Ebook ini berisi syarah atau penjelasan mengenai hadits-hadits inti pokok ajaran islam. berisi 40 hadits arbain nawawi dan sepuluh hadits pilihan lainnya
Friday, 30 September 2016
Download Ebook Syarah 50 Hadits Pokok Ajaran Islam
Ebook ini berisi syarah atau penjelasan mengenai hadits-hadits inti pokok ajaran islam. berisi 40 hadits arbain nawawi dan sepuluh hadits pilihan lainnya
Download Ebook Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Sesuai Sunah
dzikir adalah hal yang sangat utama karena dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah mendapatkan pertolongan Allah. Dzikir setelah shalat adalah di antara dzikir yang mesti kita amalkan. Seusai shalat tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya. berikut ini tuntunan doa doa dzikir sesudah shalat sesuai anjuran Nabi SAW
Saturday, 24 September 2016
Download Novel SD Jadul - Pahlawan Kebersihan
Ebook ini adalah merupakan novel jadul jaman dulu ketika saya SD novel dahulu banyak mengajarkan budi pekerti dan pendidikan moral berbeda dengan jaman sekarang novel yang isinya cinta-cinta an dan galau asmara yang menghambat mental generasi muda
Download Novel Misteri Kehadiran Arwah
sebuah tulisan novel fiksi yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari dipadukan dengan cerita misteri dengan gaya penulisan yang berbobot menghasilkan sebuah bacaan yang menarik untuk disimak dan membuat pembacanya seakan memasuki dunia dalam novel itu.
Download Novel Merah Muda Dan Biru
Novel ini berkisah tentang seorang pemuda dengan masa kelamnya dengan diiringi cerita hubungan gelap dengan banyak lawan jenis, beranjak menuju masa terangnya, dipadu dengan unsur romantisme dan aktualita sehari hari mungkin sangat menarik dibaca para muda mudi yang ingin menemukan sebuah kisah inspirasi.
Tuesday, 20 September 2016
INILAH DAMPAK MAKSIAT, BILA DIBIARKAN
Oleh ; M. Ashabus-samaaun
(Pembina www.ashabul-muslimin.tk)
(Pembina www.ashabul-muslimin.tk)
‘Sungguh manusia bila mereka menyaksikan orang zhalim namun tidak menghentikannya, dikhawatirkan Allah akan menjatuhkan hukumanNya pada mereka semua’ “
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan lainnya)
Penjelasan Singkat Hadits
Mungkin diantara kita pernah menasehati seseorang yang berbuat kemungkaran atau kemaksiatan tetapi dia malah membantah dengan kata-kata "emang lu siapa, ngatur2 hidup gue, suka-suka gue dong" kemudian dengan jawaban tipu muslihat setan yang seperti ini apakah membuat kita lemah dalam amar makruf nahi munkar, atau membela kebenaran menumpas kejahatan? ketika mereka berkata seperti itu secara tidak langsung mereka itu sebenarnya mereka sedang menantang Allah SWT karena merasa berbangga bermaksiat di bumi Allah ini, yang mana Allah telah mengharamkan segala jenis maksiat yang nampak atau tersembunyi jika dinasehati malah melawan maka sesungguhnya urusan dia bukan kepada manusia lagi tapi itu urusan Allah.
Entah Allah akan memberinya hidayah atau azab, tugas kita hanya mengingatkan. Seperti halnya cara dakwah Nabi Muhammad saw berusaha menyadarkan kaum musyrik daripada kebodohan paling besar yaitu dari menyembah berhala yang terkutuk, berusaha menyadarkan mereka setulus hati, ketika mereka dinasehati tidak ada harapan lagi malah melawan seperti yang dilakukan abu lahab dan abu jahal maka urusannya kembali kepada Allah SWT, ketika Allah SWT memvonis azab tak ada satupun orang yang mampu menolongnya, vonis neraka bagi abu lahab bahkan sudah tertera di al-Quran dalam surat al-Lahab hal itu karena kesombongan dan pembangkangannya yang amat sangat terhadap dakwah islam, walau sebenarnya Rasul saw itu keponakan sendiri. tapi hati mereka telah dibutakan kesesatan tlah tertutup mata hati dan telinga mereka dari hidayah, Naudzubillah.
Begitu pula ketika menghendaki hidayah seperti halnya yang terjadi pada Umar bin Khotob ra. maka tak seorangpun menghalanginya dari petunjuk yang benar. walaupun dulunya ia musuh yang paling ditakuti umat islam setelah ia memperoleh hidayah maka Allah menjadikannya barisan orang-orang yang mulia disisiNya.
oleh karena sesungguhnya dakwah dan amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban manusia yang mengaku dirinya muslim dan dilakukan sesuai kemampuan , jika bisa mencegah lakukan dengan tangan jika tidak bisa dengan perkataan jika tidak mampu pula kita cukup mengingkarinya dengan hati tidak setuju dengan maksiat itu karena itulah selemah-lemah keimanan, jika setuju dengan kemaksiatan itu maka sama saja dia membiarkan maksiat dan senang dengan maksiat maka dia juga dapat dosanya seperti orang yang melakukannya. dalam sebuah hadits Nabi saw pernah bersabda:
Entah Allah akan memberinya hidayah atau azab, tugas kita hanya mengingatkan. Seperti halnya cara dakwah Nabi Muhammad saw berusaha menyadarkan kaum musyrik daripada kebodohan paling besar yaitu dari menyembah berhala yang terkutuk, berusaha menyadarkan mereka setulus hati, ketika mereka dinasehati tidak ada harapan lagi malah melawan seperti yang dilakukan abu lahab dan abu jahal maka urusannya kembali kepada Allah SWT, ketika Allah SWT memvonis azab tak ada satupun orang yang mampu menolongnya, vonis neraka bagi abu lahab bahkan sudah tertera di al-Quran dalam surat al-Lahab hal itu karena kesombongan dan pembangkangannya yang amat sangat terhadap dakwah islam, walau sebenarnya Rasul saw itu keponakan sendiri. tapi hati mereka telah dibutakan kesesatan tlah tertutup mata hati dan telinga mereka dari hidayah, Naudzubillah.
Begitu pula ketika menghendaki hidayah seperti halnya yang terjadi pada Umar bin Khotob ra. maka tak seorangpun menghalanginya dari petunjuk yang benar. walaupun dulunya ia musuh yang paling ditakuti umat islam setelah ia memperoleh hidayah maka Allah menjadikannya barisan orang-orang yang mulia disisiNya.
oleh karena sesungguhnya dakwah dan amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban manusia yang mengaku dirinya muslim dan dilakukan sesuai kemampuan , jika bisa mencegah lakukan dengan tangan jika tidak bisa dengan perkataan jika tidak mampu pula kita cukup mengingkarinya dengan hati tidak setuju dengan maksiat itu karena itulah selemah-lemah keimanan, jika setuju dengan kemaksiatan itu maka sama saja dia membiarkan maksiat dan senang dengan maksiat maka dia juga dapat dosanya seperti orang yang melakukannya. dalam sebuah hadits Nabi saw pernah bersabda:
Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia
merubahnya dengan tangannya jika tidak bisa maka dengan lisannya, jika
tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.”(HR.
Muslim)
Karena maksiat dampaknya bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga kepada masyarakat sekitarnya, sesuai dalam hadits diatas jika tak satupun peduli dengan mencegah kemaksiatan yang terjadi disekitar masyarakat itu sementara masyarakat itu tahu dan membiarkan begitu saja maka Allah lah yang akan mencegah kemungkaran itu dengan menurunkan azab berupa bencana alam, paceklik, tidak turun hujan dan lainnya. maka kita harus berani membela kebenaran dan mencegah kemungkaran dengan kemampuan kita.
Lalu apakah hukumnya amar makruf nahi munkar itu? wajib, atau sunah atau mubah? jawabnya adalah wajib karena dalam firmanNya :
“Dan peliharalah diri kalian dari fitnah yang tidak hanya menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kalian, dan ketahuilah bahwa Allah
amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfaal [8]: 25)
ayat diatas jelas jelas menganjurkan kita untuk mencegah kemaksiatan supaya tidak turun azab jika diantara kita membiarkannya begitu saja tanpa rasa kepedulian. apakah anda pernah tsunami, gunung meletus, tanah longsor, angin ribut, badai petir, hujan angin dan sebagainya yang menimbulkan korban jiwa? itu bukan semata-mata karena fenomena alam, tapi karena kemaksiatan yang sudah menggunung dosanya disuatu tempat tanpa ada pihak mau mencegahnya maka Allah menghapus kemaksiatan itu dengan cara menurunkan azabnya tidak pandang bulu ahli ibadah, ahli maksiat, muslim atau kafir,anak besar atau anak kecil, pria wanita, orang lemah atau kuat semua kena dampaknya maka karena sangat berbahayanya maksiat jika dibiarkan maka janganlah menyepelekan amar makruf nahi munkar.
dalam sebuah hadits juga dijelaskan bahwa Allah mengazab manusia secara keseluruhan disuatu tempat karena sebuah perbuatan maksiat yang merajalela semisal mabuk-mabukan, judi, zina, penindasan dll yang dilakukan kelompok tertentu tanpa melibatkan kelompok lain tapi tak seorangpun yang mencegahnya maka yang turun adalah azab tanpa pandang bulu entah itu yang berdosa atau tidak akan dapat dampaknya.
Sesungguhnya Allah tidak mengazab manusia secara umum karena perbuatan
khusus (yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang) hingga mereka melihat
kemungkaran di tengah-tengah mereka, mereka mampu mengingkarinya, namun mereka tidak
mengingkarinya. Jika itu yang mereka lakukan, Allah mengazab yang umum maupun yang khusus.
(HR Ahmad).
Sebenarnya kerusakan yang nampak dimuka bumi entah itu daratan lautan maupun udara itu semua karena jahil manusia yang tidak mengindahkan kelestarian alam, semisal menebang hutan sembarangan sehingga hutan gundul maka yang terjadi adalah banjir melanda kampung-kampung, mengebor tambang minyak berlebihan sehingga menyebabkan kebocoran lapisan bumi seperti kasus lumpur lapindo, tsunami juga bisa diakibatkan merapuhnya lapisan dasar laut karena pengeboran minyak yang berlebihan. itu semua secara dhohir lalu bagaimana dengan pendapat yang tidak setuju bahwa maksiat itu menimbulkan bencana azab? sebagai orang beriman kita wajib percaya bahwa maksiat dan keserakahan manusia selain menimbulkan dampak dhohir seperti kerusakan alam , dapat pula menimbulkan dampak yang batin atau tidak nampak seperti maksiat menimbulkan azab, kita kaum beriman wajib meyakininya seperti yang terjadi dizaman dulu kaum luth, kaum tsamud, kaum ad, firaun dan bala tentara dimusnahkan Allah dengan azab karena kemaksiatan mereka yang tidak bisa diperbaiki lagi ditambah kemusyrikan yang sudah mendarah daging maka dengan cara itulah Allah membersihkan bumi dari najisnya kemusyrikan dan kemaksiatan. dalam firmanNya
Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan karena perbuatan
tangan-tangan manusia supaya
Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka
agar mereka kembali (kejalan yang benar).
(QS ar-Rum [30]: 41).
dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa ;
Apabila zina dan riba telah tampak di suatu kampung, sesungguhnya
mereka telah menghalalkan
azab Allah bagi mereka. (HR ath-Thabarani dan al-Hakim)
untuk lebih jelasnya tentang bahaya maksiat jika dibiarkan maka Nabi saw mengibaratkannya dalam sebuah hadits berikut ini ;
Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan
orang-orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang berbagi-bagi tempat di sebuah kapal, sebagian
dari mereka ada yang mendapatkan bagian atas kapal, dan sebagian lainnya mendapatkan bagian
bawahnya. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika hendak mengambil air, melewati
orang-orang yang berada di atas mereka. Mereka berkata, “Seandainya kita melubangi
bagian kita dari kapal ini, niscaya kita tidak akan mengganggu orang-orang yang berada di atas
kita.” Apabila mereka semua membiarkan orang-orang tersebut melaksanakan keinginannya,
niscaya mereka semua akan binasa; jika mereka
mencegah orang-orang tersebut, niscaya mereka selamat dan menyelatkan semuanya. (HR al-Bukhari).
kata ulama 1 orang maksiat jika dibiarkan akan berdampak pada 40 rumah disekitarnya jika dibiarkan begitu saja lalu bagaimanakah dengan yang melakukan itu banyak orang? apakah itu tidak memancing azab yang lebih besar jika dibiarkan, oleh karena itu saudaraku waspadalah dengan maksiat jangan sampai dibiarkan.
kata ulama 1 orang maksiat jika dibiarkan akan berdampak pada 40 rumah disekitarnya jika dibiarkan begitu saja lalu bagaimanakah dengan yang melakukan itu banyak orang? apakah itu tidak memancing azab yang lebih besar jika dibiarkan, oleh karena itu saudaraku waspadalah dengan maksiat jangan sampai dibiarkan.
dalam hadits lainnya yang terkait adalah tentang zina ternyata dampaknya langsung didunia apalagi diakhirat
Rasulullah SAW juga bersabda,
“Hendaknya kalian menjauhi perbuatan zina, karena akan mengakibatkan empat hal yang merusak, yaitu menghilangkan kewibawaan dan keceriaan wajah, memutuskan rezeki (mengakibatkan kefakiran), mengundang kutukan Allah, dan menyebabkan kekal dalam neraka.”
(HR Thabrani dari Ibn Abbas)
“Zina itu menyebabkan kemiskinan”.
( Hadis Riwayat Al-Qudha’iy dan Baihaqi dari Umar Ibnul Khattab)
akhir kata tiada yang dapat penulis sampaikan melainkan marilah kita senantiasa selalu saling menasehati dalam kesabaran, dan saling menasehati untuk menetapi kebenaran agar termasuk kaum yang beruntung dan kita yang pernah melakukan maksiat sebaiknya cepat bertaubat sesungguhnya kaum yang bertaubat adalah kaum yang mulia disisi Allah SWT. dosa besar dan kecil akan terhapus dengan taubat kecuali syirik, karena syirik adalah dosa terberat dan telah mengeluarkan dia dari keislaman tidak diterima bertaubatnya kecuali ia kembali bersyahadat dan taubat nasuha dengan cara sholat taubat serta mandi wajib dsb.
“Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih bergembira dengan taubat salah seorang dari kalian, daripada kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap barang-barangnya yang hilang ketika ia mendapatkannya kembali”(HR. Muslim 4:20102 no.2675).
WALLAHU'ALAM
Monday, 19 September 2016
DOWNLOAD MAKALAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW
DOWNLOAD MAKALAH INI DALAM FORMAT WORD
---------------------------------------------------------------------------------------------
MAKALAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH DAN PIAGAM MADINAH (sejarah peradaban islam)
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan perlindungan, keselamatan, hidayah dan karunianya. Sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah Sejarah Peradaban Islam mengenai perjalanan Nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah sampai wafat
Solawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan
kepada junjungan alam Nabi Besar Muhamad SAW, yang mana telah berjasa
menyebarkan islam bagi kehidupan manusia di bumi ini, kepada para sahabata,
para pahlawan – pahlawan serta kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna , banyak hal yang kurang memadai. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang positip dari semua pihak yang membaca untuk perbaikan penyusun dimasa yang akan datang.
Jakarta, 23 september 2015
1.
Sadri wahyudi
2.
Siti cholifah
3. Sarah haikal
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................... |
I |
Daftar Isi ................................................................................................................... |
Ii |
BAB I PENDAHULUAN |
|
1.1 Latar belakang .......................................................................................................... |
1 |
1.2 Tujuan ................................................................................................................... |
1 |
1.3 Topik ............................................................................................................................ |
1 |
BAB II URAIAN RUANG LINGKUP JUDUL |
|
2.1 Ruang lingkup .............................................................................................................. |
2 |
2.2 Dasar hukum .................................................................................................................... |
2 |
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA |
|
3.1 Pengertian hijrah ......................................................................................................... |
3 |
3.2 Perjalanan hijrah Nabi Muhamm. SAW......................................................... |
3 |
3.3 Masyarakat Madinah ......................................................................................................... |
4 |
3.4 Sampai Di Madinah ......................................................................................................... |
5 |
3.5 Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah .............. |
5 |
3.6 Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah .................... |
5 |
3.7 Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah .......................... |
7 |
3.8 Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad SAW .................................................. |
8 |
3.9 Menjelang wafat Nabi Muhamad ......................................................................... |
9 |
BAB IV PIAGAM MADINAH |
|
4.1 Tujuan dari terbentuknya Piagam Madinah...................... |
11 |
4.2. Benarkah Piagam Madinah merupakan konstitusi terbaik.................
4.3 Piagam Madinah Merupakan Prestasi
Terbaik....................................................................
|
11
13
|
BAB V PENUTUP |
|
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................ |
17 |
5.2 Saran .................................................................................................................................................... |
18 |
DAFTAR PUSTAKA |
18 |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Selama 13 tahun hidup di kota Mekah, Rasulullah saw. Serta para pengikutnya sering mengalami cobaan besar dan siksaan yang sangat pedih, disamping itu hak kemerdekaan mereka dirampas, mereka diusir dan harta benda mereka disita. Siksaan pedih berupa dera cambuk yang sangat meresahkan para sahabat dan kaum muslimin pada umumnya. Badan mereka dipanggang, kabel sejenis serabut diikiatkan pada tubuh karena tidak mau tunduk kepada selain Allah, Itulah tekanan yang sangat dasyat dialami Rasulullah beserta pengikutnya selama menyampaikan dakwah demi tersebarnya risalah tauhid di tengah – tengah kaum kafir Quraisy. Denga sikap kaum Quraisy yang berkecamuk maka Rasulullah beserta kaum muslimin hijrah untuk menyelamatkan diri serta menyelamatkan agama tauhid, risalah kebenarannya yang sedang berada dalam tanggung jawabnya dengan tujuan untuk mencari temapat yang kondusif untuk selanjutnya menyusun kekuata baru demi tercapainya kemenangan yang tertunda.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perjalanan hijrahnya Nabi Muhamad SAW ke Madinah, dan piagam madinah memahami isi dari piagam madinah.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah mengetahui kisah perjalanan Nabi Muhamad SAW serta memahami hikmah yang tergantung didalamnya, juga Mahasiswa dapat memahami dengan seksama pengertian dari Piagam Madinah sehingga dapat berfikir secara logis serta dapat mengambil kesimpulan dengan obyektif.
1.3 Topik
Adapun topik yang diangkat penulis dalam makalah ini adalah Hijrahnya Nabi Muhamad SAW ke Madinah, dan Piagam madinah.
BAB II
RUANG LINGKUP URAIAN
2.1 Ruang lingkup.
Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah hanya akan membahas masalah Perjalanan Hijrah Nabi Muhamad SAW Ke Madinah, dan terbentuknya serta pembahasan piagam madinah
2.2 Dasar Hukum
Rasul menganjurkan kaum muslimin hijrah karena siksaan pedih dari kafir Quraisy.
Qur’an Surat An Nashr ayat 1-5
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALIS
HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH
3.1 Pengertian hijrah
Hijrah berasal dari bahasa arab “ هِجْرَة” yang artinya: pindah, menjauhi atau menghindari. Kerasnya sesuatu (الهجر الهجير الهاجرة); berarti tengah hari di waktu panas sangat menyengat (keras).
Secara bahasa “Hijrah” itu adalah Menjauhi sesuatu dengan sangat keras karena adanya ketidak setujuaan dan kebencian.
Hijrah adalah Pindah, meninggalkan, menjauhi atau berpisah dari sesuatu dengan kebencian, menuju sesutu yang dia sukai atau cintai, bukan pindah atau berpisah biasa biasa saja seperti pindah rumah.
Dijauhinya sesuatu tersebut karena sesuatu tersebut mengandung Kekotoran / najis yang tidak disukainya
Meninggalkan pindah dari sesuatu tersebut bisa berarti secara fisik (pindah tempat) atau Fsikis.[[1]]
3.2 Perjalanan hijrah Nabi Muhammad
Setelah selesai keputusan keji yaitu menghabisi Nabi saw, malaikat jibril a.s. turun membawa wahyu rabbaya memberi tahukan kepada beliau konspirasi Quraisy, dan Allah SWT telah mengizinkan untuk berhizrah pada waktu yang telah di tentukan. Jibril berkata, “pada malam ini engkau jangan tidur di tempat tidurmu, yang biasa engkau pakai.
Setelah menetapkan jalur hijrah, beliaw saw. Kembali kerumahnya menunggu datangnya malam hari.
selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada Allah Swt membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman.
Ketika sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala kabilah itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang. Jarak mereka dengan Madinah kini sudah dekat.
Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasululloh dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya. Banyak di antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.[[2]]
3.3 Masyarakat Madinah
Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu sebelumhijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin Mekah. Beberapa pemuda Muslimin bahkan berani mempermainkan berhala-berhala kaum musyrik di sana. Seseorang yang bernama ‘Amr bin’l-Jamuh mempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat, diletakkan di daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan. ‘Amr ini adalah seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula. Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk Madinah biasa dipakai tempat buang air.
Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi, kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula, sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi perbuatannya mempermainkan Manat ‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.
Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya hidup dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia, ia pun masuk Islam.[[3]]
3.4 Sampai Di Madinah
Demikanlah akhirnya rombongan Rosululloh selamat sampai Madinah. Hari itu adalah hari Jum’at dan Muhammad berjum’at di Madinah. Di tempat itulah, ke dalam mesjid yang terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusaha ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut pada setiap kali sembahyang. Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri supaya ia tinggal pada mereka.
3.5 Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah
Ketika Nabi masih berada di Mekkah, banyak dari penduduk Yatsrib sering melaksanakan Ibadah Haji ke kota Mekkah. Kesempatan ini digunakan oleh Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib yang datang ke Mekkah untuk masuk Islam Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang datang ke Mekkah menyatakan masuk Islam. Bahkan, pada tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang berjumlah 12 orang di bukit aqabah dan melakukan perjanjian. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah I” yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi
2. Rela berkorban harta dan jiwa
3. Tidak akan menyekutukan Allah
4. Tidak membunuh dan berdusta
5. bersedia membantu menyebarkan Islam
3.6 Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah
1. Mendirikan Masjid
· Masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi di Madinah adalah Masjid Nabawi.
· Masjid ini dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang miskin bernama Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.
· Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah dan dakwah Islam, namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah kaum Muslimin, tempat untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
· Di salah satu penjuru masjid disediakan tempat tinggal untuk orang-orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-Suffah.
· Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar masjid, sehingga lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat kota dan pemukiman serta perniagaan.
· Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan banyak pendatang dari luar Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor
· Cara ini dilakukan Nabi untuk mengokohkan persatuan Umat Islam di Madinah.
· Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan.
· Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
· Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Di antaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
3. Membuat
perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi
Perjanjian damai ini dilakukan untuk menciptakan
rasa damai dan tenteram bagi masyarakat Madinah, baik yang Muslim atau yang bukan
Muslim. Dari sini maka Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan
“Piagam Madinah” yang isinya antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: asas kebebasan beragama, asas persamaan, asas keadilan, asas perdamaian dan asas musyawarah.
·
5. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
Dalam bidang pemerintahan diterapkan
prinsip musyawarah (demokrasi), yaitu dalam memutuskan masalah harus
bermusyawarah terlebih dahulu.
· Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu tiap-tiap Muslim harus saling membantu.
· Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan, harus saling tolong menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim, tidak ada perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni janda-janda.
Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota terbesar di Jazirah Arab dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian. [[4]]
3.7 Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah
Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para sahabatnya berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
· Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku Aus dan Khazraj, menerima dakwah Nabi tersebut.
· Akan tetapi, dalam perjalanan dakwahnya, Nabi menemui rintangan, khususnya dari orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan keberhasilannya.
· Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak senang adalah Abdullah bin Ubay. Ia selalu melaporkan kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum kafir Quraisy di Mekkah, sehingga pada masa-masa kemudian terjadilah banyak peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah
1. Perang Badar
2. Perang Uhud
3. Perang Khandaq
Selain empat perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara umat Islam dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan berhasil dengan baik Dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
·
Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir Qurays di Mekkah.
Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah
tahun 6 H atau 628 M di daerah Hudaibiyah.
· Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan kaum Muhajirin untuk beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekkah yang selama enam tahun tidak bertemu.
Penaklukkan kota Mekkah yang dilakukan Nabi dan pengikutnya itu tanpa ada pertumpahan darah dan peperangan, sehingga penduduk kota Mekkah pun banyak yang masuk Islam termasuk pemimpin kafir Quraisy Abu Sufyan ikut masuk Islam.
Saat itulah turun Qur’an Surat An Nashr ayat 1-5 Ketika terjadi fathul Makkah ini, Nabi berpidato di hadapan masyarakat yang isinya:
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.[[5]]
3.8 Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad Saw
Dalam MembangunMasyarakat Madinah Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang dianggap lebih memberi harapan untuk mengembangkan masyarakat Islam yang lebih maju merupakan suatu kemestian yang harus dilakukan. Nabi melakukan Hijrah ke Madinah adalah untuk menyusun kekuatan dan menarik banyak pengikut agar dakwah Islam berjalan sesuai yang diharapkan dan masyarakat Islam semakin kokoh. Dari hijrah ini, Nabi berhasil membangun masyarakat Islam menuju pada kemajuan, kesejahteraan, dan kedamaian, baik di bidang sosial, ekonomi maupun politik. Keberhasilan yang telah dicapai ini memerlukan perjuangan yang panjang dan kadang harus dilakukan dengan cara kekerasan (jihad atau berperang). Dengan demikian, hikmah dan teladan yang dapat diambil dan ditiru dari perjuangan Nabi di Madinah tersebut di antaranya adalah:
1. Ketabahan dalam menerima cobaan
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan
hijrah ke Madinah merupakan akibat dari kekejaman kaum kafir Quraisy terhadap
kaum Muslimin.
Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan
segala yang ada di Mekkah, antara lain sanak famili, harta benda dan juga
kampung halaman. Rasa berat pada diri kaum Muslimin meninggalkan kampung
halaman ternyata sirna oleh keimanan mereka yang kuat dan kecintaan yang tulus
terhadap Nabi Muhammad SAW.
Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan
ini. Oleh karena itu, apapun keadaannya, situasinya apakah senang atau susah,
iman harus senantiasa melekat di hati kita.
2. Cerdas dalam mengambil keputusan
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan y luar biasa dalam mengambil keputusan dan tindakan.[[6]]
3.9 Menjelang wafat Nabi Muhamad
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqaidah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan, Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, Aku datang memenuhi panggilanmu,Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Firaun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali.
Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa penguasa itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, ka’bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruhcahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata, Tahukah kalian, bulan apa ini ?
Mereka serentak menjawab, Bulan Haram!.
Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya.
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelanMuhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.[[7]]
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALIS
PIAGAM MADINAH
4.1 Isi Piagam Madinah
Dalam Membentuk Kekuatan dan Politik Islam di Madinah,
Nabi juga mempersatukan antara golongan Yahudi dan Bani Qoinuqo, Bani Nadhir
dan Bani Quraidah. Terhadap golongan Yahudi, Nabi membentuk suatu perjanjian
yang melindungi hak-hak azasi manusia, yang dikenal dengan Piagam Madinah. Adapun diantara isi Piagam Madinah sbb:
1.
Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2.
Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
3.
Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum
muslimin.
4.
Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama
dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5.
Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau
menhadapi musuh.
6.
Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling
mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7.
Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8. Semua
penduduk Madinah di jamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat. [[8]]
4.2 Tujuan dari terbentuknya
Piagam Madinah
Piagam Madinah
dibuat dengan maksud untuk memberikan wawasan pada kaum muslimin waktu itu
tentang bagaimana cara bekerja sama dengan penganut bermacam-macam agama
ketuhanan yang lain yang pada akhirnya menghasilkan kemauan untuk bekerja
bersama-sama dalam upaya mempertahankan agama. Strategi nabi tersebut terbukti
sangat ampuh , terbukti dengan tidak memerlukan waktu lama masyarakat islam,
baik Muhajirin maupun Anshor telah mampu mengejawantahkan strategi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan strategi tersebut tidak
terlepas dari kepiawaian Nabi dalam melihat kondisi masyarakat sekitarnya yang
sangat. memerlukan arahan dan tauladan dari pemimpin guna menciptakan keadaan
yang lebih baik. Perubahan tatanan masyarakat di Madinah merupakan tolok ukur
dari keberhasilan atas perjanjian damai yang dibuat oleh nabi.
Pasal-pasal dalam perjanjian tersebut mencakup hampir semua kelompok di Madinah dan menjadi semacam front kesatuan. Kaum Yahudi dan Muslim harus saling membantu jika terjadi serangan terhadap orang-orang yang masuk dalam perjanjian ini. Mereka harus menjalin persahabatan yang baik, saling menasihati, berperilaku jujur, dan tidak saling mengkhianati. Nabi Muhammad bahkan memasukkan orang-orang pagan (penyembah berhala) dalam perjanjian ini. Juga berisi berbagai macam kewajiban yang mengikat semua orang mukmin (kecuali orang pagan dan Yahudi), dan harus saling membantu anggota kelompoknya yang mempunyai beban hutang. Jadi perjanjian ini tidak hanya untuk mengatur masyarakat, tetapi juga meletakkan dasar-dasar sebuah Negara. Di Mekkah, beberapa anggota senat menjaga kepentingan para pemilik ini,namun di Madinah hal itu tidak berlaku karena otoritas semacam senat tersebut sehingga tidak ada lembaga yang melindungi kepentingan para pemilik kekayaan atau individu dari kejahatan yang merugikan mereka. Perjanjian ini menjadi dasar bagi berdirinya perwakilan semacam itu.
Dalam banyak hal, perjanjian ini mempunyai arti penting yang revolusioner bagi masyarakat Arab. Nicholson menulis, “Tidak ada orang yang mengkaji masalah ini tanpa merasa terkesan dengan kepiawaian politik pembuatnya. Sebagai langkah reformasi yang taktis, perjanjian itu merupakan sebuah revolusi. Muhammad tidak membuka pintu kemerdekaan suku-suku, tapi menghapuskannya dengan mengganti pusat kekuasaan dari suku kepada masyarakat, dan meskipun masyarakat itu terdiri dari kaum Yahudi, pagan, dan kaum muslimin, ia benar-benar bisa melihat ke depan apa yang tidak diketahui para oponennya, bahwa kaum Muslimin bersikap aktif dan di masa mendatang pasti menjadi kelompok yang dominan dalam suatu negara yang baru berdiri.”
Komentar dari Montgomery Watt : “Muhammad tentu saja bukanlah pemimpin tunggal masyarakat ini.
Kaum imigran (Muhajirin) diperlakukan sebagai kelompok suku, dan ia adalah pemimpin mereka, namun ada delapan kelompok suku lain yang mempunyai pemimpin mereka sendiri. Jika konstitusi ini menjadi bukti kuat akan hal itu, Muhammad lebih unggul dari para pemimpin suku lain dalam dua hal. Pertama, orang-orang yang concerned dengan perjanjian ini adalah orang-orang mukmin, dan ini berarti mereka menerima Muhammad sebagai seorang nabi.
Ini artinya menerima semua aturan yang mengikat yang berasal dari wahyu, dan memberi gelar kehormatan kepada Muhammad sebagai penerima wahyu dan mungkin ajaran kebijaksanaan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, paling tidak dalam agama. Ini tidak berarti menerima semua keputusannya dalam masalah-masalah yang tidak diwahyukan. Kedua, meskipun konstitusi ini menyatakan bahwa ‘apabila kamu berselisih tentang suatu masalah , maka kembalikan kepada Allah dan Muhammad’ dalam bulan-bulan purnama, Muhammad boleh jadi tidak lebih dari seorang pemimpin agama masyarakat Madinah. Dalam masalah-masalah politik, ia hanyalah seorang pemimpin kaum imigran, dan mungkin lebih lemah dibandingkan dengan para pemimpin suku lainnya”.[[9]
4.3 Benarkah Piagam Madinah merupakan konstitusi terbaik
Piagam Madinah memang merupakan sebuah karya fenomenal yang pernah tercacat dalam sejarah islam. Tetapi ketika ada pertanyaan apakah Piagam Madinah adalah merupakan sebuah konstitusi terbaik yang pernah ada? Maka kita harus merujuk pada data yang dapat dipercaya sehingga kita dapat mendapatkan hasil yang sesuai dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya. Karena banyak sekali tulisan-tulisan tentang Piagam Madinah yang melihat piagam tersebut dari banyak sudut dan segi.
Untuk mengetahui apakah Piagam Madinah merupakan sebuah konstitusi terbaik atau justru sebaliknya, maka kita harus dapat melakukan penilaian terhadap piagam ini dari berbagai segi. Berikut adalah merupakan penilaian terhadap piagam ini dari beberapa segi:
1. Sebagai piagam yang lengkap
Hal ini didasarkan dari beberapa pendapat para ahli yang mengatakan bahwa Piagam Madinah telah mencakup semua aspek kehidupan bermasyarakat baik berbangsa, bernegara dan beragama.
2. Suatu Undang-Undang Negara
Piagam Madinah merupakan sebuah karya fenomenal yang pernah tercatat dalam sejarah. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa piagam itu adalah suatu “Undang-Undang Negara”, yang dihasilkan oleh Nabi Muhammad sebagai seorang “negarawan” (stateman) yang dipimpin oleh Tuhan, atau seorang “legislator” dan “lawgiver” yang luar biasa pintarnya. Pendapat ini dikemukakan oleh beberapa sarjana diantaranya Prof. H.A.R. Gibb, George E. Kerk, Joseph Hill, dan Emile Dermenghem.
3. Suatu Charter (piagam)
Umumnya para ahli mengakui bahwa naskah tersebut adalah suatu “ charter” (piagam) yang mengakui tentang hak-hak. Di dalam lingkungan pengertian charter ini, termasuk juga didalamnya pengakuan bahwa naskah ini adalah:
a. Declaration of human rights (pernyataan hak-hak azasi manusia)
b. Le droit de I ‘homme et du citizen (pengakuan hak manusia dan penduduk)
c. Declaration of birth of state (pengumuman lahirnya suatu negara)
d. Proclamation of independence (pemakluman kemerdekaan)
4. Suatu Perjanjian
Berbeda dengan pendapat sarjana-sarjana barat yang memandang paiagam itu suatu undang-undang negara sebagaimana yang sudah kita terangkan, maka ahli-ahli Islam dari dahulu lebih menitikberatkan pandangannya kepada sifat perjanjian yang dimuat dalam piagam itu.
Kitab-kitab Islam selalu menamakan piagam itu dengan “’Ahdun Nabi bil Yahudi” (perjanjian nabi dengan kaum Yahudi), atau dengan “‘Ahdun bainal Muslimin wal Yahudi” (perjanjian antara kaum muslimin dan yahudi).
Oleh karena pandangan mereka bersifat keagamaan semata-mata (agamis), maka perjanjian itu diartikan sebagai suatu hubungan antara pemeluk islam di satu pihak dengan pemeluk-pemeluk agama lain di pihak lainnya. Sebab itu, piagam tersebut dijadikan bukti adanya sifat kesabaran dan toleransi islam terhadap pemeluk-pemeluk agama lainnya.
5. Suatu konstitusi negara yang bermutu tinggi
Piagam Madinah merupakan sebuah konstitusi tingkat tinggi yang belum ada tandingannya sampai saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan :
a. Piagam Madinah merupakan kesepakatan yang disetujui oleh banyak pihak. Sehingga merupakan sebuah piagam yang unik dan berbeda dengan yang lainnya. Sekurangnya ada tiga pihak yang menyetujui piagam tersebut diantaranya:
i. Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang memegang dan menuliskannya.
ii. ii. Orang-orang yang percaya dan memeluk agama Islam, dari suku Quraisy dan suku Yastrib, dan
iii. Orang-orang yang ikut bersama mereka.
b. Menonjolkan Nabi Muhammad
Piagam ini menjadi sangat istimewa dengan menonjolkan Nabi Muhammad sebagai pelopor dan penggagasnya. Nabi Muhammad juga yang menandatangani piagam ini secara langsung bukan berarti karena “kurnia” (belas kasihan) atau karena “paksaan” dari rakyat dan bukan pula didahului oleh suatu majlis yang memutuskan piagam itu. Tetapi nabi mewakili “Publik Opini” yang sepakat mengadakan perjanjian itu.
Konstitusi ini dinamakan sebagai sui generis. Pendapat inilah yang lebih tepat dan sesuai dengan ciri istimewa yang terdapat pada konstitusi itu, baik menurut hurufnya maupun menurut semangat dan jiwanya.
c. Penentuan siapa warga negara
Berbeda sekali dari apa yang senantiasa dituduhkan terhadap Negara islam yang penduduknya merupakan mayoritas muslim seolah-olah tidak ada penduduk non-muslim didalamnya akan tetapi Piagam Madinah telah memberikan bukti nyata bahwa dalam Negara Islam juga diakui penduduk non-muslim. Dr. Hasan Ibrahim Hasan telah membagi penduduk madinah menurut Piagam Madinah ke dalam golongan:
i. Muhajirin, ialah orang islam yang hijrah dari Mekkah.
ii. Anshar, ialah orang-orang islam dari penduduk Madinah.
iii. Munafiqun, ialah penduduk madinah yang belum memeluk islam.
iv. Yahudi, ialah kaum Yahudi yang tinggal di Madinah.
d. Penggunaan kata ummat yang berarti bangsa dan negara
Istilah baru yang dibawa oleh konstitusi ini adalah perkataanummat / ummah, yang terletak pada bagian terdepan sekali yaitu pada pasal pertama. Perkataan ummat dalam pasal ini mempunyai pengertian yang sangat dalam, yang merubah paham dan pengertian kewarganegaraan yang hidup dikalangan bangsa arab. Dengan timbulnya ummat dibongkarlah paham bersuku-suku dan berkabiah-kabilah yang sangat memecahbelahkan masyarakat arab.
e. Cita-cita kenegaraan
Cita-cita kenegaraan yang terkandung dalam muqaddimah dan pasal 1, adalah menggambarkan “Ideologi Islam” dalam membentuk Negara. D.de Santilana dalam karangannya Law and Society menegaskan ide-ide islam yang terkandung di dalam piagam: “All these ideas are already set forth in the oldest historical document of islam, the charter promulgated at Medina in the year one of the hijrah”.
f. Pengakuan Hak Azasi Manusia (HAM)
Ini merupakan konstitusi pertama yang pernah dibuat pada hampir 14 abad silam yang telah mengakui hak azasi setiap manusia, sewaktu hidup manusia sangat sedarhana, sangat primitif, masih menikmati hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia yang hidup dalam abad-abad modern. Tetapi Rasulullah telah meletakkan sebuah dasar yang sangat luar biasa tentang pengakuan hak azasi manusia. [10]
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hijrah Telah Membawa Akibat-Akibat Yang Lebih Jauh:
1. Dari Peristiwa Ini, Terjadi Perubahan Sosial. Islam Sebagai Sebuah Kelompok/Golongan Didalam Masyarakat Telah Berkembang Menjadi Sebuah Kesatuan Ummat Islam. Maka Sirnalah Diskriminasi Atas Dasar Warna Kulit, Kredo, Ataupun Kekayaan. Semua Muslim Setara/Egaliter.
2. Menurut Para Ahli Sejarah Muslim, Rasulullah (Saw) Tiba Di Quba‘ Pada Tanggal 16 Juli 632 M. Yang Mana Berada Dalam Bulan Muharram, Dari Sinilah Dimulainya Perhitungan Kalender Hijriyah.
3. Adalah Di Madinah, Diletakkan Dasar-Dasar Khilafah (Pemerintahan) Islam. Peristiwa Bersejarah Berupa Perjanjian-Perjanjian Yang Dibuat Bersama Dengan Kelompok Yahudi Dan Beberapa Suku Yang Lain Menjadi Panduan Bagi Generasi-Generasi Yang Kemudian.
4. Diantara Sekian Banyak Sahabat Nabi (Saw), Beliau Memilih Abu Bakar (Ra) Sebagai Teman Dalam Perjalanan Hijrah. Hal Ini Di Abadikan Didalam Al-Quran, Surah At-Taubah. Ini Merupakan Penghargaan Paling Utama Bagi Abu Bakar (Ra).
5. Setiap Orang Yang Berpola-Pikir Adil Dan Terbuka, Dari Tulisan Ini Dapat Mengambil Kesimpulan Bahwa Abu Bakar (Ra) Telah Memiliki Peranan Yang Amat Penting Dalam Peristiwa Hijrah. Maka Sungguh Amat Menyedihkan Bahwasanya Sebagian Orang Masih Menilai Secara Tidak Adil Terhadap Diri Sahabat Yang Demikian Dihormati Ini.
5.2 kita mengambil kesimpulan bahwa Piagam Madinah adalah merupakan konstitusi terbaik yang pernah ada dari berbagai segi baik dari segi isi, masa (periode dibuatnya), ataupun dari kelengkapannya.
Penulisan Piagam Madinah ini merupakan bentuk curahan perhatian Nabi Muhammad dalam meletakkan dasar-dasar yang sangat diperlukan pada kehidupan masyarakat guna menegakkan tugas risalahnya, yaitu:
1. Memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya
2. Memperkokoh hubungan antar umat Islam
3. Mengatur hubungan umat Islam dengan orang-orang nonmuslim
5.3 Saran
Dalam penulisan kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna, banyak hal yang kurang memadai. Oleh karenan mengharapkan kritik dan saran yang positif serta membangun dari dari semua pihak yang membaca untuk dijadikan acuan serta perbaikan penulis dimasa yang akan datang.
nabiwiah. Jakarta; Rineka Cipta.2014.
Erlangga. Pendidikan Agama islam kelas X 2003
Alrasyikh al-mahktum, Muhammad husain haekal,
sejarah hidup Muhammad, umul qura 2015
Dr. Mahdi Rizkullah Ahmad. Biografi
Rasullulah, Qisthi press. 2014
Dr. Abdul Mun’im Al-hafni,
Ensiklopedia Muhammad Saw. 2012
Frof. Dr. Komaruddin hidayat,
Madinah 2010
Ali syarfati, Rasulluah Saw sejak
hijrah hingga wafat. 2015
CATATAN KAKI
[1] Erlangga
Pendidikan Agama Islam, SMA Kelas X, 22
[2] Syafiyurrahman
al-mubarokfuri,
Sirah nabawiah, 113
[3] Syafiyurrahman
al-mubarokfuri,
Sirah nabawiah, 122-123
[4] Syafiyurrahman
al-mubarokfuri,
Sirah nabawiah, 129-131
[5] Dr. Abdul
Mun’im Al-hafni, Ensiklopedia Muhammad Saw, 270-271
[6] Muhammad
husain haekal, sejarah hidup Muhammad 275-276
[7] Ali syarfati,
Rasulluah Saw sejak hijrah hingga wafat, 96
[8] Frof. Dr. Komaruddin
hidayat, Madinah, 6
[9] Frof. Dr.
Komaruddin hidayat, Madinah, 12-14
[10]
Frof. Dr. Komaruddin hidayat, Madinah, 15-18