Tuesday 17 April 2012

Fenomena Kekufuran di Akhir Zaman

Fenomena Kekufuran di Akhir Zaman
Rasululloh SAW sudah memperingatkan hal ini dalam haditsnya,“Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas).”(HR. Al Hakim)
Pelajaran dari hadits
Mukadimah hadits diatas merupakan salah satu hadits yang merupakan hadits yang menjelaskan tanda dekatnya akhir zaman yaitu diantaranya kesombongan yang meraja lela, tidak bersyukur dengan karunia Allah, Lupa diri, bermegah-megahan dalam kesenangan duniawi, lalu saling bermusuhan, saling iri dan dengki, dan dendam hingga timbulah perpecahan sampai kepada kekejian yang merata menyebar dimana-mana. Hingga umat ini bagaikan kapas yang berterbangan, meskipun banyak namun tidak punya daya apa-apa. Banyak kekufuran sekarang ini merupakan salah satu tanda akhir zaman yang telah diberitahukan oleh Rasulullah sejak 1400 tahun yang lalu.



Jika kita menelaah satu persatu tentang berbagai fenomena-fenomena yang terjadi sekarang ini maka fenomena kezaliman-kezaliman beserta kekufuran telah terjadi dan telah mewabah dalam segala bidang kehidupan.  Dari bidang ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, dan lainnya sudah tercemar virus-virus “ingkar dan tidak mau diatur” warisan iblis laknatullah. Yang iblis itu sendiri adalah tabiatnya sifat menyombongkan diri, tidak mau diatur, dan gemar maksiat. Akhirnya beginilah hasilnya dalam segala bidang itu hasilnya adalah berupa produk-produk barang dan manusia-manusia yang rusak moralnya dan sulit diatur.  Sistem produk hukum misalnya sudah tidak bisa dijadikan aturan pokok sumber keadilan karena hukum sudah bisa “dibeli”. Dan sistem sosial yang serba acak adul yang berwatak sistem individualisme dan materialisme sehingga terjadi kesenjangan sosial yang sulit diperbaiki. Dan dalam bidang pendidikan melahirkan produk-produk manusia-manusia pembangkang dan durhaka kepada orang tua dan guru,  terlebih lagi yang lebih berat melahirkan pembangkang-pembangkang agama dan gemar sekali maksiat.
Jika kita melihat sistem  pendidikan kita misalnya pendidikan agama telah diabaikan dan mereka lebih memilih sistem kurikulum  dari hasil “berpikir sendiri” maka beginilah jadinya kerusakan moral remaja meraja lela meluas sulit dikendalikan. Itu tidak lain adalah sebabnya karena kufurnya sistem pendidikan. Mereka lebih suka berpikir ala barat dengan selalu membuat perbaharuan yang mereka anggap hal baik namun kenyataanya tidak pernah ada. Mereka tidak mau mengikuti pedoman yang paling baik yaitu al-Qur’an dan As-Sunah. Semua muslim sudah tahu kalau firman Allah itu 100 % berisi kebenaran tanpa ada kekeliruan sedikitpun beserta suri teladan yang paling baik yaitu manusia terbaik yang pernah ada  yaitu Nabi Muhammad SAW.  Padahal Allah telah berfirman :
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (Q.s. ath Thalaq: 4)
 Begitulah Allah Ta’ala telah memberikan petunjuk yaitu Jika manusia sudah berpegang teguh kepada segala sesuatu yang datang daripada Tuhannya maka InsyaAllah baiklah segalanya dalam segala bidang. Lalu setelah saya membaca fenomena kerusakan dan kekufuran ini lalu terlintas dalam benak saya, bukankah ayat ini sudah banyak dihafal orang namun kenyataannya  kok nggak ada. Nah ini karena ilmu dicari cuman dihafal bukannya dipahami dan dilaksanakan, coba saja seluruh Indonesia ini mengamalkan satu ayat ini pasti indonesia ini akan menjadi negara adidaya didunia.
Apalagi agama islam ini bukan cuman ngajarin ibadah doang, akan tetapi juga mengajari dari masalah pendidikan, sosial, hukum, sampai kepada masalah yang terkecil pun diperhatikan oleh syari’at islam, contoh sepele saja yaitu makan dan minum dianjurkan pakai tangan kanan dan dilarang berdiri waktu makan atau minum.  Begitulah luhurnya budaya Islami sehingga jika orang indonesia ini yang katanya mempunyai budaya adat ketimuran dan kesopanan yang tinggi tentu saja syari’at islam tak kalah bagusnya dengan budaya indonesia yang terkenal dengan tata krama dan unggah-ungguhnya  (perilakunya) yang luhur.
Maka jika ada orang bodoh yang mengatakan budaya islam sama dengan meniru budaya orang arab kuno maka sungguh itu perkataan yang tidak bisa diterima kebenarannya. Sungguh sayang sekali pola kejiwaan orang Indonesia yang penuh dengan kesamaan ajaran islam namun indonesia ini tak mau menganut hukum dan syari’at Islam. Sehingga beginilah akibatnya bangsa kita ini yang katanya jumlah muslim terbanyak didunia namun selalu saja bernasib terpuruk dan dijadikan olok-olokan orang kafir bodoh. Bukan cuman yang mengolok-olok orang islam yang bodoh tapi kenyataannya kita juga bodoh. Secara sadar atau tidak ternyatak kita itu seperti “ayam mati dilumbung padi”. Sudah tahu syari’at islam itu baik dan benar namun tidak mau memakai dan sudah tahu kalau budaya barat itu serba merusak luar dalam tapi kenapa lebih dibangga-banggakan. Inilah kita, banyak orang-orang pinter namun hakikatnya keblinger (tertipu dan dibodohi diri sendiri). Inilah fenomena mewabahnya penyakit-penyakit akhlaq yang berawal dari sok tahu menjadi orang lupa diri.
Indonesia ini kurang apa to?  Tiap tahun lulusan sarjana beribu-ribu orang, kekayaan buminya yang melimpah ruah, serta adat istiadatnya yang penuh dengan kepedulian sosial yang tinggi, namun kenapa indonesia ini bukannya semakin baik namun malah semakin buruk. Begitu kata para intelek (pemikir) mengemukakan pendapatnya mengenai masalah-masalah bangsa ini kenapa tidak kunjung selesai justru malah semakin buruk. Pantesan kepala para intelek itu botak-botak ya, karena setiap harinya digunakan untuk berpikir dan berpikir sehingga otakpun panas sampai rambutnya rontok, namun walaupun indonesia ini banyak pemikir tapi kenapa semakin banyak orang fakir!?
Begitulah kata anekdot yang saya buat sebagai gambaran keadaan indonesia ini tentang semakin banyaknya orang kufur yang pinter tetapi keblinger. Sebabnya ya itu tadi, suka neko-neko suka membuat karangan pemikiran sendiri yang belum tentu jelas benar tidaknya karena mereka sudah lupa keterbatasan akal manusia. Otak kita itu cuman segumpal tangan, udah gitu masih sempat mengkritisi al-Qur’an seperti yang dilakukan orang-orang JIL (liberal). Apakah itu bukan artinya mereka merasa lebih pandai daripada Allah SWT, Naudzubillah.  Secara kasar sudah ditebak kalau mereka itu sebenarnya segoblok-goblok manusia yang cuman pandai bicara didepan umum doang namun tentang pemahaman agama mereka lebih bodoh daripada penggembala kambing sekalipun.         
Beginilah keanehan-keanehan yang ditimbulkan dari prilaku kufur, yaitu yang dikasih tapi tak mau berterima kasih. Dikasih syari’at Islam yang mudah dan benar namun memilih cara sendiri yang sulit dan serba salah. Jadi secara istilah kufur itu juga bermakna gengsi dengan syari’at dan lebih memilih sesuatu aturan-aturan yang membuat kacau dan serba membinasakan, walaupun kelihatannya dari topengnya katanya merupakan aturan yang modern dan berkelas dan tidak kuno .
Dan dalam pembahasan berikutnya kita akan membahas tentang definisi, dampak-dampak kekufuran dalam berbagai bidang kehidupan.
DEFINISI KUFUR
Kufur adalah lawan dari syukur. Kufur berasal dari kata kafara yang berarti menutupi, menolak, mendustakan, ingkar, dan tidak percaya. Sedangkan secara istilah bermakna tidak beriman kepada Allah dan rasulNya. Jadi kemaksiatan, kesyirikan, murtad dsb adalah merupakan perbuatan kufur
Kufur dibagi dua:
1. Kufur besar, yaitu menolak kebenaran Islam (kafir) baik secara keseluruhan maupun sebagian, termasuk dalam hal ini ialah mengakui kebenaran Islam tetapi enggan melaksanakannya. Kufur besar menyebabkan pelakunya berada di luar dari Dienul Islam. Orang yang melakukan perbuatan kufur besar disebut kafir.
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak (kenabian Nabi Muhammad SAW) tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (QS. Al ‘Ankabuut: 68)
2. Kufur kecil, yaitu melakukan dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al Qur’an dan As Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Kufur kecil tidak menjadikan pelakunyaberada di luar Dienul Islam. Orang yang melakukan perbuatan kufur kecil tidak disebut sebagai kafir, namun tergolong sebagai pelaku dosa besar. Kufur kecil jika dilakukan terus menerus dapat membuka jalan bagi pelakunya untuk melakukan perbuatan kufur besar. Dosa-dosa yang tergolong kufur kecil antara lain: kufur nikmat dengan maksiat, bersumpah dengan atas nama selain Allah, durhaka kepada orang tua dll.
Dan Allah Ta’ala telah berfirman
 "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim: 7).
Ayat diatas mengajari kita supaya kita pandai-pandai jadi orang bersyukur  supaya mendapatkan balasan yang lebih baik dan kita diharamkan kufur karena itulah penyebab utama celaka dunia dan akhirat. Banyak orang yang mengatakan  syukur –syukur namun tak tahu makna sebenarnya apa itu syukur . Secara sederhana, syukur ini dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih atas segala nikmat yang telah Allah berikan, yang diwujudkan melalui ketaatan dan kepatuhan atas segala perintah-Nya dan segala sesuatu masalah kehidupan diserahkan kepada Allah aliasnya kita harus menganut syari’at islam jika kita ingin hidup makmur sejahtera sampai akhirat.
 Pengamalan dari wujud syukur ini juga diwujudkan melalui kepedulian sosial. Semakin tinggi rasa syukur kepada Allah, akan semakin besar pula amalan-amalan yang bermanfaat untuk dirinya dan orang sekitarnya. Sehingga, tidak ada ruang sedikit pun bagi konsep individualisme dan materialisme untuk bisa berkembang.  Dalam Islam, Individualisme ini merupakan pintu masuk bagi sikap kufur nikmat ke dalam diri seseorang. Dengan pemahaman syukur maka seorang ulama tidak akan dikatakan bersyukur jika tidak mau memberikan ilmu dan  sebagai teladan bagi masyarakat, begitu pula dengan pemimpin belum dikatakan bersyukur bila masih ada satu saja rakyatnya yang kelaparan sementara dia hidup dalam kemewahan.  
Mayoritas manusia memang mengikuti tabiat iblis yaitu kufur dan sombong (tidak mau diatur dan suka meremehkan). Sedangkan yang bersyukur sangatlah langka. Sehingga beruntunglah manusia-manusia yang bisa bersyukur itu kare dia termasuk orang yang beruntung besar  dalam al-Qur’an Alllah Berfirman
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur”(Saba:13)

DAMPAK KEKUFURAN
Pertama, Berujung Azab Akhirat
Dampak yang pertama ini adalah yang paling berat karena berujung penderitaan di akhirat yang kekal. Balasan neraka kekal adalah untuk manusia-manusia ingkar yang tidak mau taat kepada Allah SWT dan lebih memilih hukum setan yang menyengsarakan. Neraka jahanam kekal adalah balasan bagi orang-orang yang melakukan kufur akbar. Naudzubillah.
Allah berfirman :
Dan siapakah yang lebih bersikap aniaya dibandingkan orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan kebenaran tatkala kebenaran datang kepadanya? Bukankah dalam neraka jahanam ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (QS. Al-Ankabut:68)

Disebutkan pula dalam suatu hadits mayoritas penghuni neraka adalah perempuan karena disebabkan kekufuran mereka. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:“Pernah diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata kebanyakan dari penghuninya adalah wanita yang suka berbuat kufur. Ditanyakan kepada beliau,”Apakah mereka berbuat kufur terhadap Allah? Beliau menjawab,”Mereka berbuat kufur terhadap keluarga  dan kufur terhadap kebaikan. Apabila engkau senantiasa berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka lalu mendapatkan perlakuan buruk darimu (walau cuman sekali), niscaya akan mengatakan,”Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu (walaupun telah berbuat baik kepada mereka  seumur hidup)(Hadits Muttafaq Alaih)
Juga dalam riwayat lain disebutkan dari Asma binti Yazid radhiyallahu anha dia menceritakan:
“Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah berjalan melalui kami sedang kami semuanya adalah wanita, lalu beliau mengucapkan salam kepada kami dan berkata:’Jauhilah oleh kalian kufur terhadap orang yang berbuat kebaikan’ Lalu kami bertanya “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan kufur terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan itu?” Maka beliau menjawab:”Mungkin salah seorang diantara kalian ada yang lama hidup menjanda bersama orangtuanya, lalu Allah Azza wa Jalla memberikannya seorang suami, darinya dia memberikan harta dan keturunan.Kemudian suatu saat dia marah dan (kamu) mengatakan, “Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali darinya meskipun hanya satu hari” (HR.Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits shahih)
Kedua, Bencana alam dan kesulitan (kemiskinan)
Dalam surat Ar-Ruum ayat 41 – 42 Allah Ta’ala berfirman :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".(Ar-Ruum[30] ayat 41-42)
Manusia tidak sadar kalau selama ini terjadi bencana dari tsunami , tanah longsor, gempa bumi, angin topan, banjir, gunung mbeledos, Jembatan runtuh dan sebagainya dianggap sebagai peristiwa alam yang lumrah dan terjadi tanpa sebab. Tapi anggapan manusia itu salah besar karena dalam al-Qur’an disebutkan bahwa Allah menurunkan azab adalah karena kebanyakan manusia sudah melakukan dosa kufur (terutama syirik) yang merajalela .
Lalu  Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda: ”Sifat amanah itu akan menarik (mendatangkan) rizki, dan sifat khianat itu akan menarik (mendatangkan) kefakiran.” (HR. Thabrani).
Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi Nabi saw bersabda Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi)
Hadits diatas memberikan penjelasan bagi kita bahwa kekufuran itu akan mendatangkan azab berupa kemiskinan dan kesulitan. Maka jika kita melihat negri kita yang hijau subur namun tidak makmur adalah mungkin karena terlalu banyak yang berkhianat / kufur dalam mengemban amanat sebagai pemimpin bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai contoh adalah banyaknya calon pemimpin rakyat yang tidak bisa mengemban amanat, bisanya cuman janji-janji kosong lalu setelah terpilih menjadi wakil rakyat malah mereka berbuat "maling" alias korupsi dan lupa diri akan janji-janjinya yang semula dikoar-koarkan.  Yang kedua adalah merajalelanya perzinaan dikalangan remaja sekarang ini.  mereka (para remaja) telah berkhianat kepada diri sendiri, orang tua, guru, Allah dan rasulnya, mereka telah lupa amanat yang diemban mereka sebagai pemuda harapan bangsa dan agama. Lalu lebih memilih gaya hidup rusak seperti orang-orang barat yang dipromosikan lewat media elektronika, televisi, internet maupun media massa. 

Sebab utama remaja-remaja berani maksiat adalah kekufuran manusia kepada nikmat Allah sehingga manusia jika sudah berani durhaka kepada Allah maka maksiatpun akan dilakukan terang-terangan. Kalau dulu orang zina masih malu dan ngumpet dikebon kalau sekarang sudah berani tampil didepan umum layaknya pemain bintang porno. Jadi kalau dulu bintang pornonya adalah artis barat sekarang diperankan oleh anak-anak sekolah dari dalam negri (istilahnya kemajuan yang rusak) bahkan ada juga anak ingusan se-usia Sekolah Dasar sudah berani ikut-ikutan perbuatan keji ini. Naudzubillah.

Seperti saya kutip dari berita voa-islam.com  “Lebih dari 500 video porno udah dibuat dan diedarkan di Indonesia. Kebanyakan video amatir hasil rekaman kamera ponsel”. Demikian hasil penelitian seorang Sony Set. Praktisi pertelevisian sekaligus penulis buku bertajuk, “500 plus, Gelombang Video Porno Indonesia”. Parahnya, “Sebanyak 90 % pembuat video porno itu berasal dari kalangan anak muda, dari SMP sampai mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa,”. Naudzubillah
Jika memang sudah demikian maka memang manusia itu sudah merelakan dirinya diazab oleh Allah berupa kesulitan pangan maupun bencana alam. Dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim dan riwayat ini shahih dengan salah satu lafadz, Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :
Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)

 
Lalu beliau Nabi SAW juga bersabda :
“Tidaklah perzinahan tampak pada sebuah kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali penyakit-penyakit yang belum pernah ada pada para pendahulu mereka yang telah lalu akan mewabah pada mereka”
Kalaulah kita fahami hadits diatas sebenarnya apa yang disebutkan Rasulullah telah terjadi sekarang ini, misalnya penyakit HIV/AIDS yang sangat ditakuti masyarakat itu sudah meraja lela dan tidak sedikit yang menimbulkan kematian. Walaupun manusia sudah bisa mengakali dengan maaf , dengan kondom atau alat kontrasepsi, namun azab Allah tidak bisa dicegah oleh siapapun juga.
Maka dari itulah wahai para remaja dan semua muslim marilah kita jauhi perbuatan keji ini dan tutup rapat pintu-pintu zina terutama pintu yang terbesar adalah pacaran. Karena dosa adalah kenikmatan sesaat (paling gak ada 5 menit) bisa berakibat penyesalan seumur hidup misalnya dikeluarkan dari sekolah karena hamil, membuat malu kedua orang tua dan masyarakat, apalagi sampai ada janin dibuang-buang karena prilaku zina ini (dosanya mau kaya apa besarnya kalau udah kaya gini!!!!),  lalu anda akan kehilangan masa depan anda. Hingga tidak jarang yang menjadi seorang pengemis atau gelandangan. Belum lagi konsekuensi diakhirat sangat berat, Naudzubillah.
Oleh karena itu barangkali anda sudah siap menikah jangan menunda-nunda. Atau jika ada orang tua yang merasa anaknya udah kebelet kawin supaya segera dinikahkan, selain terhindar dari fitnah juga anda telah menunaikan amanat anda sebagai orang tua. Nabi SAW bersabda "Wahai para pemuda, barang siapa yang sudah mampu untuk menikah, maka hedaknya ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu menikah hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa tersebut merupakan obat  baginya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits di atas Rasulullah saw memerintahkan pemuda yang belum mampu menikah agar memperbanyak puasa. Dengan puasa, gelora syahwat seseorang akan bisa ditekan dan ditundukkan. Orang yang lapar biasanya syahwat tidak sekuat di saat dia kenyang. Dengan demikian orang yang selalu melakukan ibadah puasa tidak banyak terpikir dalam dirinya untuk berbuat maksiat, karena selain dia dalam keadaan beribadah kepada Allah, dia juga tidak ada keinginan untuk itu. Inilah yang dimaksud bahwa puasa merupakan obat dan penekan syahwat para pemuda yang belum mampu menikah. Selain daripada puasa ada solusi lain yang lebih ringan yaitu habiskan waktu untuk belajar dan membantu orang tua sehingga tidak ada terlintas pikiran tentang syahwat kepada wanita, juga anda harus puasa mata dan telinga menjaga dari barang-barang perantara pendorong syahwat seperti video porno, sinetron, koran cabul dsb.

Ketiga, Maksiat yang sulit dikendalikan

Dampak yang ketiga adalah jika suatu sudah berani kufur kepada Allah maka dengan cara apapun juga tak ada seorangpun bisa mencegah merembetnya maksiat itu kecuali jika dikembalikan kepada syari’at islam. Seperti fenomena kekejian, kebiadaban, kriminalitas yang semakin lama bukan semakin berkurang malah semakin mewabah ruah. Sehingga banyak orang-orang merasa kebingungan hidup dijaman serba edan ini. Korupsi kok semakin menjadi-jadi, penindasan kok sulit dihilangkan,  kriminalitas tidak bisa diberantas, kerusakan moral remaja kok semakin meraja lela. Lalu orang sudah kehabisan akal menentukan sebab akibat dan solusi dari masalah ini.
Jika ditinjau dari sistem ekonomi yang menganut sistem kapitalisme dan liberalisme buatan kafir laknatullah saja sudah menimbulkan dampak yang mengerikan apalagi jika semua aspek kehidupan sudah tidak mengenal syari’at islam. Misalnya penerapan sistem ekonomi dan politik liberal yang sangat berpihak kepada asing dan mengeksploitasi rakyat yang mayoritas muslim ini menyebabkan korupsi merajalela, pengangguran semakin banyak, daya beli masyarakat semakin turun, birokrasi semakin mencekik masyarakat, rakyat semakin sengsara, moral ambruk, dan hedonisme merajalela, pornografi dan pornoaksi merebak, dan kemaksiatan meluas terjadi di mana-mana.
Hal tersebut tidak akan terjadi jika manusia menganut syari’at islam yang mengutamakan keluhuran budi pekerti yang luhur, keadilan, dan kesejahteraan sosial daripada hukum-hukum setan yang tidak bisa dijadikan pedoman. Karena hukum-hukum setan (undang-undang buatan hawa nafsu) adalah sebuah barang dagangan yang bisa diperjual belikan bukan merupakan peraturan hakiki. Coba sajalah kita menerapkan satu saja hukum syari’at islam ini. Misalnya yang mencuri dipotong tangan maka tak ada lagi yang segan untuk mencuri, yang berzina dirajam maka perzinaan pun semakin sedikit ditemui, yang korupsi dihukum mati, maka tak ada satu kepalapun yang berani korupsi kecuali orang lupa diri.

Sebenarnya dampak kekufuran ini ada banyak sekali jika sebutkan semuanya. Akan tetapi kami hanya mengambil secara garis besar saja. Demikian kajian dari kami semoga bermanfaat, amiien.
Wallahu ‘alam
Refrensi : berbagai sumber

0 comments:

Post a Comment

Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih