بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Oleh : ashabul-muslimin.tk)
“Ada 3 cara mempelajari ilmu akan lebih efektif dengan jalan makrifat (pemahaman/penjiwaan)”. Karena ilmu yang tidak efektif dipelajari tidak akan memberikan keuntungan justru menjadi beban hidup bagi anak didik”.
“Yaitu suatu metode pembelajaran dengan cara mengedepankan perbandingan kemandirian pemikiran akal daripada perbandingan hafalan otak. Artinya lebih mengedepankan spiritual / kejiwaan daripada kemampuan jasmani berupa kecerdasan hafalan yang sering disebut juga dengan IQ “. Karena kita tahu manusia diciptakan dengan IQ yang berbeda-beda akan tetapi kecerdasan spiritual dikaruniai sama rata. Tinggi rendahnya kecerdasan ini tergantung tawakal dari pemiliknya. “
“Tahapan yang pertama dengan mengutamakan keahlian pemahaman dan ketrampilan mempelajari ilmu daripada metode keahlian dalam hafalan / kecerdasan Intelligence quotient (IQ).
Pada tahapan ini kita harus mengedepankan ilmu yang lebih penting / lebih baik dipelajari yang sesuai bakat, minat dan cita-cita anak daripada sekedar hafalan semata yang belum tentu berguna untuk masa depannya. Karena Tuhan Semesta Alam telah menciptakan manusia sesuai bakatnya masing-masing. Jangan sampai bakat itu hilang terpendam karena salah mempelajari ilmu yang tidak sesuai fitrahnya.oleh karena itu guru yang bijak tidak mungkin akan memberikan keilmuan yang tidak berguna atau yang tidak sesuai dengan bakat, minat dan cita-cita muridnya karena itu hanya akan menghambat kemampuan belajar anak. Dan anak tidak dijejali dengan hafalan-hafalan sebelum paham satu ilmu tidak akan berpindah keilmu lainnya ibarat memasukan air kedalam botol harus sedikit-demi sedikit akhirnya penuh juga .
"Yang kedua tahapan memberikan motivasi / dorongan untuk belajar"
Jika anak sulit belajar maka jangan memaksakan dirinya untuk terus belajar tapi berikan dorongan-dorongan agar anak semangat lagi dalam belajarnya. Yaitu dengan cara memberikan gambaran-gambaran akan keuntungan yang didapat dari mempelajari ilmu dan memberikan gambaran akan buruknya akibat malas mempelajari ilmu. misalnya dengan memberikan gambaran nikmat surga bagi pandai dan yang taat kepada Allah dan gambaran neraka bagi yang bodoh dan ingkar kepada Allah. Contoh lainnya cara supaya anak giat belajar adalah diberi hadiah atau penghargaan.
Tapi motivasi yang paling baik adalah motivasi yang dapat menyadarkan anak supaya ikhlas karena mengharapkan pahala dari Allah saja. Oleh karena itu hal itu termasuk dalam tahapan selanjutnya yaitu tahapan penyadaran jiwa (keihlasan)
“ Dan yang ketiga tahapan pembelajaran kesadaran jiwa / keihlasan"
Yaitu menggugah jiwa manusia supaya sadar bahwa ilmu adalah pembimbing kehidupan dan tujuan dari Tuhan menciptakan manusia supaya belajar ilmu-ilmu-Nya yang terhampar luas dialam semesta, supaya manusia dapat mengenal Tuhannya dengan baik dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun ”.
Dan segala ilmu yang telah dia pelajari maka akan mengantarkannya kepada pengabdian kepada-Nya. Dan manusia yang telah berhasil mengkaji ilmu-Nya sesuai kemampuan yang telah dikaruniakan-Nya masing-masing, maka akan timbul kesadaran dari dalam diri akan rasa syukurnya kepada Allah Ta'ala.
“Jika sudah mencapai tahap ini maka anak manusia sudah tidak perlu dikejar-kejar (disuruh-suruh) untuk belajar karena pasti dia akan belajar dengan sendirinya (ikhlas) karena rasa syukurnya kepada Allah. “Pada metode yang terakhir ini sejak kecil manusia harus diajari keprihatinan (tirakat) jiwa. Karena jiwa manusia yang hidup dengan keadaan manja semua kebutuhan serba ada maka jiwanya sulit menerima sebuah kesadaran karena jiwa seperti ini akan selalu menuntut keadaan / tidak syukur ”. Sedangkan jiwa yang terlatih dalam keprihatinan dan kemandirian (seperti nabi Muhammad misalnya) maka akan mudah menerima sebuah kesadaran / bersyukur dan pantas sekali jiwa yang seperti ini menjadi pemimpin umat.
Semua itu berlandaskan pada Al-Qur’an Surat al-alaq tentang perintah belajar dan membaca dan Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan.
Dan jika benar-benar ingin benar-benar memahami Ilmu-Nya maka kita harus paham surat surat al-Kahfi ayat 110 yang berbunyi “Maka barang siapa yang inginmenemukan Allah, maka hendaklah ia mengerjakan amalan baik dan janganlah ia mempersekutukan siapapun dalam beribadah kepada Allah.”
Termasuk mempersekutukan Allah adalah sombong dalam berilmu. Karena pada hakikatnya sombong adalah memuja diri sendiri padahal segala puja dan puji milik Allah dan segala Ilmu adalah kepunyaan-Nya. Jika kita mengaku berilmu sesungguhnya itu hanyalah 'titipan' ilmu dari-Nya.
Metode ini hanyalah salah satu cara dari banyak metode yang digunakan kaum muslimin. tentu saja metode ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu yang salah dari kami karena kami adalah manusia yang tabiatnya melakukan salah dan yang benar dari Allah karena Dialah Yang Maha Benar.
Wallahu'alam
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih