Saturday 11 April 2020

Tuesday 7 April 2020

Mutiara nasehat "semakin cerdas manusia semakin sedikit tertawa"


"Tuhan memberi kemampuan otak dan akal tentu tidak gratis, semua akan ada pertanggungjawaban kelak, semakin manusia sedikit menggunakan akalnya maka banyak kesalahan atau dosanya, sebaliknya semakin manusia menggunakan akalnya, manusia akan lupa bahagia, karena memang semakin cerdas manusia maka semakin sulit untuk tertawa, semakin banyak tertawa akal manusia jadi tumpul dan mati hatinya."

"Tergantung manusia itu sendiri mau menukarkan kebahagiaan dunia dengan kebahagiaan akhirat, atau mengutamakan kebahagiaan dunia tak peduli kehidupan setelah mati kelak, mau menggunakan akal sebaik2nya atau menuruti nafsu yang tiada habisnya".

Menuruti hawa nafsu memanjakan diri dengan surga duniawi, sehingga manusia itu lupa hakikat penciptaan sendiri, lupa kehidupan hakiki, menjadikan dunia fana tujuan hidup, berahir menghalalkan segala cara, sikut sana sini mengadu domba demi keuntungan pribadi semata, tapi tunggulah itu hanya sementara, sebelum pada akhirnya ia merasakan kehidupan hampa yang sebenarnya dan sebuah kepedihan siksa hidup tak ada ujungnya dikehidupan yang hakiki. 

apalah arti istri jelita anak rupawan, kuda besi Kawasaki Ferrari, Lamborghini, tanpa sedikitpun iman dihati, apalah arti naungan istana megah tanpa naungan Tuhan maha melindungi, binasalah ia, semua kekayaan hanya jadi bahan bakar api yang menyiksanya nanti. ketika mati tak ada satupun keluarga yang menemani, bahkan hanya berebut warisan kekayaan dan bertambahlah siksa kubur nya. Nauzubillah

(Ashabul Muslimin)



--
ttd.


M. Alie Marzen

Mutiara Nasehat "Semakin cerdas manusia semakin sedikit tertawa"

"Tuhan memberi kemampuan otak dan akal tentu tidak gratis, semua akan ada pertanggungjawaban kelak, semakin manusia sedikit menggunakan akalnya maka banyak kesalahan atau dosanya, sebaliknya semakin manusia menggunakan akalnya, manusia akan lupa bahagia, karena memang semakin cerdas manusia maka semakin sulit untuk tertawa, semakin banyak tertawa akal manusia jadi tumpul dan mati hatinya."

"Tergantung manusia itu sendiri mau menukarkan kebahagiaan dunia dengan kebahagiaan akhirat, atau mengutamakan kebahagiaan dunia tak peduli kehidupan setelah mati kelak".

Menuruti hawa nafsu memanjakan diri dengan surga duniawi, sehingga manusia itu lupa hakikat sendiri, lupa kehidupan hakiki, menjadikan dunia tujuan hidup, berahir menghalalkan segala cara, sikut sana sini mengadu domba demi keuntungan pribadi semata, tapi tunggulah itu hanya sementara, sebelum pada akhirnya ia merasakan kehidupan hampa yang sebenarnya dan sebuah kepedihan siksa hidup tak ada ujungnya dikehidupan yang hakiki. 

apalah arti istri jelita