Wednesday 26 October 2016

Tanda Kiamat : Munculnya Ahli ibadah bodoh dan Qori' fasik


Alhamdulillahirrabbil’alamin. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Shalawat dan salam saya haturkan kepada Nabi Muhammad tercinta, keluarganya yang mulia, para sahabat, dan semua kaum muslimin. Menurut riwayat Abu Nu’aim dari Tsabit, dari Anas, dia berkata, “Bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam;

“Di Akhir zaman nanti ada para ahli ibadah yang bodoh, dan para qari’ yang fasik.”[1]

Menurut Imam Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah yang ditulisnya, bahwa; hadits ini shahih maknanya, karena itu nyata terjadi. Bahkan kata Mak-hul, “Akan datang saatnya kepada manusia di mana orang alim lebih busuk daripada bangkai keledai.”[2]

At-Tarmidzi Al-Hakim meriwayatkan dari Anas, ia berkata, “Berabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam;

“Di akhir zaman akan ada kebiasaan (buruk) para qari’. Barangsiapa mengalami zaman itu, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Mereka orang-orang busuk. Kemudian, pada saat itu tidak malu-malu lagi orang berzina. Pada saat itu, orang yang berpegang teguh pada agamanya bagaikan orang yang memegang bara. Pada saat itu, orang yang berpegang teguh pada agamanya, pahalanya bagaikan pahala lima puluh orang.
Para sahabat bertanya, “(lima puluh orang) dari kami, ataukah dari mereka?” Rasul menjawab, “Bahkan, dari kamu sekalian.”[3]

Abu Muhammad Ad-Darimi meriwayatkan, dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu, dia berkata:
“Al-Quran akan rusak dalam hati beberapa kaum, sebagaimana rusaknya baju, lalu rontok sedikit demi sedikit. Mereka membacanya, tanpa menemukan kesenangan dan kelezatan padanya. Mereka mengenakan kulit-kulit domba padahal berhati serigala. Perbuatan mereka adalah keserakahan, tanpa dicampuri rasa takut. Jika mereka menginginkan sesuatu, mereka berkata, “Kita akan diampuni. Bukankah kita tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun?”[4]

Kami akan menulis sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnul Mubarak. Hadits ini berstatus dhaif, kami tidak menulisnya kecuali sebagai pelajaran agar diambil hikmah dan korelasinya dengan kondisi akhir zaman saat ini. Imam Al-Qurthubi juga menulis hadits ini ketika ia menjelaskan tentang Tafisr Firman Allah Ta’ala: “Bahan bakar neraka adalah manusia dan batu.” (QS. Al-Baqarah, 2: 24).[5]Berikut riwayatnya;

Ibnu Mubarak meriwayatkan dari Al-Abas bin Abdul Muthalib[6] Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam:
“Agama ini akan menang, sehingga melintas lautan, dan sehingga lautan itu dimasuki pasukan berkuda (yang berperang) di jalan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Kemudian, datanglah beberapa kaum yang membaca Al-Quran. Lalu, apabila telah usai membacanya, mereka berkata: “Siapakah yang lebih pandai membacanya daripada kami? Siapakah yang lebih alim daripada kami?”
Kemudian Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam menoleh kepada para sahabatnya seraya berkata:
“Apakah kamu melihat kebaikan pada orang-orang itu?”
Mereka menjawab; “Tidak.”

Nabi bersabda:
“Mereka itu dari kalangan kamu juga. Mereka itu dari kalangan umat ini. Tapi mereka itulah bahan bakar Neraka.”[7]

Ambil hikmahnya karena ibadah bukan untuk berbangga-bangga, melainkan ibadah itu karena Allah Ta’ala. Membaca Al-Quran adalah salah satu bentuk amalan mulia, maka jangan kita berbangga-bangga dalam melantunkannya.Sifat bangga selalu berbanding lurus dengan sifat merendahkan orang orang lain. Kalau seseorang membanggakan dirinya, amalannya, maka secara otomatis ia telah merendahkan yang lain. Ini adalah sifat-sifat tidak terpuji.

Al-Quran tidak pantas dijadikan sebagai ajang pertandingan untuk membangga-banggakan diri, nama negara, kampung. Dan Al-Quran bukan pula dibaca untuk meraih pujian. Duhai buruk sekali andai saja mereka tahu. Sedangkan syaitan menyukai ketidaktahuan seorang hamba, hingga ia membuatnya bertambah jauh kesesatannya, maka ia menjadi jahil. Ketahuilah, pena tidak diangkat dari orang yang bodoh.
Al-Quran itu dibaca dan diamalkan. Demikianlah, tiada pujian kecuali hanya kepada Allah Ta’ala. 

wallahu'alam

[1] HR. Al-Hakim, Kitab Al-Mustadrak (No. 7883).
[2] At-Tadzkirah, Imam Al-Qurthubi, jilid 2, hal 557 [Kami mengira maksud dari perkataan Mak-hul adalah orang yang tampak alim, tapi sebenarnya durhaka kepada Allah swt].
[3] At-Tadzkirah, Imam Al-Qurthubi, jilid 2, hal 558.
[4] At-Tadzkirah, Imam Al-Qurthubi, jilid 2, hal 558.
[5] Lihat Kitab At-Tadzkirah, Imam Al-Qurthubi, jilid 2, hal 78.
[6] Sanad lengkapnya adalah; Ibnu Mubarak meriwayatkan hadits ini dari Musa bin Ubaidah, dari Muhammad bin Ibrahim bin Harits At-Taimi, dari Ibnu Al-Hadi, dari Al-Abbas bin Abdul Muthalib Radhiyallahu Anhu. Hadits dikatakan dhaifkarena keberadaan Musa bin Ubaidah dalam sanadnya—lihat catatan kaki Kitab At-Tadzkirah, Imam Al-Qurthubi, jilid 2, hal 78.
[7] Hadits dikutip dari Kitab At-Tadzkirah, Imam Al-Qurthubi, jilid 2, hal 78.

Refrensi : fajarcoid



0 comments:

Post a Comment

Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih