Al Quran kecuali Firman-Nya:

{رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3)} [الحجر: 2، 3] 
 
Artinya: “Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”. QS. Al Hijr: 2-3.

{ Lihat kitab Al Bidayah wa An Nihayah, karya Ibnu Katsir rahimahullah.}

Lihatlah dan renungkan saudaraku, dari cerita diatas dapat kita ambil pelajaran yang amat berharga yaitu bahayanya memandang wanita yang bukan mahram apalagi dia kafir, kisah ini dapat kita ambil pelajaran bahwa dulu ada seorang lelaki yang tidak bisa menahan syahwatnya dari kecantikan semu (kecantikan sementara nanti kalau ssudah tua paling jadi peyot) wanita sehingga dia sampai hati menghianati kawan-kawannya dalam peperangan bahkan dia telah murtad tidaklah beguna semua amal dan ibadahnya selama ini kelak dia akan menemui siksa neraka yang kekal karena telah berani meninggalkan agamanya , Naudzubillah min dzalik.

Lalu teman-temannya menanyakan tentang membaca Qur’an, ilmunya, puasanya, jihadnya, shalatnya yang selama ini dia kerjakan apakah tidak membekas sama sekali di hatinya sehingga dia rela mengorbankan agamanya demi kesenangan yang semu dan pasti segera binasa. Lalu jawab lelaki dia tidak ingat lagi semua itu, Naudzubillah malah yang diingat hanyan al-Qur’an surat al-Hijr ayat 2-3 yang isinya justru menyindir lelaki itu yaitu berupa peringatan bahwa nanti diakhirat orang kafir hanya bisa berangan-angan dulunya didunia sekiranya menjadi muslim. Hal ini adalah azab dari Allah, orang ini mati dalam keadaan munafiq, Naudzubillah.

Begitulah saudaraku, begitu dahsyatnya fitnah wanita itu sampai-sampai bisa membuat seorang lelaki yang tadinya rajin beribadah menjadi hilang ingatan karena ketidak mampuannya menahan syahwatnya kepada “topeng” perempuan. Padahal kecantikan wanita sebenarnya itu adalah hatinya tepatnya pada kebaikan agama dan akhlaqnya seperti yang disarankan rasulullah yaitu wanita dinikahi karena kacantikan, harta, nasab dan agamanya maka yang ingin bahagia jangan lihat dulu kecantikannya, kekayaannya , atau kemuliaan nasabnya tapi kita disuruh melihat kebaikan agamanya jika kita ingi bahagia dunia akhirat.
Dewasa ini jarang kita menemukan orang memilih wanita daripada agamanya orang banyak tertipu oleh topeng kecantikan wanita (wajah) atau kekayaannya padahal hal itu bukanlah tolok ukur kebahagian tapi justru merupakan jebakan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup berumah tangga. Maka dari itulah jika kita semua ingin bahagia pastilah seorang muslim tahu memilih mana perangkap setan dan mana jalan yang benar.

BAHAYA CINTA BUTA

Cinta buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam dan merupakan cinta yang dikendalikan hawa nafsu. Ia bebas berbuat apa saja. Termasuk saat orang yang model begitu tuh jatuh cinta, maka ia akan buta dan gelap mata. Berbuat sesukanya dan mencampakkan norma agama misalnya berbuat pacaran sampai akhirnya terjerumus zina dan yang lebih parah mencintai wanita cantik tapi non muslim sehingga agamanya dibuang, Naudzubillah min dzalik.

Ibnul Qayyim mengatakan, “Cinta buta pada ilusi adalah cobaan hati yang kosong dari kecintaan terhadap Alloh SAW. Ada beberapa kerusakan akibat cinta buta ini. Kami menukil dari kitab ulama berbagai keburukan cinta buta :

Pertama, lupa mengingat Allah. Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan. Akibatnya Allah tidak mau mengingatnya juga sehingga orang macam ini akan mengalami kesempitan hidup, Naudzubillah

Kedua, menyiksa hati. Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat. Seakan akan dunia ini sempit sekali karena dia terkena ilusi cinta buta sehingga seolah-olah yang ada dalam pikirannya hanyalah wanita yang dicintainya .

Ketiga, hatinya tertawan dan terhina.  Yang pasti hatinya telah ditawan oleh setan dan hawa nafsunya. Yaitu, hatinya akan tertawan dengan orang yang dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang menimpa. Jadi kita memang patut berhati-hati dengan cinta model begini. Kepada Allah-lah kita berlindung dan memohon pertolongan.

Keempat, melupakan agama. Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalau ada orang ketika jatuh cinta tuh sampai tidak sholat, tidak sekolah, dan tidak belajar, karena hanya mikirin sesuatu yang dicintainya, maka itu sudah dibilang cinta buta. Jadi, kita harus ingatkan dia supaya jangan keterusan begitu. Ingatkan dia tentang kehidupan sesudah mati agar dia sadar terhadap apa yang dia lakukan.

Kelima, mengundang bahaya zina. Bahaya-bahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering. Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh ingin musuhnya dalam bahaya. Kita berlindung kepada Allah dari hal ini. Karena cinta buta merupakan awal dari mendekati kepada zina. Cukup fakta-fakta soal meraja lela perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk tidak melakukan hal yang sama.

Keenam, setan akan menguasai. Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan orgil alias orang gila. Mereka tidak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan binatang. Tidak heran bila banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena pemikiranya instan sekali. Hanya kepikiran enak saja menurut hawa nafsunya. Tidak mikir jauh ke depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut. Jika kita melihat orang gila dijalan-jalan maka telusurilah sebagian kisah hidupnya pasti sebagian kisahnya mengalami cinta buta lalu patah hati ahirnya gila karena cinta buta sudah menguasai hatinya. Dan lebih parah fenomena bunuh diri terjadi karena cinta buta yang menggila ini. Dia telah lupa bahwa hal itu tidak menyelesaikan masalah tapi justru diakhirat dia mendapatkan masalah yang amat besar. Naudzubillah min dzalik

Ketujuh, mengurangi kepekaan. Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera suriya (konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan juga sebaliknya. Disebutkan oleh Imam Ahmad, “Cintamu kepada sesuatu membutakanmu dan membuatmu tuli.” Ibnu Abbas pernah mendengar berita ada seorang laki-laki yang sangat kurus sehingga yang tersisa hanya kulit dan tulang. Ibnu Abbas berkata, “Kenapa ia?” “Ia terkena jatuh cinta, isyq (cinta buta)”, jawab seseorang. Kemudian Ibnu Abbas berdoa dan berlindung kepada Allah sepanjang hari dari penyakit isyq.


Kedelapan, Cinta buta adalah perbuatan Syirik

Fenomena syirik dalam cinta telah dijelaskan Allah Ta’ala dalam al-Qur’an:

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya, sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Cinta kepada Allah Ta’ala ada empat tingkatan:
Pertama: Seorang mencintai Allah melebihi selain-Nya. Inilah tauhid
Kedua: Seorang mencintai Allah seperti mencintai selain-Nya. Ini adalah syirik
Ketiga: Seorang mencintai selain Allah melebihi cintanya kepada Allah. Ini lebih besar dosa kesyirikannya dari yang sebelumnya
Keempat: Seorang mencintai selain Allah Ta’ala dan tidak ada sedikit pun kecintaan kepada Allah dalam hatinya. Ini lebih besar lagi dosa kesyirikannya dan lebih jelek lagi.” (Al-Qaulul Mufid, 1/200-201)

Oleh karena itu beginilah bahaya cinta buta sehingga jika orang yang mengalami hal ini tidak segera bertobat maka sungguh bila ajal menjemputnya dia mati su’ul khotimah seperti kisah-kisah diatas, Naudzubillah. Ya Allah kami berlindung dari cinta yang demikian dan gantilah dengan cinta yang murni yaitu cinta sejati kepada Engkau.

SOLUSI MENGHINDARI PERANGKAP CINTA BUTA

Cinta buta adalah cinta yang dikendalikan hawa nafsu. Namanya saja “buta” pastilah cinta semacam ini tidak tentu arah dan sembarangan mencintai sesuatu tanpa memperhitungkan akibatnya. Cinta buta adalah perasaan liar yang menyukai hal-hal yang dhohir saja yang belum tentu membuat bahagia, cinta yang tidak memandang etika dan peraturan agama. Berbeda dengan cinta sejati, cinta sejati adalah cinta yang didasari kemampuan akal berfikir jernih sehingga apa yang Allah dan Rasulnya cintai dia mencintainya pula.
Diantara cara kita menghindari cinta buta adalah sebagai berikut ;

Pertama Berdoa: Merendahkan diri di hadapan Alloh SAW, tulus dan ikhlas dalam kembali kepada-Nya.  Alloh akan menyembuhkannya dari penyakit ini. Misalnya dengan membaca do’a “Allahumma inni a'udzubika min fitnatinnisa, wa min fitnatin dunia, wa min adzabil qobri, wa min adzabin nar
(artinya : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah wanita, dan fitnah dunia, dan dari azab kubur serta azab api neraka).

Kedua,  Menjauhi yang dicintainya ( dirindukannya ): Hendaknya menjauhi yang dicintainya, tidak mendengar ucapannya dan tidak melihat apa-apa yang dapat mengigatkan kepadanya.
Menikah: Walaupun dengan orang yang bukan dicintainya. Karena didalam pernikahan terkandung kecukupan, berkah dan kesenangan. Jika belum mampu menikah maka berpuasalah indra kita yaitu menahan diri dari pandangan dan keinginan keinginan yang diharamkan.

Ketiga, Menjaga amal-amal shalih, shalat tahajud, dhuha dll  dan banyak berdzikir.

Alloh SWTberfirman:


Berzikirlah (ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu! (QS AlBaqarah [2]: 152)


Jika kita selalu mengingat Allah maka Allah akan menolong kita dari bahaya apapun termasuk cinta buta ini.


"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munjkar.” (al-ankabut: 45). 

selain itu berdzikir dapat membersihkan hati dari kotoran duniawi dan membentengi diri dari bisikan setan yang selalu membisiki manusia dengan rasa was was, semisal sangat khawatir bila orang yang dicintainya bukan jodohnya, kawatir diambil orang lain, khawatir hidup sendirian dan sebagainya itu semua adalah tipu daya setan padahal semuanya ciptaan Allah dan hanya kepadaNYalah semua akan kembali harta pangkat  jabatan istri anak apalagi cuman pacaran remaja yang hukumnya jelas haram, semua bukan milik kita dan kepadaNya semua akan kembali ketika kita mati tak ada yang kita bawa sedikitpun dari dunia ini kecuali amal shalih kita yang akan menemani perjalanan panjang kita ke alam akhirat.

Keempat, Berpikir dan selalu ingat kematian dan kedahsyatannya, mengingat alam kubur dan kegelapannya, siksa neraka bagi pendusta agama serta kenikmatan surga bagi orang shalih dan serta senantiasa menghadapkan diri kepada Alloh SAW. Dengan begitu kita akan takut terkena akibat dari cinta buta ini dan Insya Allah kita bisa meninggalkan.

Kelima, Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat: misalnya dengan menyikbukkan diri dengan kegiatan masjid atau sosial. karena di antara penyebab cinta buta itu adalah kekosongan. Cinta buta adalah kesibukan orang yang kosong (menganggur) khususnya khosong dari mengingat Allah. Bila ia disibukkan dengan seuatu yang menyibukkan hati selain  tentang yang dirindukannya, maka ia telah mengendalikan cinta dan bisa melupakannya.

Demikianlah kajian kali ini semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala kekurangan.

Wallahu ‘Alam

Thursday 9 February 2012

Larangan Tasyabuh : Perayaan Valentine day (Hari Legalisasi Perzinaan)


مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.

[Hadits Shahih Riwayat Abu Daawud no. 4031]

Pelajaran Dari Hadits

 LARANGAN TASYABUH

Tulisan ini selain sebagai peringatan bagi diri kami sendiri juga sebagai nasehat bagi kaum muslimin semua supaya menjauhi ritual rutin yang terjadi setiap tanggal 14 februari atau yang sering disebut "hari valentine". Perayaan ini selain merupakan prilaku tasyabuh (meniru) orang kafir juga termasuk ada didalamnya kekejian-kekejian yang nyata. Kami telah membahas berbagai wacana tentang perkara-perkara yang tasyabuh (seperti : perayaan ulang tahun, tahun baru, natalan, dsb) dalam tulisan sebelumnya. kesimpulannya tasyabuh itu haram mutlak. Karena rasulullah telah banyak memperingatkan supaya kita tidak melakukan hal itu karena amat berbahaya bagi iman kita. Karena jika kita mengikuti kebiasaan mereka (kafirin) maka lama-kelamaan bisa menjadi teman mereka lalu bisa beragama seperti mereka, Naudzubillah. Oleh karena itu sekecil apapun tasyabuh sebaiknya kita hindari dan alangkah baiknya kita ganti dengan tasyabuh (meniru) kebiasaan Nabi SAW dan para sahabatnya ra. Karena itulah memang sudah keharusan bagi setiap muslim untuk mengikuti ajarannya Nabi SAW.

Prilaku Tasyabuh (meniru kafir) baik dari cara berpakaian bahkan sampai cara ibadah mirip mereka adalah merupakan sesuatu yang amat merugikan bagi kermurnian ajaran islam, seperti yang terjadi dewasa ini sehingga kita sulit membedakan mana muslim mana kafir karena pakaiannya sama. Selain itu jika sudah berani meniru tata cara ibadah mereka seperti acara-acara kejawen yang dicampur dengan shalawat dan do’a yang dulunya merupakan acara kebudayaan hindu dan budha, maka hal itu adalah prilaku bid’ah yang merusak dan memecah belah umat. Agama ini menjadi bercampur baur dengan ajaran-ajaran batil yang merusak umat bila prilaku ini dibiarkan.

Terkait dengan pembahasan diatas penulis tidak bisa panjang lebar menjelaskan fenomena tasyabuh yang merajalela menimpa umat Islam sekarang ini karena sebelumnya kami telah menulis keterangan tentang tasyabuh ini. Berkaitan dengan tema yang akan kita bahas adalah fenomena perayaan “Valentine Day” yang sangat merusak dan bertentangan dengan norma-norma Islam. Seiring dengan perkembangan globalisasi tanpa diimbangi dengan pendidikan Islam yang cukup sehingga berdampak pada moral remaja yang amburadul dan jauh dari nilai-nilai Islam. Sudah jadi rutinitas sebagian kalangan muslim yaitu setiap bulan februari tepatnya tanggal 14 terjadi perayaan yang meniru-niru budaya barat yang sering disebut hari valentine padahal hari valentine merupakan sebagian dari hari raya orang nasrani, sehingga sangat tidak patut jika orang islam jika ikut merayakannya juga.

Setiap tanggal 14 februari orang ramai-ramai membeli coklat, boneka, bunga, dsb, untuk diberikan kepada orang-orang yang mereka kasihi. Tidak ketinggalan juga para remaja-remaja polos yang masih duduk disekolah menengah bahkan lebih buruk ada yang masih duduk di sekolah dasar membeli sourvenir  untuk orang special dimata mereka (dibaca:pacar). Lalu yang lebih miris adalah pemberian ini disertai ciuman bahkan hal itu dilakukan ramai-ramai disebuah lapangan luas, Naudzubillah. Inilah yang disebutkan dengan hari perzinaan bebas, perzinaan legal dimana-mana bahkan dilakukan ramai-ramai ditempat umum.  

Dilain tempat toko-toko dan supermarket tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini mereka ramai-ramai menjajakan sourvenir valentine dan memasang logo “selamat hari valentine”, apalagi yang lebih parah adalah yang memasang logo ini adalah seorang pedagang muslim. Bukankah mengucapkan selamat hari raya kepada mereka sama juga artinya setuju dengan perzinaan bebas dan kekafiran mereka ? atau setuju menjadikan yesus sebagai tuhan?. Naudzubillah.

Akhir kata penulis hanya bisa memberikan saran kepada pembaca khususnya remaja-remaja yang masih lugu yang masih suka ikut-ikutan yang tidak jelas supaya segera berhenti melakukan hal ini apalagi pacaran karena sudah jelas pacaran merupakan prilaku yang haram karena merupakan prilaku mendekati zina.  Jika kalian tidak mau dengar nasehat agama maka sungguh agama kalian diambang bahaya (kekafiran) , dan ingatlah azab Allah itu tidak hanya diakhirat tapi didunia juga ada.

Dan untuk adik-adik maupun kaum muslimin semua yang memang dari awal tidak tahu menahu soal valentine dan tidak juga ikut-ikutan maka saya mengucapkan syukur kepada Allah karena Allah telah menolong kalian. Dan sekarang  sudah tahu apa itu hakikat valentine yaitu hari raya orang nasrani semoga menambah keimanan kita untuk semakin menjauhi hal itu. Meskipun kita orang sedikit tapi jangan kecil hati karena kita berada dalam pihak yang benar dan pasti akan mendapatkan pertolongan dan pahala yang besar, Firman Allah :

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ

Artinya : Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”(Q.s : Al-‘Anam 116)

Dari ayat diatas dapat kita ambil pelajaran yaitu ikut-ikutan yang tidak jelas bahkan banyak kerugiannya adalah perilaku yang diharamkan.  Meskipun pengikut mereka banyak sekali tapi jumlah bukan standar kebenaran. Standar kebenaran adalah apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW (al-Qur’an dan Sunah).

Untuk lebih jelasnya tentang valentine mari kita simak kajian berikut :


KEMUNGKARAN BUDAYA  PERAYAAN VALENTINE DAY

Fenomena sebahagian remaja menjadikan Valentine’s Day sebagai perayaan paling diminati dan sangat-sangat ditunggu bahkan lebih diminati daripada hari lebaran untuk dirayakan bersama kekasih benar-benar suatu yang amat meresahkan. Ia sebenarnya merupakan satu fenomena ajaib dan aneh karena perayaan ini tidak pernah disisipkan diagenda kalender-kalender sebagai hari besar. Akan tetapi ia terus diingati dan dirayakan setiap tahun. Ini merupakan fenomena yang aneh lebih aneh jika yang merayakan adalah seorang muslim yang masih percaya ajaran Nabi SAW dan mengingkari ajaran kafir tapi masih juga melakukan perayaan kafir ini.


 Ucapan “to be my valentine”
Bagi mereka yang merayakan sambutan Valentine’s Day ungkapan ‘To be my Valentine’ sering bermain di bibir. Kebiasaannya ia diungkapkan oleh teruna kepada si dara dalam menzahirkan kecintaannya. Menurut Ken Sweiger, perkataan “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai maksud “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Menurutnya lagi, kata ini sebenarnya digunakan pada zaman Rom Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan (berhala) orang Romawi. Sedar atau tidak, menurut Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi (dengan ucapan )“To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya ia telah secara terang melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan aqidah dan dimurkai Allah SWT. Ini karena ia telah menganggap seseorang manusia menjadi “Sang Maha Kuasa” padahal sebutan itu hanya pantas ditujukan kepada Allah saja. dan hal ini sama saja dengan perbuatan syirik menyekutukan Allah SWT yaitu dengan menganggap kekasihnya sebagai tuhan(berhalanya) secara tidak sadar, Naudzubillah.

Ritual memberi mawar merah
Selain ucapan ‘To be my Valentine’ pemberian bunga mawar merah oleh si perjaka kepada si dara juga sering menjadi amalan khusus pada Valentine’s Day. Ia dianggap satu simbol dalam menngungkapkan kasih sayang ‘hakiki’. Sebenarnya perbuatan ini merupakan amalan kebudayaan Eropa dengan diselipkan kepercayaan aneh dan sesat. Menurut satu mitos Romawi kuno, mawar merah merupakan bunga kegemaran Venus, si dewi cinta. Dewi itu amat sinonim dengan memperingati kekasih. Ia tidak ada kaitan dengan Islam dan hanya mengikut ‘teladan’ mitos sesat.

Amalan memberi bunga mawar merah ini sebenarnya mula dipopularkan pada tahun 1970an. Ia muncul selepas Raja Charles II mengarang buku yang bertajuk The Languange of Flowers, yang menguraikan tentang ritual kebiasaan bangsa Persia yang mengungkapkan perasaan melalui bunga. Sejak itu pemberian mawar merah terutama pada saat Valentine’s Day amat popular. Tanpa tahu sejarahnya orang-orang “lattah” asal ikut-ikutan budaya ini hingga kini.

Hukum Menyambut Valentine’s Day

Sebenarnya, mayoritas ulama telah menyatakan bahwa menyambut atau merayakan Sambutan Hari Valentine ini adalah bertentangan dengan Syara’ (haram mutlak) . Apalagi Ritual merayakan Hari Valentine tidak pernah dianjurkan oleh Islam alias bid’ah yang sesat. Dasar perayaan tersebut mempunyai unsur-unsur Kristiani dan ritualnya yang bercampur dengan perbuatan maksiat adalah bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu perkara ini merupakan perkara yang jelas keharamannya.

Pengharaman ini semata-mata bukan hanya karena ketidak sukaan terhadap ritual ini karena banyak kemungkaran daripada kebaikan. Selain itu berlandaskan al-Qur’an dan Sunah budaya ritual valentine merupakan salah satu ajaran yang bertentangan 180 derajat dengan norma dan akidah  Islam yang murni.

 Sejarah Valentine’s Day

Menurut Rizki Ridyasmara di dalam bukunya, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?, para ilmuwan sejarah berbeda pendapat tentang sejarah valentine ini tapi yang paling pasti budaya ini adalah berasal dari bangsa nasrani romawi. Ada 4 versi sejarah valentine ;

Pendapat Pertama

Pendapat pertama mengaitkan Sambutan Hari Valentine dengan pesta sambutan kaum Rom kuno sebelum kedatangan agama Kristian yang dinamakan Lupercalia. Lupercalia merupakan upacara penyucian diri yang berlangsung dari 13 hingga 18 Februari. Dua hari pertama mereka menyembah dewi cinta (Queen of Feverish Love) bagi kaum Rom kuno yang bernama Juno Februata. Pada hari ini para pemuda Rom memilih nama-nama gadis-gadis yang menjadi pilihan mereka lalu dimasukkan ke dalam sebuah kotak.

Setiap pemuda tersebut kemudiannya akan mencabut nama tersebut dari dalam kotak itu secara rawak. Nama gadis yang tertera di dalam kertas tersebut akan menjadi pasangan yang akan menjadi objek hiburan seksnya selama setahun. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Pada hari itu mereka akan menyembelih seekor anjing dan kambing. Kemudian mereka akan memilih dua pemuda Rom yang dianggap paling gagah untuk menyapukan darah binatang tersebut ke badan mereka lalu mencucinya pula dengan susu. Setelah itu akan diadakan perarakan besar-besaran yang diketuai dua pemuda tersebut dan mereka berdua akan memukul orang ramai yang berada di laluan mereka dengan kulit binatang dan para wanita akan berebut-rebut untuk menerima pukulan tersebut karena mereka beranggapan hal itu akan menambahkan kesuburan mereka. Semasa agama Kristian menguasai Rom, mereka mengadaptasikan upacara paganisme ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristian. Mereka menggantikan nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Antara pendukungnya adalah Raja Konstantine dan Paus Gregory I. Kesimpulan pertama adalah valentine adalah hasil adopsi dari budaya paganisme versi nasrani.

Pendapat Kedua

Pendapat kedua pula mengaitkannya dengan kematian paderi St. Valentine ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II. Terdapat dua (2) kisah berkaitan dengan St. Valentine ini.

 Versi pertama menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Claudius II, kerajaan Rom yang menyembah dewa-dewi, hidup dengan penuh mitos dan lagenda amat memusuhi penganut agama Kristian. Para mubaligh Kristian telah dipenjara serta disiksa. St. Valentine sebagai seorang yang tegar menganut agama Kristian dan aktif menyebarkan ajaran tersebut turut dipenjarakan oleh Cladius II. Dikhabarkan St. Valentine walaupun dipenjarakan, dia tetap tegar mengajar dan menyebarkan agama tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan penjara meloloskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Cladius II dan dia memerintahkan St. Valentine diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari.

Pengorban yang dilakukan oleh St Valentine ini dianggap oleh penganut Kristian sebagai satu pengorbanan yang besar demi kecintaan dia terhadap agamanya. Malah St. Valentine disamakan dengan Jesus yang dianggap oleh penganut Kristian mati karena menebus dosa yang dilakukan oleh kaumnya. Dikatakan juga bahwa ketika di dalam penjara, dia telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir hayatnya sebelum dibunuh, dia sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut yang bertandatangan ‘From your Valentine’ (Dari  Valentinemu). Maka orang-orang Kristian mengambil 14 Februari itu untuk merayakan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka St. Valentine.

     Versi kedua pula menyatakan bahwa Claudius II, yang berhadapan dengan peperangan beranggapan bahwa anggota tentera yang muda dan masih bujang adalah lebih tabah dan kuat ketika berada di medan peperangan berbanding dengan mereka yang telah kawin. Karena itulah, dia melarang pemuda kawin. Namun demikian, St.Valentine menentangnya dengan keras dan dia telah melakukan upacara pernikahan terhadap para pemuda Romawi secara rahsia. Aktiviti St. Valentine ini akhirnya diketahui oleh Cladius II lalu dia memerintahkan supaya St. Valentine ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M. Kesimpulan kedua adalah peringatan ini untuk mengenang pengorbanan St. Valentine sang pahlawan cinta versi kristiani.

Pendapat Ketiga

Perayaan ini diperingati bertepatan dengan runtuhnya Kerajaan Islam Andalusia di Spanyol dimana St. Valentine merupakan individu yang telah memainkan peranan penting dalam usaha menjatuhkan kerajaan Islam itu. Disebabkan sumbangan itu, St. Valentine dianggap sebagai kekasih rakyat. 14 Februari 1492 merupakan tanggal kejatuhan Islam di Sepanyol dan dianggap pada hari itu hari kasih sayang karena mereka menganggap Islam adalah agama yang zalim. Jadi pendapat ketiga ini lebih mengerikan yaitu dirayakan untuk mengenang keruntuhan kerajaan Islam di Spanyol . Jadi seorang muslim yang ikut merayakan hari ini artinya senang jika Islam musnah.

Pendapat Keempat

Berdasarkan apa yang dinukilkan oleh Geoffrey Chaucer, seorang penyair Inggris di dalam puisinya.  Sambutan Hari Valentine ini bersempena dengan sifat burung yang musim terbang nya pada 14 Februari.

     Berdasarkan kepada versi-versi tersebut, ianya amat jelas tiada hubungan sama ada secara langsung ataupun tidak langsung dengan budaya kita maupun agama bagi umat Islam. Malah sudah jelas perayaan ini bermaksud mengolok-olok Islam.

Valentine : Kekejian bertopeng kata “cinta dan kasih sayang”

Bukan saja perayaan ini berisi hal-hal yang keji tetapi juga perayaan ini bertentangan dengan budaya dan norma kehidupan manusia yang umumnya, atau bisa dikatakan ritual “hewani” karena isinya hanya  umbaran –umbaran nafsu syahwat. Selain itu perayaan ini juga bermaksud mengolok-olok ajran Islam. Naudzubillah

Lihatlah media maupun Tv sekarang ini justru malah menyarankan  acara-acara  untuk merayakan peringatan mungkar ini, khususnya kepada kalangan muda mudi. Mereka dipancing untuk mengugkapkan perasaan kasih dan sayang kepada pasangan masing-masing didepan umum. Amat jelek sekiranya difikirkan dengan akal pemikiran yang waras. Bagaimana seseorang bisa mengorbankan apa saja demi kekasihnya tanpa sebelumnya ada ikatan pernikahan terlebih dahulu apakah ini bukan berarti perzinaan menjadi legal dan dianggap hal yang sah?! Akan tetapi yang lebih memprihatinkan adalah acara-acara tersebut  justru malah mendapat sambutan hangat dari orang banyak. Kegiatan semacam ini sukar di hilangkan dari kebiasaan masyarakat. Kesadaran akal hilang karena terpedaya oleh janji-janji manis kata”cinta” yang tidak ada buktinya itu.

Berdasarkan apa yang telah terjadi dampak dari hal ini adalah kebrobrokan moral masyarakat  yang lebih sepesifik ke naluri hewani karena hal ini hanya berprinsip pada kesenangan hawa nafsu bukan berprinsip pada etika kehidupan masyarakat yang berlaku, karena  mereka menyanjung dan memberi antusias besar pada kegiatan semacam ini (perzinaan bebas) bukannya malah mengecam dan memboikot kegiatan yang mungkar ini dengan alasan “topeng” Hak asasi manusia”.  Justru kalau kita bisa berpikir lebih tepat diberi kata “hak nafsu hewani” untuk kedok alasan semacam itu.

Sememangnya pada Valentine's Day akan muncul si Romeo dan si Juliet yang mampu mengungkapkan bait-bait puisi seindah puisi William Shakespeare. Tidak kurang pula juga mereka yang sehebat si Laila dan si Majnun dalam bergelumang memperjuangkan kesetiaan cinta dengan bibir mengalunkan kata-kata puitis seindah puisi Jamaludin Rumi. Itu semua ternyata bagaikan hujan yang berlalu tapi setelah itu datang badai tak henti-hentinya bisa diartikan cuman bualan mulut saja tapi buktinya tidak ada. Yang ada justru muda-mudi lebih segan lagi untuk melakukan perzinaan didepan umum (seperti keledai) yang sebelumnya “beraksi” disemak-semak karena takut dihakimi massa. Keindahan surga semu hanya terjadi pada waktu yang sementara  tapi setelah valentine itu kemaksiatan akan lebih leluasa menjalankan aksinya .

 Setelah itu berbagai dampak dari macam tindak asusila sampai perkosaan anak dibawah umur demi dalih kata “cinta” akan merajala lela. Dan berbagai kemaksiatan meraja lela karena syahwat manusia sudah tidak ada yang membendung karena dianggap “legal” dimata masyarakat. Seperti sekarang ini para remaja ramai pacaran ditempat-tempat umum karena mereka sudah beranggapan hal itu sudah “umum” dimata masyarakat padahal menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya hal itu merupakan kekejian yang nyata yang berdampak pada kerusakan dan merosotnya derajat manusia sehingga bisa disamakan dengan hewan bahkan lebih rendah lagi.

Beginilah sedikit gambaran dampak dari ritual-ritual setan yang kelihatannya indah namun dibalik itu merupakan neraka tanpa ujung.

Cara Islam Mengungkapkan Kasih Sayang
   
Islam sebagai agama fitrah dan sempurna, sentiasa mengajarkan kasih sayang kepada sesama makhluk bukan manusia saja tapi juga kepada hewan dan tumbuhan dan alam sekitar karena itulah islam ini disebut sebagai rahmat semesta alam (rahmatan lil alamin). Ini dapat dilihat melalui apa yang diungkapkan di dalam Kitab Al-Quran dan dipraktekan oleh Rasulullah s.a.w. nabi kita yang terakhir dan merupakan suri teladan yang paling baik sampai akhir zaman.

Mengungkapkan rasa kasing sayang ada batasan-batasannya supaya manusia tidak terjerumus kedalam perbuatan keji zina yang dapat merusakkan tatanan kehidupan masyarakat. Kasih sayang antara dua sejoli tidak bisa hanya diungkapkan melalui kata-kata bualan manis dibibir tapi pahit dirasakan setelahnya misalnya melalui pacaran (obral bualan mulut). Tetapi ia perlu diikat dengan satu ikatan akad yang mampu menguatkan tali simpul ikatan batin yang membentuk keluarga yang bahagia, damai dan sakinah . yang disebut pernikahan.

Pernikahan bukan bertujuan menyusahkan hubungan sesama manusia. Akan tetapi, ia justru dapat melanggengkan kebahagiaan yang hakiki didunia sampai dialam akhirat jika pernikahan itu disertai dengan pedoman hidup sesuai Islam. Dan pembuktian kasih sayang didalam pernikahan tidak perlu menunggu waktu satu hari dalam setahun tapi lebih utama setiap hari.

Penutup


   Kesimpulan dari yang saya sampaikan adalah marilah kita senantiasa memupuk keimanan setiap hari karena iman itu mudah berkurang dan jarang bertambah. Supaya kita terhindar dari perbuatan-perbuatan keji yang kelihatan indah diluarnya akan tetapi menyengsarakan didalamnya. Dan supaya kita menjadi orang-orang yang beruntung didunia dan akhirat.

Marilah kita jaga diri kita, keluarga kita, anak istri kita supaya terhindar dari perayaan-perayaan dan ritual-ritual haram yang menyengsarakan. Dan supaya kita selamat dikehidupan dunia dan terlebih utama diakhirat nanti, amin. Hanya kepada Allah-lah kita berlindung dan memohon pertolongan.

Wallahu ‘alam

 TERKAIT :