Sunday, 17 June 2012

Mutiara Nasehat No. 231-240


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Kata mutiara nasehat ini Terinspirasi dari mutiara Qur'an , hadits dan perkataan ulama. jika ada yang salah mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya. Tujuan kami hanyalah semakin mempermudah pemahaman kita dalam mempelajari ajaran agama islam. semoga bermanfaat amiien




231.  Mempelajari dan mengamalkan ilmu
“Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya maka Allah akan memberinya ilmu yang lainnya yang sebelumnya ia tidak tahu”.
(Ashabul muslimin dari hadits nabi)

232. Metode bejalar makrifatul ilmu
Ada 3 cara mempelajari ilmu apapun insyaAllah lebih efektif dengan jalan metode makrifatul ilmu (pendalaman ilmu dan kejiwaan)”. Yaitu tahapan pertama pemilihan ilmu sesuai kemampuan akal sesuai fitrah (minat, bakat, cita-cita). 
Yang kedua tahapan motivasi / dorongan supaya semangat belajar contohnya dengan pemberian imbalan dan penghargaan . 
Yang ketiga tahap  penyadaran jiwa (untuk memanfaatkan dan mengembangkannya secara mandiri) terhadap ilmunya yang telah didapat. Jika manusia sudah mencapai tahap makrifat dalam keilmuannya maka dia sudah bisa dianggap ahli dalam bidangnya dan sudah bisa menjadi pemimpin bagi bidangnya bagi orang lain.”
“ dan yang paling penting kita ketahui adalah ilmu yang paling penting yang dipelajari yaitu ilmu tauhid, akhlaq, dan ibadah (ilmu agama). Karena ilmu dunia yang tidak diimbangi ilmu agama maka hanya akan menjadikan seorang budak dunia yang lalai akhirat”.
(Ashabul muslimin)

233. Keadaan dijaman akhir 
“Jaman akhir ini banyak orang menganggap mulia itu ditentukan materi dunia”.
“Padahal harta itu kalau sudah mati tak ada yang dibawa, jabatan tak lagi jadi kekuasaan, dan anak istri tak lagi jadi kawan”.
“Kecuali semua itu (harta, kekuasaan, anak dan istri) digunakan untuk jalan ketaqwaan maka akan menemaninya sampai bertemu Tuhan”.
“Maka jika seorang muslim memuliakan saudaranya karena besarnya harta bukan berdasarkan kemuliaan ketaqwaan (akhlaq mulia) maka sungguh dia telah rela diinjak martabatnya oleh yang dimuliakannya itu”.
(ahabul muslimin dari nasehat ulama)

234. Hakikat bekerja
“Bekerja  itu hakikatnya kegiatan jiwa. Maka jika hati tidak senang dengan suatu pekerjaan (tidak sesuai keinginan) maka seringan apapun akan terasa berat, sebaliknya jika pekerjaan itu sesuai dengan suasana jiwa (sesuai bakat dan minat) maka walaupun berat namun terasa ringan.”
“Kesimpulannya bekerja dengan keterpaksaan hati takkan mendapatkan hasil yang maksimal tapi bekerja dengan keihlasan dan kerelaan hati meskipun berat namun akan terasa ringan dan hasilnyapun maksimal”.
“Maka memang jika segala sesuatu pekerjaan tidak diserahkan ahlinya (yang bakat dan ahli  dalam bidangnya) maka hanya tinggal menunggu kebangkrutan.”
(Ashabul muslimin)

235. Lakukan sekarang atau tidak
“Lakukan sekarang atau tidak sama sekali. Karena kesempatan jarang datang dua kali”.
Begitu juga dengan amal yang baik, jangan menunda-nunda karena kita tak tahu kapan kita mati”.
(Ashabul muslimin)

236.  Dengarkan dan patuhi
“Dengarkan dan patuhi jangan cari alasan untuk menolaknya. Karena setiap sesuatu yang dilarang Allah pasti berdampak buruk walaupun manusia berusaha menanggulangi dampaknya.
“Perbuatan mengakali syari’at (mencari-cari alasan dan solusi untuk menolak hukum Allah) adalah seperti mencegah air mengalir kebawah dan berusaha membuat air mengalir keatas (menyalahi aturan).”  
Karena tak ada satupun yang baik meskipun semua makhluk di Alam semesta ini menganggap hal tersebut baik akan tetapi Allah tidak membenarkannya”.
Allah adalah Maha Kuasa.  Tak ada yang bisa menghalangi dari rahmat atau azab-Nya.
(Ashabul Muslimin)

237. Pahitnya kebodohan
“Barangsiapa yang tidak pernah merasakan rasa pahitnya mencari ilmu, niscaya ia akan mengenyam pahitnya menjadi orang bodoh sepanjang hayatnya.”
(Nasehat Imam Syafi’i)

238.  Pepatah kata bagi penentang syariat
“Orang yang menentang hukum Allah Tuhan Semesta Alam adalah ibarat orang yang berusaha mengalirkan air dari bawah ke atas”. Padahal air itu sampai kiamat pun mengalir dari tempat atas ke bawah karena itu sudah Sunatullah (ketentuan Allah).”
Maka orang yang kafir dan tidak mau menganut aturan Allah adalah seperti orang bodoh yang berusaha membalikkan arah arus air. Suka mempersulit diri sendiri akhirnya kesulitan dunia dan akhirat”.
(ashabul muslimin)

239. Barangsiapa belum merasakan kesusahan maka..
“Barangsiapa belum pernah merasakan penderitaan didunia dia akan merasakan pahitnya penderitaan diakhirat”.
“Tak ada seorang mukmin yang belum pernah merasakan penderitaan. Seperti fir’aun kemudian dia menyombongkan diri kemudian sampai mengaku tuhan”.
“Ujian dan cobaan berupa penderitaan dunia adalah pengajaran dari Allah supaya manusia kuat jiwanya. Jika lulus ujian (bersabar) maka Allah akan menguji lagi dengan yang lebih berat begitu seterusnya sampai manusia itu menjadi mukmin yang paling kuat jiwanya”.
“orang yang kuat bukanlah yang menang bertanding tapi orang yang kuat adalah bila jiwanya mampu menahan godaan syahwat dari dalam diri maupun godaan dunia”.
(ashabul muslimin)

240. cara Allah melatih hamba-Nya
“Manusia diuji Allah dengan kesulitan, kesusahan, musibah dan penderitaan supaya menjadi orang yang sabar dan syukur sehingga menjadi mukhlasin (orang yang ikhlas). Karena hanya orang ikhlas saja yang selamat dari tipudaya iblis”.
(ashabul muslimin)

0 comments:

Post a Comment

Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih