Oleh : M ashabus samaaun
firaun lambang kesombongan |
DAMPAK DAN BAHAYA SIFAT SOMBONG
Sebenarnya ada banyak dampak buruk atau bahaya dari sifat sombong ini, namun kita akan menyebutkan pokoknya saja, diantara adalah:
Pertama, Tidak senang pada saran apalagi kritik.
Hal ini karena ia sudah merasa sempurna, tidak punya kekurangan, merasa jalannya paling benar dan merasa ia golongan yang selamat dan pasti masuk surga. Apalagi bila kesombongan itu tumbuh karena usianya yang sudah tua dengan segudang pengalaman dan ilmu agama yang mapan, ia akan semakin menyombongkan diri kepada pencari ilmu yang lebih muda dan kepada masyarakat sekitarnya, karena ia anggap kebanyakan umat islam adalah awam dan ia sendiri paling alim.
Ia
tidak mau menoleh ketika tidak dipanggil pak Ustadz, pak Kyai, Pak Haji. Ia
memandang remeh orang yang ilmunya belum setara dengan dia, ia tidak mau
menegur sapa dengan orang yang ia pandang lebih rendah ilmunya, dan tidak
sepaham dengannya. Apalagi karena dia merasa mendapat gelar intelek atau
sarjana. Kesombongannya tambah berlipat ganda. Namun tak sadarkah dia, bahwa ia
sedang menumpuk dosa-dosa besar yang nyata. Diakhirat nanti menjadi api yang
siap membakar semua amal shalihnya, dan menjadi siksa pedih baginya.
Naudzubillah.
Kedua, Tidak senang terhadap kemajuan yang dicapai orang lain,
Kedua, Tidak senang terhadap kemajuan yang dicapai orang lain,
Hal
ini karena apa yang menjadi sebab kesombongannya akan tersaingi oleh orang itu
yang menyebabkan dia tidak pantas lagi berlaku sombong, karenanya orang seperti
ini biasanya menjadi iri hati (hasad) terhadap keberhasilan, kemajuan dan
kesenangan yang dicapai orang lain, bahkan kalau perlu menghambat dan
menghentikan kemajuan itu dengan cara-cara yang membahayakan seperti memfitnah,
mencaci, mencela permusuhan hingga pembunuhan.
Bahkan
lebih buruk lagi diantara mereka memfitnah dan mencela dengan atas nama agama,
berdebat dengan dalil Qur'an dan Hadits hanya untuk menumbangkan reputasi
golongan lainnya, mereka berdebat bukan semata-mata mencari kebenaran, tapi
barangkali untuk mencari keributan. Sehingga Islam menjadi terkesan jelek
karena katanya inteleknya sibuk ribut sendiri. Sangat pantas bila seorang yang
sombong itu masuk neraka, karena agama telah direndahkannya dan
diinjak-injaknya dengan perilaku kesombongannya. Ia tak peduli salah dan benar
yang penting rasa bangga dirinya terpenuhi. Semua ilmu yang telah ia pelajari
sirna seketika dalam hatinya. Ibarat ilmunya hanya masuk sebatas kerongkongan
saja. Tunggulah waktunya, diakhirat ilmunya akan menjadi penuntut bagi segala
tingkah lakunya. Dia mendapatkan hisab yang sangat berat diakhirat.
Ketiga, Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar,
Ketiga, Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar,
Itu karena kesombongan telah menutupi mata hati mereka. Sehingga peringatan dari al-Qur'an, hadits, dan apalagi cuman nasehat manusia tidak digubris sama sekali karena takut bila mereka mengatakan "oh iya, anda benar dan saya yang salah, maafkan kehilafan saya". Atau mereka mengakui kesalahan mereka. Mereka takut harga diri / reputasi mereka jatuh, padahal anggapan kosong seperti ini adalah desas desus iblis yang ditiupkan kepada hati yang sombong. Padahal tidak ada cela bagi orang yang bertaubat, karena manusia memang tempat salah dan dosa. Sungguh orang sombong pasti menemui kebinasaan.
Hal ini difirmankan Allah Swt di dalam Al-Qur'an: Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan (QS An-Naml [27]: ayat 14).
Keempat,
Sombong merupakan sifat warisan iblis laknatullah
Sifat
sombong ini sebenarnya sifat jelek "tertua" dari yang pernah ada.
Karena pada jaman dahulu sebelum bangsa manusia (bani adam) diturunkan kebumi.
Iblis diperintah untuk bersujud (tunduk dan patuh) kepada nabi Adam as. Namun
karena dia merasa lebih tinggi kedudukannya daripada adam dia (iblis) menolak
dengan kesombongan. Dan hal itu ia lakukan terang-terangan dihadapan Allah.
Sehingga segala kemuliaan iblis sebagai pemimpin para malaikat dicabut dan
diganti dengan kehinaan dineraka jahanam. Naudzubillah
"Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
(sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir" (QS. Al Baqarah:34)
Kelima, Dibenci Allah Swt , yang menyebabkannya tidak akan masuk surga-Nya
Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw yang mulia dalam mukadimah tulisan ini yaitu tidak akan masuk surga siapapun manusia yang didalam hatinya ada kesombongan meski seberat biji sawi. Meskipun amalnya seberat bola bumi akan tetapi hal itu tiada berarti dihadapan-Nya. Karena Allah SWT sangat benci sifat sombong .
didalam al-Qur'an, Allah Swt berfirman:
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman:18)
Dan
juga senada dalam ayat lainnya
"Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (beribadah) akan masuk
neraka jahannam dalam keadaan hina dina" (QS. 40:60)
INILAH
SEBURUK-BURUK KESOMBONGAN DUNIA DAN AKHIRAT
Diantara
manusia mempunyai tingkatan-tingkatan kesombongan yang berbeda-beda. Dari kesombongan
yang kecil tidak terlihat semacam, berbisik dalam hati "aku ternyata
pinter ya, aku ternyata lebih cantik ya, aku ternyata baik ya dibandingkan dia"
dsb. Sampai kepada kesombongan tingkat yang tertinggi yaitu sombong yang
dinyatakan terang-terangan diikuti celaan dan hinaan dan tindakan kezaliman
kepada sesama manusia dan sombong dalam hal keilmuannya.
Karena
jika manusia sudah menyombongkan diri dengan keilmuannya otomatis ilmunya akan
digunakan untuk memuaskan hawa nafsunya dalam berbangga diri dan merasa dirinya
tinggi dihadapan orang lain. Dia rela mengorbankan akhiratnya hanya supaya
reputasi (kehormatannya) naik dihadapan orang banyak. Dia menjual agama untuk
dunia. Jika kesombongan itu menimpa orang berilmu (orang alim). Iapun akan tega
menggelincirkan atau memutarbalikan dalil kebenaran/ fakta (kenyataan) semisal
yang salah jadi benar, benar jadi salah. Berfatwa tidak sesuai dengan aturan
agama, akan tetapi sesuai hawa nafsunya, karena takut ia dicela penguasa, atau
mungkin ia takut kemuliaanya dihadapan penguasa jadi turun jika berfatwa benar
sesuai syari'at. Sehingga dampaknya banyak orang yang terzalimi akibat kelakuan
bejad si "alim" tersebut. Itulah bahaya sifat sombong bagi orang
berilmu (alim), ilmunya sama sekali tidak bermanfaat. Banyak menyebabkan
kerugian bagi dirinya dan orang lain bahkan menyebabkan dia terjerumus kedalam
neraka jahanam sejauh langit dan bumi. Naudzubillah.
Belum
lagi dampak kesombongan adalah ia tertipu ilmunya sendiri, Orang jawa
mengatakan "pinter keblinger, karena terkadang ucapan lidah
tak sesuai dengan perbuatannya. Mulutnya barangkali sering teriak 'ayo
berdakwah 'ayo berjihad' akan tetapi saat ia sendirian berkelakuan bejat.
Didepan orang banyak memperbanyak bacaan dzikir dan ibadah tetapi saat dihadapan
Allah (sendirian) ia berbuat maksiat. Terkadang penampilan tak se'alim' yang
hatinya yang dipenuhi kotoran syahwat. Didepan orang banyak ia pura-pura
menundukkan pandangan tetapi saat ia sendirian ia malah mengumbar pandangan
kepada yang haram.
Penampilan
luar tidak pernah identik dengan karakter aslinya. Ia bahkan rela
menjelek-jelekan dan mengorbankan kehormatan saudaranya dan demi
memuaskan hawa nafsunya. Sombong bagi orang berilmu menyebabkan kemunafiqan
yang dahsyat, munafiq adalah calon penghuni jahanam. Meskipun ia banyak beramal
tapi dihadapan Allah bagaikan debu yang berterbangan.. Jika anda pernah
mendengar dongeng kisah nyata tentang si Alim (ahli ilmu) atau si Abid (ahli
ibadah) yang masuk neraka dan sibejat yang masuk surga, maka jangan heran
karena itu sebenarnya bukan ketidakadilan-Nya, tapi karena factor utamanya
adalah masalah hati. Hati yang sombong memang tidak pantas sama sekali memasuki
surga-Nya. Naudzubillahi min dzalik
Mengutip nasehat ulama besar penulis Buku terkenal berjudul Al-Kabair (dosa-dosa besar). Beliau adalah Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah , beliau pernah berkata dalam tulisannya
,
"Kesombongan
yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia
dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi
orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya.
Barangsiapa
yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang
khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan
untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan
meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan
yang lurus dan akan binasa.
Barangsiapa
yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang
remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka,
maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar.
Tidak
akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun
hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah."
(dikutip
dari kitab Al Kabaa'ir ma'a Syarh li Ibni al 'Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul
Kutub 'Ilmiyah.)
Nasehat
terakhir dari kami untuk diri kami dan para pembaca dan kaum muslimin. Mari
kita hancurkan berhala yang tidak terlihat (sifat ujub, sombong, dan
bangga diri) dalam hati manusia, dari yang kecil maupun yang besar. Jangan
remehkan kesombongan meski sekecil apapun, karena khawatir terbawa sampai mati
sehingga menyebabkan terhalangnya masuk surga. Sombong itu hakikatnya sifat
berhala, karena orang sombong seakan-akan dia beramal untuk dirinya sendiri,
bisa dikatakan hakikatnya ia menyembah dirinya sendiri bukan menyembah
Allah. Sombong adalah syirik terbesar.
Terakhir
kami bawakan syair islam semoga menjadi pencerah jiwa kita, semoga menjadi
penerang ditengah gelapnya dunia hati ditengah zaman globalisasi yang bergaya
hidup memuja materi, memperutkan syahwat dan sifat egois yang dituruti.
Dan gila popularitas yang amat ganas telah banyak menjangkiti nurani, sehingga
bumi seakan-akan kering kerontang bagaikan dunia yang mati, penduduknya ibarat
'zombi' yang tidak tahu ia hidup atau ia mati. Kemanakah ia berjalan entah
kanan atau kiri, yang penting bersenang-senang sampai mati. Itulah Globalisasi,
tanda akhir zaman tlah Nampak sekali.
Wallahu'alam
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih