Oleh : Muhammad A. Samaaun
Mukadimah Hadits
"Tidak akan masuk surga orang yang di
dalam hatinya ada sifat sombong walaupun seberat biji sawi."
(HR. Muslim )
Tulisan ini kami buat bukan untuk siapapun melainkan untuk umat islam yang merasa diri lebih baik dan lebih mulia daripada yang lain sehingga menimbulkan sifat ujub yang merusak amal dan merusak hati. Ujub ibarat berhala yang tidak nampak yang terdapat dalam hati manusia, karena seakan-akan manusia menyembah dirinya sendiri ketika sifat ini menguasai jalan pikirannya.
AYAT AL-QURAN TENTANG HARAMNYA BERPECAH BELAH
“Dan janganlah kamu termasuk orang yang
menyekutukan Allah (musyrik) yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka
dan menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang
ada pada golongan mereka.
(QS. Ar-Ruum [30] : 31-32)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
[Ali Imran 103]
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun
tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah
(terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa
yang telah mereka perbuat.”
[Al-An’am 159]
FENOMENA
TA'ASHUB (FANATIK GOLONGAN)
Kita
patut heran dijaman akhir ini (jaman sekarang) umat islam itu jumlahnya sangat
banyak (mungkin lebih dari 2 miliar) namun disana-sini ditindas orang kafir
yang jumlahnya sebenarnya sangat sedikit mungkin sekitar 2 jutaan (semisal
yahudi yang menghuni israel), ibarat 1000 umat islam dipermainkan 1 orang
yahudi, sungguh ironis sekali bukan?. Jika kita bertanya kenapa? maka
jawabannya secara logika adalah jumlah yang banyak tidaklah menentukan
kemenangan, tapi yang menentukan kemenangan adalah kualitas bukan kuantitas.
Ibarat kerikil kecil pasti menang melawan buih yang sangat banyak. itulah yang terjadi sekarang ini. Menurut Rasulullah saw penyakit wahn (cinta dunia, dan takut datangnya kematian) sebagaimana sabda beliau :
"Dari Tsauban ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan". Kemudian ada sahabat yang bertanya: "Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit [sehingga bisa mengalami kondisi seperti itu]?". Rasulullah Saw menjawab: "Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah [yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari]. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian." Ada sahabat yang bertanya lagi: "Wahai Rasulullah Saw, apakah wahn itu?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."
Ibarat kerikil kecil pasti menang melawan buih yang sangat banyak. itulah yang terjadi sekarang ini. Menurut Rasulullah saw penyakit wahn (cinta dunia, dan takut datangnya kematian) sebagaimana sabda beliau :
"Dari Tsauban ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan". Kemudian ada sahabat yang bertanya: "Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit [sehingga bisa mengalami kondisi seperti itu]?". Rasulullah Saw menjawab: "Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah [yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari]. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian." Ada sahabat yang bertanya lagi: "Wahai Rasulullah Saw, apakah wahn itu?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."
(HR.
Imam Abu dawud & Imam Ahmad)
Kita
patut bertanya darimanakah sumber penyakit wahn (cinta dunia) itu. Itu adalah
berawal dari hati yang lalai mengingat Allah dan sifat rakus nan tamak yang
telah menjangkiti hati umat islam hari ini. Kalau sudah muncul sifat itu
kemudian masing-masing individu atau golongan akan berlomba-lomba mencari harta
dan berlomba dalam membesarkan partainya, mereka berdakwah bukan atas nama
agama, tetapi atas nama partai (golongan) mereka, meskipun mulut mereka teriak
"ini demi persatuan islam".
Kemudian
dengan sombongnya, masing-masing golongan mengatakan golongan sendiri paling
benar sambil memvonis saudaranya (orang muslim) atau partai lain sesat kek..,
bid'ah kek.., kafir kek.., tidak nyunah kek.. dan sebagainya. Dan lebih aneh,
cuman gara-gara penampilan, semisal yang ini cingkrang yang satunya nggak, yang
ini jenggotan yang itu dagunya polos, yang ini bergamis yang itu pakai kaos,
yang ini cadar yang itu jilbab biasa itu saja sudah jadi ajang buat keributan
dan terkadang kepada tetanggapun jadi tidak pernah akur. Kemudian dari fakta
ini saya bertanya, terus mana bukti sunah yang mereka gemborkan padahal salah
satu keutamaan sunah yang paling besar adalah ramah dan saling tegur sapa dan
mengucapkan salam kepada sesama muslim, bukan sekedar penampilan saja
dibesar-besakan. Kalau gitu sama kayak pertandingan bola dong! beda
warna pakaian doang terus supporternya malah tawuran ribut sendiri. Sungguh
aneh, mana bukti intelektualitas kita sebagai hamba yang bertakwa???
"Emang
Surga Milik Nenek Moyang Lu ! "
Lebih
aneh daripada yang aneh. Mereka mengklaim diri mereka adalah golongan yang
selamat dan pasti masuk surga. Pantaskah mereka berkata begitu? padahal surga
itu milik Allah, bukan warisan nenek moyang mereka. Dan padahal Allah SWT
membenci orang yang berbangga diri, suka mengklaim sesuatu yang belum tentu
kebenarannya, suka bangga diri dengan ilmunya !. Orang macam mereka memang
patut dikasih imbalan kata plesetan "gampang banget ya kau berkata,
emang surga milik nenek moyang lo !"
Begitulah,
sungguh kesombongan adalah sifat paling berbahaya sehingga semua ilmu yang ada
dalam sanubari hilang seketika ketika seorang hamba menyombongkan diri kepada
yang lainnya, dia tidak ingat bahwa kesombongannyalah yang telah menyebabkan
umat islam ini berpecah belah, kesombonganlah yang menyebabkan umat ini
kehilangan arah. Persoalannya sebenarnya bukan karena perbedaan cara ibadah
(fikih) semata atau cuman beda warna dan jenis pakaian saja, ini sebenarnya
adalah masalah kejiwaan umat islam hari ini yang dipenuhi dengan sifat warisan
iblis (sombong).
Yang menyebabkan masalah kecil menjadi membesar berubah menjadi perpecahan tak berujung. Sementara dibelakang bangsa musuh semacam setan dan para kafirin, bertepuk tangan gembira ria karena menang tanpa melawan. Itulah sebenarnya yang kebanyakan terjadi sekarang, kebanyakan umat islam suka sekali membanggakan golongan sendiri, sehingga yang terjadi bukannya persatuan dan yang terjadi justru perpecahan. Kalau sudah berpecah belah yang terjadi adalah musuh memanfaatkan situasi tersebut untuk semakin melemahkan dan melumpuhkan umat islam. Akhirnya terjadi pembantaian dan penjajahan fisik dan moral yang tak terelakkan.
Yang menyebabkan masalah kecil menjadi membesar berubah menjadi perpecahan tak berujung. Sementara dibelakang bangsa musuh semacam setan dan para kafirin, bertepuk tangan gembira ria karena menang tanpa melawan. Itulah sebenarnya yang kebanyakan terjadi sekarang, kebanyakan umat islam suka sekali membanggakan golongan sendiri, sehingga yang terjadi bukannya persatuan dan yang terjadi justru perpecahan. Kalau sudah berpecah belah yang terjadi adalah musuh memanfaatkan situasi tersebut untuk semakin melemahkan dan melumpuhkan umat islam. Akhirnya terjadi pembantaian dan penjajahan fisik dan moral yang tak terelakkan.
Bahaya
merasa "Guwe Paling Bener"
Ta'asshub atau yang dikenal fanatic kepada perorangan atau kelompok tertentu, hal tersebut terjadi ditengah-tengah masyarakat dan tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik karena kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan berdasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini disebut dengan ashabiyah.
Memang pada jaman dahulu para sahabat nabi saja seringkali dikelompokkan menjadi dua golongan, yakni Muhajirin (orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah) dan Anshar (orang Madinah yang memberi pertolongan kepada orang Makkah yang berhijrah). Pada dasarnya golongan-golongan itu tidak masalah selama tidak sampai pada fanatisme yang berlebihan sehingga tidak mengukur kemuliaan seseorang berdasarkan golongan. Wahai kaum muslimin sesungguhnya perbedaan itu takdir Allah SWT, akan tetapi Allah menciptakan manusia berbeda-beda, bersuku-suku dan beragam macam budaya dan sifatnya bukan bertujuan untuk saling mencaci , menghina, saling menindas, menjajah dan saling bunuh antara satu dengan yang lainnya akan tetapi bertujuan supaya kita saling kenal mengenal dan menyambung tali silaturahim. hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS 49:13).
Itulah wahai saudaraku, pahami dan hayatilah. Kita manusia semua sama entah itu kulit hitam, kulit putih, kaya, miskin, tinggi, pendek, tampan, jelek, cantik, dekil, presiden, rakyat, mentri, petani, direktur, kondektur, bahkan kafir dan muslim semuanya sama dihadapan-Nya, karena kemungkinan kafirpun bisa menjadi mualaf (orang baru masuk islam) jika Allah telah menghendaki hidayah baginya.
Allah
hanya memandang satu perbedaan , Yaitu IMAN DAN TAKWANYA.
Sebagai
mana firman Allah SWT dalam ayat tersebut ". Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa". Allah sama sekali tidak pernah memandang rupa wajah dan
penampilan, keturunan atau bahkan keilmuan. Allah hanya memandang seberapa
besar ketaatan seorang hamba kepada-Nya. Orang berilmupun kalau tidak bertakwa
pastinya ilmunya digunakan untuk merugikan orang lain. Orang alimpun kalau
tidak bertakwa pastinya ia akan menggunakan ilmunya untuk memperoleh kedudukan
dimata manusia dengan menjual agamanya. Naudzubillah.
Manakala
seseorang memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap golongan kemudian
ia senantiasa berbangga diri dengan golongannya tersebut, tidak memungkiri
sehingga segala pertimbangan dan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan
golongannya, bukan berdasarkan nilai-nilai kebenaran dari al-Qur'an dan
perkataan Rasulullah SAW.
Maka
jika sudah masuk dalam hal ini sudah tidak bisa dibenarkan. Dan berhak
memperoleh gelar sesat karena memutuskan sesuatu atas dasar hawa nafsu,
sebagaimana firman-Nya
Katakanlah:"
Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat)
memberi petunjuk daripada (petunjuk Allah dan Rasul-Nya) niscaya aku
mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar ".
"Maka
jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka
hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih
sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat
petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim."
(Al-Qashash
Ayat 49 – 50)
Inilah
yang disebut dengan ashabiyah yang sangat dilarang di dalam Islam.
Apalagi bila seseorang sampai mengajak orang lain untuk bersikap demikian,
lebih-lebih bila seseorang siap mati untuk semua itu, maka Rasulullah Saw tidak
mau mengakui orang yang demikian itu sebagai umatnya, hal ini terdapat dalam
hadits Nabi Saw:
Bukan golongan kami orang yang menyeru kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan golongan kami orang yang mati atas ashabiyah
Bukan golongan kami orang yang menyeru kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan golongan kami orang yang mati atas ashabiyah
(HR.
Abu Daud)
Dan lebih buruk lagi adalah siapapun yang mengajak umat islam kepada perpecahan maka sesungguhnya dia orang musyrikin, bukan orang mukmin. Karena dia beramal dan berdakwah semata-mata untuk golongannya, dia menyembah golongan itu, bukan menyembah dan beribadah kepada Allah. Wahai kaum muslimin, ini sungguh masalah berat. Waspadalah ta'ashub golongan.
Dan lebih buruk lagi adalah siapapun yang mengajak umat islam kepada perpecahan maka sesungguhnya dia orang musyrikin, bukan orang mukmin. Karena dia beramal dan berdakwah semata-mata untuk golongannya, dia menyembah golongan itu, bukan menyembah dan beribadah kepada Allah. Wahai kaum muslimin, ini sungguh masalah berat. Waspadalah ta'ashub golongan.
Allah
SWT Berfirman :
“Dan
janganlah kamu termasuk orang yang menyekutukan Allah (musyrik) yaitu
orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan menjadi beberapa golongan.
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
(QS.
Ar-Ruum [30] : 31-32)
Ayat
ini Jelas sekali mengatakan kalau orang yang suka bergolong-golong dan memecah
belah agama itu merupakan golongan kaum musyrikin. Mereka adalah kaum yang
menuhankan golongan bukan mengEsakan Allah Tuhan Sekalian Alam.
APA ITU SOMBONG ?
Sombong adalah sifat yang dimiliki manusia dengan menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya, Rasulullah Saw bersabda:
Sombong (takabur) itu adalah menolak kebenaran dan dan menghina orang lain
(HR. Muslim).
Jadi kesimpulannya menurut hadits ini adalah tepat dengan kondisi umat islam hari ini, yaitu suka meremehkan/menolak kebenaran islam yang sesungguhnya kemudian merasa benar dengan pendapatnya dan diringi menhina dan mencela orang muslim lainnya.
Sombong sangat berbahaya. Sombong merupakan sifat iblis laknatullah, dengan sebab itulah ia divonis ingkar/kafir kepada Allah Swt, sebagaimana firman Allah Swt :
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang sujud. Allah berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?. Iblis menjawab: aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Allah berfirman: turunlah kamu dari syurga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina (QS Al-Araf [7] ayat 11-13, lihat pula QS 40:60)
DAMPAK DAN BAHAYA SIFAT SOMBONG
Sebenarnya ada banyak dampak buruk atau bahaya dari sifat sombong ini, namun kita akan menyebutkan pokoknya saja, diantara adalah:
Pertama, Tidak senang pada saran apalagi kritik.
Hal ini karena ia sudah merasa sempurna, tidak punya kekurangan, merasa jalannya paling benar dan merasa ia golongan yang selamat dan pasti masuk surga. Apalagi bila kesombongan itu tumbuh karena usianya yang sudah tua dengan segudang pengalaman dan ilmu agama yang mapan, ia akan semakin menyombongkan diri kepada pencari ilmu yang lebih muda dan kepada masyarakat sekitarnya, karena ia anggap kebanyakan umat islam adalah awam dan ia sendiri paling alim.
Ia
tidak mau menoleh ketika tidak dipanggil pak Ustadz, pak Kyai, Pak Haji. Ia
memandang remeh orang yang ilmunya belum setara dengan dia, ia tidak mau
menegur sapa dengan orang yang ia pandang lebih rendah ilmunya, dan tidak
sepaham dengannya. Apalagi karena dia merasa mendapat gelar intelek atau
sarjana. Kesombongannya tambah berlipat ganda. Namun tak sadarkah dia, bahwa ia
sedang menumpuk dosa-dosa besar yang nyata. Diakhirat nanti menjadi api yang
siap membakar semua amal shalihnya, dan menjadi siksa pedih baginya.
Naudzubillah.
Kedua, Tidak senang terhadap kemajuan yang dicapai orang lain,
Kedua, Tidak senang terhadap kemajuan yang dicapai orang lain,
Hal
ini karena apa yang menjadi sebab kesombongannya akan tersaingi oleh orang itu
yang menyebabkan dia tidak pantas lagi berlaku sombong, karenanya orang seperti
ini biasanya menjadi iri hati (hasad) terhadap keberhasilan, kemajuan dan
kesenangan yang dicapai orang lain, bahkan kalau perlu menghambat dan
menghentikan kemajuan itu dengan cara-cara yang membahayakan seperti memfitnah,
mencaci, mencela permusuhan hingga pembunuhan.
Bahkan
lebih buruk lagi diantara mereka memfitnah dan mencela dengan atas nama agama,
berdebat dengan dalil Qur'an dan Hadits hanya untuk menumbangkan reputasi
golongan lainnya, mereka berdebat bukan semata-mata mencari kebenaran, tapi
barangkali untuk mencari keributan. Sehingga Islam menjadi terkesan jelek
karena katanya inteleknya sibuk ribut sendiri. Sangat pantas bila seorang yang
sombong itu masuk neraka, karena agama telah direndahkannya dan
diinjak-injaknya dengan perilaku kesombongannya. Ia tak peduli salah dan benar
yang penting rasa bangga dirinya terpenuhi. Semua ilmu yang telah ia pelajari
sirna seketika dalam hatinya. Ibarat ilmunya hanya masuk sebatas kerongkongan
saja. Tunggulah waktunya, diakhirat ilmunya akan menjadi penuntut bagi segala
tingkah lakunya. Dia mendapatkan hisab yang sangat berat diakhirat.
Ketiga, Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar,
Ketiga, Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar,
Itu karena kesombongan telah menutupi mata hati mereka. Sehingga peringatan dari al-Qur'an, hadits, dan apalagi cuman nasehat manusia tidak digubris sama sekali karena takut bila mereka mengatakan "oh iya, anda benar dan saya yang salah, maafkan kehilafan saya". Atau mereka mengakui kesalahan mereka. Mereka takut harga diri / reputasi mereka jatuh, padahal anggapan kosong seperti ini adalah desas desus iblis yang ditiupkan kepada hati yang sombong. Padahal tidak ada cela bagi orang yang bertaubat, karena manusia memang tempat salah dan dosa. Sungguh orang sombong pasti menemui kebinasaan.
Hal ini difirmankan Allah Swt di dalam Al-Qur'an: Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan (QS An-Naml [27]: ayat 14).
Keempat,
Sombong merupakan sifat warisan iblis laknatullah
Sifat
sombong ini sebenarnya sifat jelek "tertua" dari yang pernah ada.
Karena pada jaman dahulu sebelum bangsa manusia (bani adam) diturunkan kebumi.
Iblis diperintah untuk bersujud (tunduk dan patuh) kepada nabi Adam as. Namun
karena dia merasa lebih tinggi kedudukannya daripada adam dia (iblis) menolak
dengan kesombongan. Dan hal itu ia lakukan terang-terangan dihadapan Allah.
Sehingga segala kemuliaan iblis sebagai pemimpin para malaikat dicabut dan
diganti dengan kehinaan dineraka jahanam. Naudzubillah
"Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
(sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir" (QS. Al Baqarah:34)
Kelima, Dibenci Allah Swt , yang menyebabkannya tidak akan masuk surga-Nya
Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw yang mulia dalam mukadimah tulisan ini yaitu tidak akan masuk surga siapapun manusia yang didalam hatinya ada kesombongan meski seberat biji sawi. Meskipun amalnya seberat bola bumi akan tetapi hal itu tiada berarti dihadapan-Nya. Karena Allah SWT sangat benci sifat sombong .
didalam al-Qur'an, Allah Swt berfirman:
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman:18)
Dan
juga senada dalam ayat lainnya
"Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (beribadah) akan masuk
neraka jahannam dalam keadaan hina dina" (QS. 40:60)
INILAH
SEBURUK-BURUK KESOMBONGAN DUNIA DAN AKHIRAT
Diantara
manusia mempunyai tingkatan-tingkatan kesombongan yang berbeda-beda. Dari kesombongan
yang kecil tidak terlihat semacam, berbisik dalam hati "aku ternyata
pinter ya, aku ternyata lebih cantik ya, aku ternyata baik ya dibandingkan dia"
dsb. Sampai kepada kesombongan tingkat yang tertinggi yaitu sombong yang
dinyatakan terang-terangan diikuti celaan dan hinaan dan tindakan kezaliman
kepada sesama manusia dan sombong dalam hal keilmuannya.
Karena
jika manusia sudah menyombongkan diri dengan keilmuannya otomatis ilmunya akan
digunakan untuk memuaskan hawa nafsunya dalam berbangga diri dan merasa dirinya
tinggi dihadapan orang lain. Dia rela mengorbankan akhiratnya hanya supaya
reputasi (kehormatannya) naik dihadapan orang banyak. Dia menjual agama untuk
dunia. Jika kesombongan itu menimpa orang berilmu (orang alim). Iapun akan tega
menggelincirkan atau memutarbalikan dalil kebenaran/ fakta (kenyataan) semisal
yang salah jadi benar, benar jadi salah. Berfatwa tidak sesuai dengan aturan
agama, akan tetapi sesuai hawa nafsunya, karena takut ia dicela penguasa, atau
mungkin ia takut kemuliaanya dihadapan penguasa jadi turun jika berfatwa benar
sesuai syari'at. Sehingga dampaknya banyak orang yang terzalimi akibat kelakuan
bejad si "alim" tersebut. Itulah bahaya sifat sombong bagi orang
berilmu (alim), ilmunya sama sekali tidak bermanfaat. Banyak menyebabkan
kerugian bagi dirinya dan orang lain bahkan menyebabkan dia terjerumus kedalam
neraka jahanam sejauh langit dan bumi. Naudzubillah.
Belum
lagi dampak kesombongan adalah ia tertipu ilmunya sendiri, Orang jawa
mengatakan "pinter keblinger, karena terkadang ucapan lidah
tak sesuai dengan perbuatannya. Mulutnya barangkali sering teriak 'ayo
berdakwah 'ayo berjihad' akan tetapi saat ia sendirian berkelakuan bejat.
Didepan orang banyak memperbanyak bacaan dzikir dan ibadah tetapi saat dihadapan
Allah (sendirian) ia berbuat maksiat. Terkadang penampilan tak se'alim' yang
hatinya yang dipenuhi kotoran syahwat. Didepan orang banyak ia pura-pura
menundukkan pandangan tetapi saat ia sendirian ia malah mengumbar pandangan
kepada yang haram.
Penampilan
luar tidak pernah identik dengan karakter aslinya. Ia bahkan rela
menjelek-jelekan dan mengorbankan kehormatan saudaranya dan demi
memuaskan hawa nafsunya. Sombong bagi orang berilmu menyebabkan kemunafiqan
yang dahsyat, munafiq adalah calon penghuni jahanam. Meskipun ia banyak beramal
tapi dihadapan Allah bagaikan debu yang berterbangan.. Jika anda pernah
mendengar dongeng kisah nyata tentang si Alim (ahli ilmu) atau si Abid (ahli
ibadah) yang masuk neraka dan sibejat yang masuk surga, maka jangan heran
karena itu sebenarnya bukan ketidakadilan-Nya, tapi karena factor utamanya
adalah masalah hati. Hati yang sombong memang tidak pantas sama sekali memasuki
surga-Nya. Naudzubillahi min dzalik
Mengutip nasehat ulama besar penulis Buku terkenal berjudul Al-Kabair (dosa-dosa besar). Beliau adalah Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah , beliau pernah berkata dalam tulisannya
,
"Kesombongan
yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia
dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi
orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya.
Barangsiapa
yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang
khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan
untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan
meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan
yang lurus dan akan binasa.
Barangsiapa
yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang
remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka,
maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar.
Tidak
akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun
hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah."
(dikutip
dari kitab Al Kabaa'ir ma'a Syarh li Ibni al 'Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul
Kutub 'Ilmiyah.)
Nasehat
terakhir dari kami untuk diri kami dan para pembaca dan kaum muslimin. Mari
kita hancurkan berhala yang tidak terlihat (sifat ujub, sombong, dan
bangga diri) dalam hati manusia, dari yang kecil maupun yang besar. Jangan
remehkan kesombongan meski sekecil apapun, karena khawatir terbawa sampai mati
sehingga menyebabkan terhalangnya masuk surga. Sombong itu hakikatnya sifat
berhala, karena orang sombong seakan-akan dia beramal untuk dirinya sendiri,
bisa dikatakan hakikatnya ia menyembah dirinya sendiri bukan menyembah
Allah. Sombong adalah syirik terbesar.
Terakhir
kami bawakan syair islam semoga menjadi pencerah jiwa kita, semoga menjadi
penerang ditengah gelapnya dunia hati ditengah zaman globalisasi yang bergaya
hidup memuja materi, memperutkan syahwat dan sifat egois yang dituruti.
Dan gila popularitas yang amat ganas telah banyak menjangkiti nurani, sehingga
bumi seakan-akan kering kerontang bagaikan dunia yang mati, penduduknya ibarat
'zombi' yang tidak tahu ia hidup atau ia mati. Kemanakah ia berjalan entah
kanan atau kiri, yang penting bersenang-senang sampai mati. Itulah Globalisasi,
tanda akhir zaman tlah Nampak sekali.
SYAIR
SYAIR
Hancurkan Berhala Di Hatimu !
Oleh : A. Samaaun
Ingatlah bukan penampilan yang Allah lihat
dari seorang hamba,
tapi DIA memandang hati manusia,
seberapa besarkah ketaatan (takwa) kepada-Nya
DIA tidak memandang seberapa tinggi ilmu anda
ingatlah ilmumu cuman setetes air disamudra
luas dibandingkan ilmu-Nya.
Atau memandang seberapa besar amalan anda
Ingatlah amalanmu ibarat sebutir pasir
dipadang sahara
dibandingkan keluasan Karunia dan Rahmat-Nya
apalagi cuman banyakkah besarkah harta
kekayaan anda
Ingatlah kekayaanmu cuman sebanding sehelai
sayap nyamuk
Dibandingkan kekayaan-Nya yang meliputi alam
semesta
Ingatlah harta anda akan sirna, matipun tidak
dibawa
apalagi cuman seberapa cantik dan gantengnya
penampilan anda
Ingatlah kecantikan fisik itu fana, jika
waktu mengambilnya
Niscaya peyotlah rupa anda, tak ada
seorangpun berani mendekati anda
DIA tak juga memandang kehormatan, gelar
dan kedudukan anda
Ingatlah kedudukan anda dibanding
kedudukan-Nya
Bagai jarak langit dan bumi
Dia Tuhan yang Maha Mulia
Sedangkan kita hanya seorang hamba
Manusia yang tercipta dari sperma
Yang keluar dari lubang yang hina
Lemah tak berdaya,
hidup kedunia tak membawa apa-apa
Kemana-mana perut berisi kotoran
Matipun hanya sehelai kafan yang menemaninya
Lalu pantaskah kita
Menyombongkan diri dihadapan-Nya?
tega menyakiti hati, mencela dan memaki
sesama manusia
Bukan surga yang anda dapatkan,
tapi neraka yang menyala-nyala
Impian-impian yang anda bangun
Hanyalah ilusi semata
Jika berhala didalam hatimu itu (sifat
sombong)
masih kau pelihara.
INGATLAH, ALLAH MAHA SUCI DAN DIA MENYUKAI
KESUCIAN HATI.
Wallahu'alam
Refrensi
: Dari berbagai sumber.
Wahh bermanfaat sekali ini post. Apalagi, sekarang memang lagi ngetrendnya budaya sombong, entah itu sombong dg ilmu, ibadah, kekayaan, ketampana, popularitas ataupun lainnya. Sekarang juga lagi banyaknya teman-teman sok suci sok alim padahal munafik, sekarang banyak teman-teman munafik yang suka merendahkan, menghina, mengejek dan mencela sesama... Syukron. Semoga Allha senantiasa memberikan kita hidayah dan pertolongan.
ReplyDelete