Friday 31 May 2013

SYAIR ISLAM : RUSAKNYA PELAJAR DIJAMAN EDAN !

RUSAKNYA PELAJAR DIJAMAN EDAN !
(By : Muh. Ashabus Samaa'un)


lihatkah sobat
lihatlah kawan
lihatlah teman
lihatlah semua
kalian para manusia
dunia pendidikan
benar-benar dalam kekacauan
karena sistem pendidikan kita
benar-benar serba edan
hasilnya anak-anak semrawut suka ribut
pulang sekolah tidak belajar malah tawuran
atau kebut-kebutan motor dijalanan
mirip brandalan yang nyasar kesekolahan
dikasih PR tidak dikerjakan
malah-malah waktu luang untuk pacaran
dirumah pura-pura belajar
ternyata main facebookan
pamit les ternyata main Ps-an
lulus sekolah corat coret seragam
katanya untuk expresi kegembiraan
padahal hal itu adalah kemaksiatan
perilaku kufur yang dimurkai Tuhan
cobalah berpikir !
lulus UN bukanlah segalanya
itu hanya satu langkah kecil
untuk menempuh tingkat pendidikan
yang lebih berat tuk selanjutnya
memang begitulah kenyataan
pendidikan kita telah gagal
membentuk manusia bermoral
hasilnya manusia-manusia edan !
pendek akal tak punya aturan
berbuat seenaknya sendiri
pembuat onar dan kericuhan
pandai korupsi gemar perilaku kemaksiatan
pengikut hawa nafsu setan


oh enaknya jadi murid jaman sekarang
belajar disekolah tidak mikir biaya
berangkat sekolah dikasih uang saku
pulang pergi tidak repot jalan kaki
karena memang sudah jaman kemajuan teknologi
begitulah orang tua memanjakan kehidupan kalian
namun kenyataaan,
bukannya kalian berterima kasih atau balas jasa
malah kalian membalas kebaikan dengan kemungkaran
air susu yang mereka berikan
tlah kalian tumpahkan
kemudian kalian beri mereka racun mematikan
begitulah, segala yang tlah kedua orang tuamu lakukan
hanya dibalas dengan kekufuran
malas-malasan belajar
membolos, pacaran, tawuran, sampai mabuk-mabukan
kebut-kebut dijalanan
mirip preman bangun kesiangan
bahkan ada yang pacaran sampai hamil duluan
sungguh mengerikan
generasi macam apa ini
generasi amburadul korban modernisasi
generasi lupa diri
lupa keluarga, lupa agama
lupa Tuhan, lupa hidup, lupa mati


Bayangkanlah wahai para pelajar
Umur kalian sangat belia
jauhilah cara berpikir lattah
cuman suka ikut-ikutan semata
jika kalian turuti hawa nafsu setan
tunggulah murka dari Tuhan
kehancuran dan kebinasaan bagi kehidupan kalian
masa depan yang buruk nan suram tak terbayangkan
kemiskinan, kebodohan, dan kesengsaraan kehidupan
tlah menanti tuk meneror jalan kehidupan
sebagai akibat segala kebaikan
yang tlah orang tua dan guru berikan
dibalas dengan kemaksiatan dan kekufuran
sudah lupakah kalian
bahwa hidup didunia ini cuman sementara
waktu yang digunakan sia-sia
pasti kerugianlah yang didapatkannya
tidak saja kerugian dunia namun juga akhiratnya

sudahlah cukup segala kerusakan yang tlah dilakukan
jangan ikuti mereka
yang tlah terlanjur menemui kebinasaan
mulai sekarang kita harus berbenah diri
bertaubat dari segala perilaku maksiat
jadilah anak salih dan shalihah
yang taat beragama
berbakti kepada kedua orang tua
patuh nasehat guru
suka berbuat baik kepada sesama manusia
supaya diakhirat
kita mendapatkan kebahagiaan
yang kekal slamanya
semoga segala yang kita lakukan
mendapat ridha Tuhan Alam semesta
amin.








Friday 24 May 2013

DOWNLOAD EBOOK ISLAM "WASPADA DAJJAL DAN YA'JUJ WA MA'JUJ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,

Alhamdulillahirabbil'alamin, wa ala muhammadin wa ala alihi wa asbihi ajmain. amma ba;du
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.  sesungguhnya segala fitnah yang terjadi sekarang ini dari kerusakan moral, perzinaan merajala lela, pembunuhan, pembantaian, kemiskinan, kebodohan, bencana alam dan lain sebagainya sebenarnya adalah rangkaian tanda kiamat kecil menuju rangkaian tanda kiamat besar yaitu kemunculan musuh besar ad-dajjal laknatullah, oleh karena itu setiap diri kita yang beragama islam harus mewaspadai ini dari sekarang jika tidak ingin terkena fitnahnya. Buku karangan muhammad ali ini membahas secara ilmiah apa dan siapa itu dajjal dan makhluk pengrusak yang muncul setelah dajjal tewas ditangan nabi Isa as. yaitu ya'juj dan ma'juj laknatullah. untuk mendownload e-book ini klik tautan berikut
https://sites.google.com/site/akatsukikoplak/e-book/Muhammad%20Ali%20-%20Mewaspadai%20Dajal%2C%20yajuj%20wa%20majuj%20%40%20Perpustakaan%20Ashabul%20Muslimin.pdf?attredirects=0&d=1 


Thursday 23 May 2013

Mutiara Nasehat Islam No. 541 - 550



سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Kata mutiara nasehat ini Terinspirasi dari mutiara Qur'an , hadits dan perkataan ulama. jika ada yang salah mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya. Tujuan kami hanyalah semakin mempermudah pemahaman kita dalam mempelajari ajaran agama islam. semoga bermanfaat amiien.

541. Kebahagiaan hakiki
"Sesungguhnya kebahagiaan hakiki didunia ini bukan didapat karena kemudahan keadaan namun karena kepandaian mensyukuri keadaan. Barangsiapa bersyukur maka Allah Pasti menambah nikmatnya, barangsiapa kufur maka balasannya siksa yang pedih "
(Ashabul Muslimin)
542. Jika suatu saat nanti
"Jika suatu saat nanti kau mendapat kemenenangan/kemuliaan maka janganlah mudah bangga dan menyombongkan diri. Sungguh kesombongan adalah awal pertanda dari sebuah kebinasaan. Karena sesungguhnya Allah paling tidak menyukai sifat sombong. Betapa banyak kisah terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran bagi kaum beriman. semisal Iblis yang turun derajat kemuliaannya dan menjadi makhluk terlaknat gara-gara kesombongannya, kepada adam AS, Qarun hancur lebur kekayaannya bersama dirinya karena kesombongannya membanggakan hartanya, kekuasaan Fir'aun hancur bersama tahtanya karena kesombongannya menentang risalah kebenaran, Kaum add dan bangunan megahnya hancur lebur ditelan alam karena kesombongannya membangga-banggakan kekuatan fisik dan akalnya. Itulah balasan dari Allah kepada kaum yang sombong."
(Ashabul Muslimin)
543. Ibarat bermain layang-layang
"Kehidupan remaja bagaikan bermain layang-layang dimasa kecil dulu. meski sejauh apapun kau melayang melintasi arti kehidupan tapi jangan lupa landasan (ilmu agama), jika lupa landasan kehidupan maka kau akan seperti layang-layang yang putus dari benangnya, artinya kau akan kehilangan jati dirimu sebagai manusia beriman, dan betapa sulitnya mencari jatuhnya layang-layang putus, begitu juga akan sangat sulit mengembalikan jati dirimu jika sudah rusak, jati diri yang rusak adalah awal dari sebuah kehinaan dan kesulitan kehidupan".
(Ashabul Muslimin)
544. wanita memang bengkok
"Perempuan memang diciptakan dalam keadaan bengkok. kau tidak akan bisa meluruskan kebengkokan (sifatnya), melainkan dengan cara menceraikan (mentalaqnya), sebaik-baik cara bergaul dengan mereka adalah bersabar dan berlapang dada untuk memahami kebengkokan sifat yang tak dapat diluruskan".
(Ashabul Muslimin)
545. Fitnah paling berbahaya
"Rasulullah berwasiat bahwa tidak ada fitnah (bahaya) untuk kaum laki-laki lebih besar daripada fitnah kaum wanita. fitnah pertama yang menimpa kaum bani israel sehingga menjadi kaum yang tersesat adalah fitnah kaum wanita. wanita kadang disebut kaum hawa. hawa bisa diartikan naluri, keinginan, angan-angan atau hawa nafsu. Sehingga sebenarnya hawa nafsu laki-laki paling dekat dengan perempuan. Oleh karena itu seorang alim pun terkadang kalah dengan fitnah wanita karena jika sudah terlalu dekat daripadanya. Hawa nafsu yang telah terikat kepada wanita akan menjadi kuat sehingga mengalahkan akalnya. Dengan begitu setan akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengalahkan manusia. Hawa nafsu sulit dikalahkan kecuali dengan keihlasan dan kesabaran untuk senantiasa mendekat kepada-Nya, Sehingga Allah senantiasa melindunginya dari bahaya hawa nafsu."
(Ashabul Muslimin)
546. Hati-hatilah terhadap wanita
"Hati-hatilah kalian para pemuda, akal kalian belum sepenuhnya matang, jiwa kalian masih labil. Maka jangan terlalu dekat dengan wanita. Jika begitu kau akan menjadi budak hawa nafsu yang akan membinasakan hidupmu. Apakah kau tidak melihat, betapa banyak kesengsaraan hidup manusia berawal dari pergaulan yang tidak terjaga kepada kaum wanita. Berawal dari sebuah perkenalan, kemudian menjadi akrab, kemudian berlanjut ke pacaran, kemudian menyepi berduaan dan berujung pada zina yang menyebabkan sesal tiada akhirnya, naudzubillah".
(Ashabul Muslimin)
547. Ibarat binatang melata berbisa
"Selurus-lurus akal manusia akan membelok jika sudah tergoda hawa nafsu wanita. Sebagaimana kau lihat jalannya ular yang melata. Tidak akan pernah lurus dan selalu berbelok-belok. Hawa nafsu wanita ibarat ular, jika kau mendekatinya kau akan digigit dan diracuni, dibelit (dibelenggu) kemudian akhirnya dimangsa. Digigit artinya kau tergoda, diracuni artinya hati dan pikiranmu diracuni (cinta buta), dibelit artinya kau tidak bisa lepas dari hidup bersamanya, seakan-akan sehari tanpanya seakan-akan dipenjara (rindu serindu rindunya kata penyair), kemudian berakhir kau akan dimangsa alias terjerumus kedalam perzinaan."
(Ashabul Muslimin)
548. Rangkaian Fitnah Dajjal
"Segala fitnah (kerusakan) dimuka bumi ini adalah rangkaian fitnah kecil menuju rangkaian fitnah besar (tanda kiamat besar) yaitu kemunculan makhluk terlaknat bernama dajjal. Dia adalah setan berwujud manusia yang suka menipu cirinya dia adalah makhluk cacat yang buta matanya sebelah kirinya, kemudian mata kirinya menonjol seperti mau keluar ibarat buah anggur yang busuk, rambutnya keriting perawakannya pendek namun berbadan besar. Dia membawa surga yang hakikatnya neraka dan membawa neraka yang hakikatnya surga. Berlindunglah kepada Allah dari fitnahnya, karena tak ada fitnah lebih besar yang lebih menghancurkan daripada fitnah dajjal."
(Ashabul Muslimin)
549. Cinta Dunia Vs Cinta Akhirat
"Cinta dunia sumber segala penyakit kemunafikan dan kerusakan moral manusia, cinta akhirat adalah sumber segala kemuliaan. Dunia (kekayaan harta, pangkat, tahta dan wanita)  berisi sesuatu yang memperdayakan namun bersifat sementara, akhirat berisi kesenangan yang tiada batasnya dan  bidadari surga yang cantik jelita dan bersifat kekal selamanya. Mau Pilih Yang Mana??. Orang berakal akan memilih kehidupan akhirat sedangkan orang gila (meskipun waras kelihatannya) akan memilih dunia".
(Ashabul Muslimin)
550. Materi Bukan Sesuatu Yang Hakiki
"Harta bukanlah segalanya, tapi yang segalanya adalah semangat dan ketekunan belajar  serta pantang menyerah. Anda boleh sekolah disekolah mewah nan megah bak istana raja sabah, bapak ibu gurunya ramah tamah tak pernah marah-marah, fasilitas serba wah, namun percumah jikalau semua itu tidak menjadikan anda seorang yang beriman, shalih dan shalihah atau malah menjadikan anda orang materialistik nan serakah. Pendidikan dengan ideologi yang salah akan menghasilkan manusia bermoral rusak parah pendidikan dengan ideologi yang benar akan menghasilkan manusia yang benar-benar pintar. Keterbatasan materi bukan halangan untuk melakukan thalabul ilmi (cari ilmu), Keterbatasan adalah kekuatan yang besar jika kau berani mengambil satu langkah kecil yaitu pantang menyerah dalam segala keadaan. Karena kita meyakini bahwa Allah SWT tidak akan membebani seorang manusia (hamba-Nya) kecuali sesuai kesanggupannya. Pesimis/buruk sangka adalah rencana besar untuk gagal optimis (baik sangka) adalah rencana besar menuju kesuksesan. Wujudkan apa yang engkau cita-citakan dari sekarang, temui takdirmu, gapailah kesuksesanmu, sesungguhnya mau jadi apa kau nanti adalah hasil apa yang kau usahakan sekarang ini. Tetaplah semangat belajar meski kau dijajah keterbatasan, berjuanglah dan merdeka melawan kegelapan dunia kebodohan."
( Ashabul Muslimin)

Sunday 12 May 2013

Bahaya Mempelajari Ilmu Kalam

Kekeliruan dan Kesesatan Ilmu Kalam
(Mantiq, Tasawuf, Filosofi, teologi, liberalisasi dll )
                

Mukadimah

Ilmu kalam memang ilmu yang terkesan nyeleneh. Karena mempelajari sesuatu hal diluar kemampuan akal manusia kemudian terkadang juga orang yang tidak kuat akalnya belajar ilmu ini bisa jadi gila, naudzubillah. Oleh karena itulah secara kasar saya katakan ilmu kalam ini disebut juga ilmu pengawuran. Karena terkadang mereka mengingkari sebagian al-Qur'an kemudian lebih mengambil pendapat akalnya sendiri atau barangkali mengimpor pendapat-pendapat filusuf-filusuf yunani yang sudah jelas-jelas mereka itu kaum paganisme (penyembah berhala). Sungguh tidak pantas sekali jika pendapat orang musyrik itu diambil sebagai landasan berpikir bagi kaum muslimin. Ilmu ini bisa membuat orang berbuat syirik dsb. Karena secara mendasar saja bisa dibilang yang mempelajari ilmu ini artinya menyembah akalnya sendiri secara tidak sadar, karena telah menganggap akalnya lebih unggul daripada ayat Allah SWT. 

Apa yang disebut dengan ilmu kalam tidak pernah ada pada masa Nabi saw atau pada masa sahabatnya. Ilmu ini mulai muncul setelah berbagai kebudayaan asing diterjemahkan kedalam bahasa arab, khususnya filsafat dan ilmu mantiq Yunani. Sebagian besar kaum muslimin yang menyibukkan diri dalam membahas  ilmu kalam tidaklah menjadi otomatis  kafir akibat perbuatan tersebut, akan tetapi jika sudah terlalu jauh sehingga sampai mengingkari akidah islam bisa mengakibatkan kekafiran. Tujuan mereka  dalam  membahas ilmu tidak lain hanya ingin menjelaskan hal- hal  yang  menyangkut  aqidah  Islam serta mempertemukan antara metode ilmu mantiq dengan apa yang mereka anggap kontroversial dari  nash-nash  syara'. Hanya  saja mereka tersesat dan menyibukkan pikiran mereka dan orang lain terhadap pembahasan-pembahasan yang akal mereka sendiri tidak sanggup menjangkaunya. Padahal langkah yang benar bagi mereka semestinya membatasi pembahasan hanya pada nash-nash syara', yaitu berdasarkan wahyu semata.

A. Sejarah  Munculnya Ilmu Kalam

Sepanjang masa Nabi saw, kaum muslimin hanya mempunyai satu aqidah yang sama yaitu apa yang terdapat dalam al-Quran dan apa yang sesuai dengan metode Kitabullah tersebut. Mereka hidup dimasa turunnya wahyu dan mendapat kemuliaan menjadi sahabat-sahabat rasul. Cahaya persahabatan tersebut telah  menghilangkan kegelapan, keraguan dan khayalan. Kekuatan iman yang mereka miliki,tidak pernah menimbulkan satu pertanyaan pun yang mengandung unsur keraguan. Mereka tidak berusaha  mencari  ilmu  yang  Allah  sendiri tidak mengajarkannya kepada manusia. Merekalah yang paling baik dan tinggi martabatnya diantara umat ini.

Bahkan Rasulullah  saw sendiri  pernah memberikan kesaksian tentang kebaikan mereka ini. Karena itulah jalan yang mereka tempuh dalam membahas aqidah serta penyampaiannya lebih selamat, bijaksana dan lebih mendalam daripada metode-metode lain. Betapa tidak !? Sebab, ini merupakan metode Rasul yang berdasarkan metode al- Quran dalam membahas aqidah. Dengan metode ini orang-orang  akan  mendapatkan kepuasan  jiwa,  petunjuk  yang  benar,  ilmu yang disertai keyakinan. Berkat metode tersebut, seorang muslim akan menjadi suatu potensi tenaga yang dasyat yang kemudian mendorongnya untuk menyampaikan dakwah dengan semangat. Jalan yang ditempuh dalam hal ini adalah jalan Rasul dan para sahabatnya. Abad pertama hijriyah telah berakhir  setelah dakwah Islam tersebar luas dan menguasai segenap penjuru. Islam pada waktu itu disampaikan dengan pemahaman yang cemerlang, iman yang dalam dan kesadaran yang hebat. 


Akibat dari perkembangan dakwah Islam tersebut, Islam berinteraksi  dengan  peradaban  dan  agama yang dimiliki bangsa-bangsa lain yang masuk Islam. Dikarenakan al-Quran telah mencantumkan rincian tentang aqidah Islam dan telah membeberkan aqidah-aqidah yang berlawanan dengannya, begitu pula bantahan- bantahan yang melemahkan aqidah lain. Maka sebagai akibat interaksi ini,  timbullah pergolakan  pemikiran  antara  Islam  dengan kekufuran.  Hal  ini  merupakan  salah  satu sebab yang mendorong pemikiran kaum muslimin membahas aqidah Islam dari berbagai segi. 


Termasuk dalam menentukan cara membela aqidah Islam dihadapan aqidah-aqidah (keyakinan) lainnya, terutama filsafat Yunani yang telah dipakai orang-orang nasrani dalam menghadapi dan menghalangi dakwah Islam. Usaha tersebut menghasilkan adanya aktivitas penterjemahan besar-besaran sehingga filsafat Yunani ini beralih dan diketahui oleh sebagian kum muslimin yang menyibukkan diri dalam aktivitas penerjemahan tersebut, yang kelak menghasilkan apa yang disebut dengan 'Ilmu Kalam' dan metode pembahasan 'Ilmu Mantiq'.

 B. Metode Baru

Metode-metode ilmu kalam (mantiq) yang telah dilahirkan oleh generasi yang datang setelah sahabat (khalaf) adalah teramat jauh berbeda dengan metode sebelumnya yaitu metode sahabat (salaf). Karena metode khalaf ini telah membicarakan Dzat Allah dan berdasarkan pada metode pembahasan filosof filosof Yunani. Metode ini menjadikan akal sebagai dasar pemikiran untuk membahas segala hal tentang iman. Dalam menentukan bukti, ia berlandaskan pada ilmu mantiq dan telah mengambil sikap pertengkaran/ pertikaian untuk menghadapi para filosof dalam setiap pembahasan. Mereka juga membahas tentang apa yang tidak dapat diindera atau dijangkau tentang dzat Allah dan sifat-sifat-Nya.

 Dalam hal ini, mereka telah mengikuti ayat-ayat mutasyabihat yang banyak menimbulkan penakwilan, lalu bertambahlah sikap permusuhan tersebut sehingga pada akhirnya terjadi penyimpangan (fitnah) terhadap aqidah yang sebenarnya. Semua kejadian itu telah terjadi antar sesama kaum muslimin yang ikut sibuk membahas masalah ini. Bahkan sampai melibatkan sebagian dari ulama fiqih yang telah berusaha menjauhkan diri dari pembahasan ilmu kalam, yang malah telah memberi peringatan kepada orang-orang untuk menjauhinya, seperti yang terjadi pada Imam Ahmad ibn Hambal ra. 

 Dan begitulah sikap ulama salaf dari kalangan sahabat dan tabi'in. Mereka lebih banyak menyibukkan diri dengan mengamalkan Kitabullah daripada sibuk debat kusir dan berbantah-bantahan. Pada waktu Islam kemudian menyebar luas ke pelosok dunia. Terjadilah kemudian penaklukan-penaklukan daerah baru. Setelah itu sebagian kaum muslimin mulai terpengaruh dengan sebagian ide-ide filsafat antara lain filsafat Yunani. Akibatnya mereka terpecah menjadi banyak kelompok, firqoh dan aliran-aliran. Sehingga mereka lebih banyak sibuk dalam berdebat daripada mengamalkan Kitabullah. Hati mereka diabaikan sedangkan akal mereka diagung-agungkan sampai begitu beraninya membahas segala sesuatu (baik yang dapat dijangkau ataupun yang tidak). 

 Mereka berpikir dan membahas Dzat Allah dengan cara yang berlebihan begitu pula terhadap sifat-sifat-Nya, yang mereka bahas secara mendetail berdasarkan pertimbangan akal dan didukung dengan pendapat serta cara pemikiran para filosof sebelumnya. Padahal Allah SWT adalah Maha Pencipta yang tidak dapat dijangkau manusia. Jika manusia masih merasa dirinya lemah untuk mengetahui secara detail tentang dirinya sendiri dan apa yang ada dalam dirinya sampai sekecil-kecilnya, maka bagaimana mungkin akal manusia mampu menjangkau Dzat Allah Yang Maha Pencipta bagi alam semesta dan seisinya. Juga, Dia lah yang menguasai segala urusan yang menyangkut Dzat Allah dengan segala sifat-sifat-Nya, padahal tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur/pembanding! 

Satu-satunya jalan yang harus ditempuh dalam hal ini adalah dengan menjadikan firman Allah SWT tentang dzat dan sifat-sifat-Nya serta hadist Rasul yang shahih dan terbukti kebenarannya, merasuk dalam kalbu kita, lalu mengimaninya tanpa takwil dan tanpa mempersulit pembahasannya. Sebab kita tahu bahwa jika kita menakwilkan suatu ayat/hadist maka penakwilan itu harus sesuai dengan firman Allah/sabda Rasul. Orang yang menakwilkan sesuatu biasanya tidak sanggup memastikannya, benar atau salah. Yang membentuk keyakinan adalah makna/lafazhlafazh zhahir (berdasarkan konteks kalimat) dari ayat/hadist, juga lafazh hakiki (makna sebenarnya( bukan yang majazi atau makna kiasan).

C. Kekeliruan-Kekeliruan Fatal Ilmu Kalam

Setelah membahas dan mendalami metode para ulama kalam dapat kita simpulkan bahwa metode mereka adalah keliru. Metode tersebut tidak dapat membentuk iman bagi seseorang apalagi menguatkannya. Metode ini hanya menghasilkan sekedar pengetahuan tertentu, bahkan dapat dikatakan pengetahuan yang sesat dan meragukan, karena merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang tidak pernah diberitahukan kepada manusia. Juga karena panca indera kita tidak sanggup menjangkaunya. Kekeliruan metode tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek: 

 Pertama; Metode yang Keliru 

 ulama kalam dalam menentukan bukti didasarkan pada ilmu mantiq, bukan kepada penginderaan. Hal ini menjadikan seorang muslim sangat memerlukan belajar ilmu mantiq agar ia dapat membuktikan eksistensi Allah. Ini berarti bagi seorang yang belum mengetahui ilmu mantiq maka ia tidak boleh membahas aqidah Islam. Padahal islam datang pada masa dimana kaum muslimin belum mengetahui ilmu mantiq. Mereka telah mengembangkan risalah Islam dengan cara yang terbaik serta memberikan bukti-bukti yang meyakinkan terhadap segala hal yang menyangkut aqidah mereka, tanpa memerlukan pembahasan ilmu mantiq dalam menentukan bukti apapun terhadap aqidah Islam. Ini dari satu segi. Sedangkan dari segi lain metode ilmu mantiq (logika) dalam menentukan suatu bukti memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam menarik kesimpulan. 

Hal ini disebabkan oleh gagasan yang salah yang tidak didasarkan atas fakta-fakta namun lebih kepada firasat pengawuran. Berbeda halnya dengan metode berpikir yang didasarkan atas fakta-fakta yang nyata. Metode terakhir inilah yang telah digunakan oleh al-Quran dalam menentukan bukti-bukti sehingga tidak memungkinkan terjadinya suatu kekeliruan dalam berpikir. Adapun metode yang menimbulkan kekeliruan dalam berpikir, jelas tidak boleh dijadikan patokan dalam menentukan bukti bukti.

 KeduaMerujuk Kepada Akal Dalam Masalah Ghaib.

metode yang digunakan para Mutakallimin adalah dengan menjadikan akal sebagai patokan dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan masalah iman, bahkan sampai-sampai menjadikan akal sebagai standar untuk memahami hal-hal yang ghaib pula. Mereka telah menafsirkan al-Quran berdasarkan pertimbangan akal, sehingga menyalahi dasar-dasar lainnya, seperti; mensucikan Allah secara mutlak, kebebasan dalam berkehendak, keadilan Allah dan pemilihannya yang terbaik dalam setiap keputusan/ketentuan dan sebagainya. Mereka telah merujuk kepada akal dalam menafsirkan ayat-ayat yang dari segi lahirnya dianggap kontroversial. Akal juga dijadikan sebagai standar pemutus terhadap hal-hal yang mutasyabihat (samar). 

Bahkan mereka telah menakwilkan ayat-ayat yang tidak sesuai dengan pendapat yang mereka pilih. Sikap penakwilan ini selalu digunakan karena mereka bertolak dari akal-akalan, bukannya dari wahyu (al-Quran). Mereka beranggapan bahwa ayat-ayat al-Quran harus ditakwilkan dan disesuaikan dengan ketentuan akal. Begitulah sikap mereka yang telah menjadikan akal sebagai patokan untuk menafsirkan al- Quran yang mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam banyak pembahasan. Jika saja mereka menjadikan al-Quran sebagai patokan untuk setiap pembahasan dan akal mereka didasarkan pada al-Quran, tentu tidak akan sampai membahas sesuatu yang nyeleneh dan diluar nalar mereka.

Memang benar, iman terhadap al-Quran sebagai kalamullah (firman Allah) harus didasarkan kepada akal, yakni akal lah yang telah membuktikan kemukjizatannya. Tetapi setelah al-Quran diimani akan menjadi standar untuk mengimani segala sesuatu yang tercantum di dalam al-Quran, tanpa dipertimbangankan lagi oleh akal. Oleh karena itu jika terdapat berbagai ayat dalam al-Quran (mengenai aqidah), maka akal tidak boleh dijadikan tolok ukur kebenaran dan kesalahan makna ayat-ayat tersebut. Kita wajib merujuk hanya pada ayat-ayat al-Quran itu sendiri tanpa 'campur tangan' akal. Dalam hal ini fungsi akal hanya memahami nash-nash saja. Sayangnya para mutakallimin (ahli kalam) tidak berbuat demikian, melainkan menjadikan akal sebagai tolok ukur dalam penafsiran al-Quran. Oleh karena itu, muncullah sikap penakwilan ayat ayat al-Quran dengan cara yang serampangan dan menghasilkan sesuatu yang sesat.

KetigaMengikuti Pendapat Para Filosof

Para mutakallimin telah menjadikan sikap pertikaian dengan para filosof sebagai dasar pembahasan mereka. Misalnya, golongan mu'tazilah mengambil pendapat dari para filosof dan membantah mereka.  Golongan ahlus sunnah dan jabariyah membantah pendapat mu'tazilah juga dengan mengambil pendapat para filosof dan menentangnya. Padahal yang menjadi obyek pembahasan adalah islam, bukan sikap pertikaian para filosof maupun lainnya. Seharusnya mereka membahas apa yang terdapat pada al-Quran dan Hadist, dan berhenti disitu tanpa melampaui batas pembahasannya, juga tanpa memperdulikan lagi pendapat siapapun. Akan tetapi mereka tidak melakukannya. Mereka malah mengalihkan aktivitas tabligh Islam dan penjelasan tentang hal-hal yang menyangkut aqidah Islam kepada perdebatan dan berbantah-bantahan. Mereka telah memadamkan kekuatan dan semangat aqidah yang merupakan pendorong jiwa manusia, mengaburkan makna aqidah sehingga menjadikannya sebagai aktifitas perdebatan belaka yang dilakukan secara terus menerus atau sebagai keahlian tersendiri dalam ilmu kalam. 

Sikap mereka ini berlawanan dengan metode al-Quran yang juga pernah membantah sebagian pemikiran-pemikiran filsafat, tetapi berdasarkan suatu metode yang hanya berlandaskan kepada seruan yang difokuskan kepada akal dan fitroh manusia. Dengan demikian metode ini menjadikan setiap orang yang mendengar seruan tersebut mendapat kepastian dan meyakini apa yang dibahas oleh akal terhadap hal-hal yang dapat dijangkaunya yang menunjukkan adanya Sang Khaliq. Disamping ia mampu membuktikan keesaan dan kekuasaan Allah. Hikmah/tujuan dari ciptaan-ciptaan dan keagungan-Nya.
Bahkan, seseorang yang sampai kepadanya  seruan al-Quran akan merasakan bahwa ia harus mendengar seruan itu dan mengikutinya sampai seorang atheis pun bisa memahami dan cenderung kepadanya.  Metode al-Quran adalah sangat sesuai untuk setiap orang, tanpa ada perbedaan antara penguasa dan rakyat, baik intelek maupun awam. Metode al-Quran sungguh telah menjadikan manusia berpikir lebih serius tentang keberadaannya di alam ini serta kelanjutannya diakhirat nanti. Contoh-contoh untuk seruan tersebut antara lain firman Allah SWT:

 "Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. al-Hajj [22]: 73-74)

 Juga firman Allah dalam QS. ath-Thâriq [86]: 5-8, QS. adz-Dzriyat [51]: 20-21, QS. an-Nazi'ât [79]: 27-33). Demikianlah metode al-Quran dalam menjelaskan/menetapkan kekuasaan, kehendak, ilmu dan keagungan Allah berdasarkan apa yang sesuai dengan akal dan fitrah manusia. Metode tersebut membangkitkan perasaan jiwa manusia sehingga terpengaruh dengan hasil keputusan akal yang telah membuktikan serta mengakuinya sesuai dengan hakikat fitrahnya sehingga manusia merasa puas dan terpenuhilah keinginannya dengan cara yang menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa. Keluar dari Realita yang terindera Para mutakallimin telah keluar dari realita bahkan melampaui batas hingga hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Mereka membahas hal-hal di sebalik alam semesta (meta fisika). Misalnya membahas tentang Dzat Allah dan sifat-sifat- Nya yang merupakan suatu hal yang mustahil dapat dijangkau oleh indera manusia.

Pembahasan ini telah dikaitkan dengan pembahasan yang berhubungan dengan realita yang dapat diindera. Secara berlebihan, mereka telah menganalogkan hal yang ghaib, yaitu Allah SWT dengan alam nyata, yaitu manusia. Bahkan mereka menetapkan sifat 'keadilan' Allah SWT sama dengan keadilan menurut pandangan manusia di bumi. Mereka lupa bahwa manusia (makhluk) itu dapat dijangkau indera, sedangkan Dzat Allah tidak. Dengan demikian tidak dapat dianalogikan antara satu dengan lainnya. Mereka juga tidak menyadari bahwa keadilan Allah itu tidak dapat disamakan dengan keadilan manusia di bumi, juga tidak boleh menundukkan Allah kepada hukum dan peraturan alam/manusia. 

Karena Dia-lah yang menciptakan alam, yang sekaligus mengaturnya sesuai dengan hukum-hukum yang juga Ia ciptakan. Apabila dilihat bahwa manusia dengan segala keterbatasannya memandang dan memahami keadilan dengan cara yang terbatas pula, ia akan menentukan sikap terhadap alam sekitarnya sesuai dengan pemahamannya. Tetapi apabila pandangannya meluas, pemahaman dan sikapnya tentang keadilanpun berubah juga. Lalu bagaimana mungkin manusia akan menganalogikan Rabb, Pencipta alam semesta ini, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, lalu mereka memandang keadilan-Nya sesuai dengan makna yang mereka kehendaki? Begitu pula halnya dengan kriteria penentuan baik dan yang terbaik bagi Allah SWT.

Kelima: Mentakwil Ayat-Ayat Mutasyabihat

 ayat-ayat mutasyabihat yang bersifat global dan tidak memberikan pemahaman yang jelas bagi pembacanya telah turun dengan penjelasan yang umum tanpa memberi perincian. Ayat-ayat tersebut dapat berupa penjelasan tentang segala sesuatu secara garis besar atau berupa ketentuan terhadap fakta/keadaan yang kelihatannya tidak bisa dibahas, ditelaah dan dijadikan patokan sehingga pembacanya tidak bisa memalingkan diri darinya. Walaupun membahasnya, namun ia tidak dapat mengetahui hakikat tujuan makna-maknanya kecuali hanya sebatas apa yang tersurat dalam lafadz-lafadznya.  Oleh karena itu, wajarlah apabila semuanya ditentukan sikap pasrah kepada ayat-ayat tersebut, tanpa mencari sebab-sebab (penakwilan) atau penjelasan yang lebih detail. 

Sebagai contoh dalam hal ini, bahwa di dalam al-Quran terdapat sejumlah ayat yang menerangkan adanya paksaan pada perbuatan-perbuatan manusia. Sebaliknya, banyak juga yang menunjukkan adanya ikhtiyar (pilihan manusia sendiri).  Diantaranya firman Allah SWT: TQS. al- Mukmin [40]: 31, juga dalam QS. al-Insân [76]:30, QS. al-Baqarah [2]: 286, QS. al-An'âm [6]: 125. Di dalam al-Quran terdapat pula sejumlah ayat yang menyebutkan bahwa Allah memiliki wajah dan tangan, menjelaskan bahwa Dia ada di langit. Diantaranya seperti firman-Nya:
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?" (QS. al-Mulk [67]: 16)

Juga dalam QS. ar-Rahman [55]: 27, QS. al-Fajr [89]: 22, QS. al-Maidah [5]: 64. Disamping itu terdapat ayat-ayat lain yang menetapkan sikap pensucian terhadap Allah SWT, yakni tidak boleh menyerupakan Allah SWT dengan makhluk-Nya, seperti firman- Nya: TQS. asy-Syûrâ [42]: 11, QS. al-An'âm [6]: 100.
Demikianlah ragam ayat al-Quran yang tersebar di berbagai segi yang Nampak adanya pertentangan (kontroversial). Ayat ayat inilah yang oleh al-Quran disebut sebagaiayat-ayat mutasyabihat.  Mengikuti Ayat-Ayat Mutasyabihat Pada waktu ayat-ayat tersebut turun, Rasulullah saw menyampaikannya kepada masyarakat, para sahabat, segera saja kaum muslimin mengimaninya. Mereka menghafal ayat-ayat tersebut di dalam lubuk hatinya dan ayat-ayat tersebut tidak menimbulkan pembahasan dan perdebatan apapun di kalangan mereka.

 Mereka tidak melihat adanya pertentangan apapun yang memerlukan penjelasan yang detail. Mereka memahami semua ayat sesuai dengan segi yang diterangkan dan ditetapkan oleh ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat tersebut turun secara berangsur-angsur sesuai dengan kenyataan yang mereka alami. Mereka mengimani ayatayat tersebut, membenarkan dan memahaminya dengan pemahaman yang global dan mereka merasa cukup dengan pemahaman seperti ini. Mereka menganggap ayat-ayat tersebut sebagai penjelas bagi kenyataan atau sebagai penetapan bagi suatu hakikat. 

Banyak dari kalangan para ulama intelek tidak masuk pada pembahasan perincian ayat-ayat mutasyabihat ini dan tidak pula memperdebatkannya. Bahkan, dipandangnya bahwa hal tersebut bukan merupakan suatu kemaslahatan bagi Islam. Maka pemahaman makna yang bersifat global bagi setiap orang yang memahaminya sesuai dengan ukuran yang dapat dipahami, tidak perlu ia terjerumus ke dalam perincian dan bahasan yang mengada-ada. Demikianlah kaum muslimin menemukan metode al-Quran, menerima ayat-ayat-Nya dan bertindak sesuai dengan metode tersebut. 

Pada waktu datang golongan mutakallimin, mereka meletakkan pemahamannya terhadap ayat-ayat mutasyabihat berdasarkan pada apa yang didapatkan oleh akal mereka tentang makna ayat 'laisakamitslihi syaiun' (tidak ada sesuatu apapun yang menyamai-Nya). Mereka menjadikan pemahaman ini sebagai penentu dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat. Mereka bangun di atas pemahaman ini dasar-dasar (ushuluddin menurut mazhab mereka). Lalu membahasnya secara terperinci berdasarkan ushul pemahaman mereka tersebut. Disamping itu mereka menakwilkan segala sesuatu yang bertentangan dengan pendapatnya. Juga, mengkafirkan semua orang yang menyalahi pendapatnya. 

Banyak dan panjangnya pembicaraan dalam masalah ini menyebabkan timbulnya fitnah yang besar di kalangan kaum muslimin. Andai kata mereka mengembalikan masalah tersebut kepada Allah dan Rasul, niscaya mereka akan mendapatkan kebaikan yang melimpah ruah. Firman Allah SWT mengumpamakan mereka seperti dalam QS. Ali Imran [3]: ayat  7.
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari isi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
(QS. Ali Imran [3]: ayat  7)

Rasulullah bahkan dulu pernah memberi wasiat kepada seluruh kaum muslimin supaya kita waspada dan menjauhi ilmu kalam dan pengikut ilmu ini. Karena kebanyakan mereka telah tersesat dari jalan yang lurus Perlu kita merenungkan sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam muslim dari 'Aisyah ra:
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)

 Hambatan Bahasa Ada yang mengatakan bahwa sebab keterlibatan dalam ilmu kalam adalah kelemahan yang menimpa otak kaum muslimin dalam memahami bahasa arab. Oleh karena itu, kata mereka, kita akan beralih dari cara para sahabat membahas aqidah pada cara-cara logika. Bukanlah satu kesalahan apabila kita tetap memertahankan sikap pensucian terhadap Allah tanpa mengingkari dan menyerupakan. Alasan mereka ini sebenarnya merupakan hujjah yang lemah. Sebab, gaya pembahasan yang dilakukan oleh para ulama kalam tidak menunjukkan bahwa bahasa merupakan salah satu hambatan dalam pemahaman aqidah secara benar, tetapi obyek bahasan yang ada pada merekalah yang menjadikannya berselisih pendapat. Sebagai contoh, apabila kita mengatakan: 
'Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.' 
Makna ayat ini dapat dipahami artinya dari segi bahasa, tanpa perlu menggunakan cara-cara mantiq/logika. Akan tetapi berubahnya obyek pembahasan yang dibahas dari segi Dzat Allah itulah yang mendorong munculnya metode tersebut. Apabila yang mendorong menggunakan cara-cara logika adalah benar bahasa arab maka adalam hal ini cukuplah kita menerangkan arti bahasa untuk kata-kata yang membutuhkan penafsiran/penjelasan dan terhadap makna-makna yang belum jelas dalam benak kita maka kita terima secara pasrah tanpa membahasnya atau memperdebatkannya lagi. Tetapi nampaknya bahwa arti lughawi (bahasa) bukan merupakan sebab penakwilan dan pembahasan tentang Dzat Allah atau terlibatnya akal dalam kesesatan yang sulit baginya untuk melepaskan diri darinya kecuali dalam keadaan kalah dan tidak mendapatkan apa-apa. 

Tetapi, penyebab yang sesungguhnya (penakwilan dan pembicaraan mengenai dzat Allah) adalah mengikuti hawa nafsu dan tidak meneladani metode para ulama salaf. Metode yang Memecah Belah Persatuan Di antara hal-hal yang perlu diingat adalah bahwa pembahasan ulama kalam ini telah menyebabkan munculnya banyak firqah-firqah yang keluar dari Islam. Mereka termasuk dalam golongan-golongan yang disebutkan oleh rasulullah saw dalam sabdanya:

"Kaum Yahudi telah terpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, semuanya masuk neraka. Sedangkan Kaum muslim terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan yang semuanya juga masuk neraka kecuali satu. Para sahabat bertanya: siapakah dia, ya Rasulullah? Beliau menjawab: golongan yang mengikuti aku dan para sahabatku." (Sunan Tirmidzi: 22642-2643; Sunan Abu Daud 4596-4597; Musnad Imam Ahmad no. 1024)
 Rasulullah saw telah memberi petunjuk kita agar meneladani pola hidup beliau, serta melarang kita, umatnya menyalahi jalan tersebut. Perhatikanlah sabda Beliau dalam sebuah hadist shahih:

"Sesungguhnya siapa saja diantara kalian yang hidup (sesudahku), kelak dia akan melihat banyak perselisihan. Maka berpegang teguhlah kalian kepada sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk. Lalu gigitlah (peganglah) dengan gerahammu. Dan jahuilah perkara-perkara yang baru (maksudnya dalam masalah ibadah). Sesungguhnya semua perkara yang baru adalah bid'ah dan semua bid'ah (mengakibatkan seorang masuk) dalam neraka." (Sunan Abi Daud, 4607; Sunan Tirmidzi 2678; Musnad Imam Ahmad IV hal. 126-127).

Demikian pula diantara hal yang perlu dipegang teguh bahwa pembahasan pembahasan ini dan yang serupa dengannya akan menyebabkan berhadapannya seorang muslim melawan saudaranya yang muslim, bahkan akan mengalihkan perhatiannya hanya untuk menghadapi urusan yang tidak penting dan merugikan umat islam sendiri. Sehingga orang-orang kafir dapat mengambil kesempatan untuk melontarkan banyak perkara-perkara syubhat yang menyibukkan kaum muslimin dalam menyelesaikannya, bahkan dapat menyebabkan terhentinya kegiatan dakwah dan jihad fi sabilillah akibat pembahasan ilmu-ilmu bodoh itu (ilmu kalam).

Oleh karena itu kita lihat ketika ilmu-ilmu logika mulai berkurang, bahkan lenyap dari masyarakat sangat diperhatikan dan menjadi pembahasan serius kaum orientalis. Begitu juga para teolog nasrani banyak mengarang buku-buku di bidang ini. Pembahasan ilmu kalam masih mempengaruhi sekelompok kecil umat, yang alangkah baiknya mereka tinggalkan hanya karena Allah semata, yang mereka cintai. Jika tidak, maka mereka baik sengaja ataupun tidak berarti telah mengikuti orang yang tidak  mengharapkan kebaikan bagi agama Islam ini.  Dalam kenyataannya, permasalahan ilmu kalam telah dimunculkan oleh beberapa orang nasrani yang kemudian memeluk Islam tetapi tidak ikhlas pada-Nya. 

Diantara hal yang menunjukkan hal ini adalah bahwa Ghailan ad-Damasyqi pada mulanya sebelum menganut Islam adalah orang Qibti (Nasrani dari Mesir). Dan dialah orang yang paling gencar menyerukan masalah qodar. Misalnya apa yang telah disebutkan oleh Ibnu Qutaibah di dalam kitabnya Kitabu al-Ma'arif, hal 166:
"Ghailan ad-Damasyqi adalah orang Qibti yang tidak ada searang pun sebelumnya membicarakannya dan menyeru kepada masalah qodar kecuali Ma'bad al-Jahni. Dan Ghailan memiliki julukan Abu Marwan. Lalu ditangkap oleh Hisyam ibnu Malik (wafat pada tahun 125 H), kemudian disalib di pintu gerbang kota Damaskus."

Sebagaimana halnya dahulu, sekelompok nasrani yang masuk Islam telah membahas tentang berbagai syubhat yang mengangkut aqidah, khususnya masalah taqdir, kita akan menemukan pula bahwa sekelompok Yahudi yang masuk Islam telah menimbulkan berbagai syubhat; tentang penyerupaan dan penitisan/penjelmaan Allah swt. Untuk itu dibuatlah cerita-cerita dan riwayat palsu. Asy-Syahru Satani berkata:
"Kebanyakan berita-berita/cerita yang dibuat berkenaan dengan masalah penyerupaan Dzat Allah berasal dari Yahudi. Dan sesungguhnya sikap demikian sudah merupakan tabi'at mereka. Barangkali, Abdullah ibnu Saba' yang dahulu seorang Yahudi kemudian masuk Islam merupakan orang yang pertama kali memunculkan perkara-perkara Syubhat dan bid'ah tentang penyerupaan Allah disamping sikap ekstrim dan dan berlebih-lebihan terhadap Imam Ali bin Abi Thalib ra.
( sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Abdul Qadir al-Baghdady di dalam kitabnya al-Farqu Bainal Firoq, hal 214.)

Kesimpulan
Bisa disimpulkan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang tidak akan ada untungnya jika dipelajari. Ilmu ini adalah ilmu pengawuran yang disertai pembahasan yang memuaskan hawa nafsu belaka sehingga menimbulkan kesesatan. Ilmu kalam awalnya adalah lahir dari paham-paham filosofi yunani kuno yang tentu saja mereka orang penyembah berhala. Sungguh tidak pantas sebagai orang islam yang percaya Tauhid sibuk membahas ilmu yang terkesan ngawur ini. Ilmu ini telah banyak menimbulkan masalah dalam persatuan akidah kaum muslimin. Akibatnya banyak yang membahasa ilmu ini semakin banyak pula umat islam yang terpecah belah. Jika kita mengambil contoh maka aliran syi'ah adalah salah satu sempalan sesat akibat dampak buruk dari munculnya ilmu kalam ini didalam kehidupan kaum muslimin di masa lalu. Sehingga dampaknya pun sampai sekarang tak pernah berujung.

Entah siapa pertama kali yang mencetuskan ilmu bodoh ini. Yang pasti ilmu kalam ini adalah salah satu ajaran iblis dan dajjal untuk membodohi dan menyesatkan manusia. Ilmu ini terkesan sebagai sebuah ilmu yang dapat membuat orang menjadi sombong dan kufur, kenapa?. Karena dengan ilmu ini mereka akan mengutamakan pendapat akal daripada nash-nash dari al-Qur'an dan Hadits Nabi. Itu artinya mengganggap manusia lebih tinggi ilmunya daripada ilmu Allah dan Rasul-Nya. Sehingga yang terjadi pada ahli kalam adalah mereka menjadi orang yang pinter bin keblinger (seakan-akan pandai padahal sebenarnya mereka orang sesat). Dan mereka menjadi orang musyrik yang menyembah dan mengagung-agungkan akalnya sendiri. 

Belajar daripada kisah Adam as. dan iblis yang diperintah Allah SWT untuk sujud (penghormatan) kepada beliau Nabi Adam as. namun iblis ingkar dan tidak mau patuh kepada perintah-Nya adalah disebabkan iblis mengikuti hawa nafsunya dan  lebih memilih pendapat akalnya daripada ajaran Allah SWT. Yaitu iblis berpendapat bahwa kemuliaan makhluk adalah tergantung dari zat apa ia diciptakan, seperti iblis diciptakan dari api sehingga menurut logikanya adam lebih rendah daripada dia karena diciptakan dari tanah. Padahal kemuliaan yang sebenarnya menurut Allah SWT adalah tidak memandang asal penciptaan atau keturunan, kemuliaan makhluk menurut Allah SWT Tuhan Semesta Alam adalah karena kepatuhannya dan ketakwaanya kepada Allah SWT. 

Begitulah barangkali awal mula ilmu kalam ini, bisa dibilang barangkali bahwa pencetus tidak lain adalah iblis laknatullah alaih yang suka menyembah hawa nafsunya sendiri daripada menyembah dan patuh kepada Allah SWT. Ilmu kalam adalah ilmu yang menghasilkan kesombongan yang besar, sehingga tidak pantas  sekali jika seorang muslim yang telah belajar banyak tentang akidah islam mempelajari ilmu bodoh ini. Karena dikhawatirkan ilmu ini akan merusak dan memporak porandakan akidahnya. Sebabnya adalah Ilmu ini hanya berlandaskan kebodohan akal, kepuasan hawa nafsu dan pengawuran semata, tidak ilmiah dan tidak sesuai dengan logika.

 Wallahu'alam 


 - Sumber Refrensi : Buku Kekeliruan Ilmu Kalam Penulis: Syamsuddin Ramadhan Cet. I, Rajab 1424 H–September 2003 M
- Pengalaman penulis dan berbagai sumber



DOWNLOAD EBOOK  ARTIKEL INI 

Saturday 4 May 2013

Puisi Untuk Adik-Adikku

PUISI UNTUK ADIK-ADIKKU
(siswa dan siswi SMPIT & SMA PLUS BINAAUL UMMAH & siapa saja yang baca)

By Abdul Rahman Muslim
(Pujangga 90')


hidup ini ...
seperti langit yang tenang ini
kadang mendung kadang cerah
seperti kisah hidup ini
kadang posisi diatas
kadang posisi dibawah
tapi bagiku...
semua itu bukan masalah
tapi bagiku semua itu berkah
jika kita sabar menyikapi
semua ujian hidup ini

hidup ini bukan sekedar mencari sensasi
tapi hidup ini perlu kesungguhan hati
menggapai cita-cita dan mimpi
belajar dari kesalahan
belajar dari pengalaman
belajar dari segala keadaan
sebagai bekal kehidupan

anakku, kalian harus tahu
bahwa manusia itu tak ada yang sempurna
jadi janganlah kecil hati dengan mereka
yang punya prestasi luar biasa
mereka awalnya seperti kita
tidak bisa berbuat apa-apa
tapi karena kesungguhan mereka
mengejar impian dan cita-cita
disertai tawakal dan do'a
sehingga Allah meridhai tujuan mereka
akhirnya impian yang mereka harapkan
telah sampai kepada mereka

tapi jangan bangga
dengan kelebihan kita
karena kadar ilmu manusia
pasti ada batasnya
tapi kita boleh bangga
bila kita sudah tahu
dimana letak kekurangan kita
bila kita bisa merasa memperbaikinya

hidup adalah metaformosa
ulat, kepompong kemudian menjadi kupu-kupu
semua itu tidak butuh kepandaian akalmu
tapi hanya butuh kesabaran dan pengorbanan
dalam mencari jati diri dan mencari ilmu
tetaplah semangat dalam menjalani hidup
hidup katanya berawal dari mimpi
kemudian mimpi itu menjadi hidup
tapi mimpi tak akan berarti
bila kita tak berusaha mengejarnya
tapi mimpi takkan berharga
jika kita tak berusaha menggapainya

terima kasih untuk adik-adikku
kalian adalah inspirasi bagi karyaku
kepolosan kalian adalah kertas putihku
perjalanan hidup kalian adalah penaku
lucunya senyum kalian adalah semangatku
kutuang semua cerita kalian
dalam sebuah puisiku
tak peduli seberapa bagus syairnya
semoga jadi nasehat yang bijak
bagi kita semua









Thursday 2 May 2013

Mutiara Nasehat Islam 531 - 540

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

Kata mutiara nasehat ini Terinspirasi dari mutiara Qur'an , hadits dan perkataan ulama. jika ada yang salah mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya. Tujuan kami hanyalah semakin mempermudah pemahaman kita dalam mempelajari ajaran agama islam. semoga bermanfaat amiien.


531.  Luruskan niat mencari ilmu

"Jika kau belum meluruskan niatmu untuk apa mencari ilmu untuk apa, maka batalkanlah karena pada akhirnya seberapa besar ilmumu hanya akan membinasakan dirimu sendiri. Seorang muslim menuntuntut ilmu tidak lain tidak bukan niatnya hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT saja".

(Ashabul Muslimin)

 

532.  Kesombongan

"Orang yang sombong tidak akan pernah menyadari seberapa besar kesombongannya, karena sifat paling tercela itu telah menutupi mata hatinya untuk melihat seberapa besar kesalahannya sendiri, sehingga dipastikan orang yang sombong biasanya juga sangat egois dan gemar mencela kekurangan orang lain, suka bangga diri namun lupa diri. Pantaslah jika surga diharamkan bagi orang yang sombong".

(ashabul muslimin)

 

533. Tundukkan kesombonganmu

"Meski kau bangga dengan kelebihan ilmu, jabatan, kekayaan, pangkat dan kedudukan yang kau miliki tapi bisakah kita berpikir bahwa kita tak perlu menyombongkan diri dengan kelebihan kita karena semua adalah Titipan-Nya. Sedangkan kita hanyalah makhluk kerdil kotor yang tercipta dari setetes air mani yang menjijikkan, kemana-kemana membawa kotoran dalam perutnya, mudah lalai dan lupa dan banyak sekali berbuat dosa namun kita tak menyadarinya, mudah sekali lidah yang kotor ini menghina dan menyakiti hati sesamanya. Kita ini manusia kerdil dan hina tak ada yang bisa kita sombongkan dihadapan-Nya"

(ashabul muslimin)

 

534. Penderitaan dunia

"Penderitaan dunia hakikatnya surga bagi orang yang sabar, karena penderitaan dunia akan membuatnya jadi orang yang syukur dan ikhlas menerima segala cobaan. Tak ada orang lebih bahagia didunia ini melebihi orang yang bersyukur dan sabar".

(Ashabul Muslimin)

 

535. Pemecah belah

""tak ada yang memecah belah umat islam kecuali orang musyrik, mereka mengaku muslim tetapi hakikatnya fasiq, karena mereka beramal dan berdakwah barangkali bukan untuk mencari ridha Allah, akan tetapi bisa jadi hanya untuk membesarkan dan membangga-banggakan golongannya sendiri. Itu artinya dia musyrik karena menyembah partainya, sedangkan para ahli tauhid mengharamkan diri dari berbangga diri terhadap golongannya".

(Ashabul Muslimin)

 

536. Sejelek-jelek manusia

"sejelek-jelek manusia adalah yang tidak pernah merasa dirinya salah. cobalah tengok kisah iblis yang tersesat sejauh-jauhnya karena merasa benar sendiri dan tak mau mengakui kesalahannya, tidak seperti Nabi Adam alaihissalam yang mau bertobat mengakui kesalahannya setelah ia melanggar larangan Allah SWT".

(ashabul muslimin)

 

537. Sabarlah terhadap dunia

"Jika kau melihat manusia saling berlomba dalam kesenangan dunia. Janganlah kau iri kepada mereka dan nasehatilah dirimu, bahwa dunia sementara ini penjara bagi orang mukmin maka bersabarlah. Sedangkan akhirat itulah tempat tinggal kita sebenarnya. Biarkan mereka bersenang-senang sesaat sampai pada penangguhan waktunya, biarkan mereka mempertanggungjawabkan diakhirat kelak atas apa yang mereka kerjakan"

(Ashabul Muslimin)

 

538. Nasehat sang waktu

Ketika malam menjelang sang waktu berkata kepada manusia "hai manusia, aku telah berlalu, waktu yang kau tidak banyak, hidup didunia hanya sekejap mata, mengapa kau gunakan aku dengan sia-sia, kau lupakan nikmat Allah kau ganti dengan maksiat dan hura-hura. hari ini aku pergi dan takkan kembali selama-lamanya, berganti waktu yang lain yang belum tentu kau akan mendapatinya. Sungguh merugilah seluruh umat manusia, kecuali yang gunakan sebagian besar waktunya untuk beramal shalih, tolong menolong dalam kebaikan serta saling menasehati dalam kebenaran serta bersabar dalam menjalani kehidupan".

(Ashabul Muslimin)

 

539. Cinta manusia vs cinta Allah

"Cinta manusia itu hanya berkadar setitik debu dipadang sahara jika dibandingkan dengan kasih sayang Allah SWT. Oleh karena itu jika kau berharap cinta manusia kau akan mendapati hal yang sia-sia dan menyakitkan perasaanmu, karena betapa kecilnya daya cinta manusia sehingga ia mudah lupa dan menghianati kita. tapi jika kau serahkan cinta itu kepada Tuhanmu maka kau akan dibalas dengan rahmat-Nya seluas langit dan bumi".

(Ashabul Muslimin)

 

540. Fitrah manusia

"Perasaan suka kepada lawan jenis itu adalah lumrah karena memang fitrah manusia, tetapi jika salah menyikapinya, maka hanya akan jadi perangkap setan untuk menjerumuskan manusia kedalam perbuatan keji dan dosa. Cintailah manusia sewajarnya karena manusia pasti mati, jika kau menyukainya berlebihan pada akhirnya hanya dibuat kecewa. Tapi cintailah Allah sepenuh hatimu jika kau mengharapkan kebahagiaan yang sesungguhnya".

(Ashabul Muslimin)